Figuran 18

23.8K 2.9K 226
                                    

"Aiden."

"Maaf mammy," lirih pemuda itu.

Soraya memijit kepalanya pusing, sungguh ia sebenarnya kecewa dengan apa yang terjadi, tapi ia tidak bisa menutupi kemungkinan wanita yang di setubuhi anaknya itu akan hamil.

"Kamu udah cari dia?"

Aiden mengangguk, semenjak hari itu memang dirinya selalu mencari jejak wanita itu, namun selalu berakhir dengan cerita seorang gadis yang jatuh ke jurang dan kemungkinan mati dan tenggelam.

Aiden sebenarnya tau perubahan dirinya itu ada sangkut pautnya dengan wanita itu, namun ia terus menyangkal hingga orang tuanya tau.

"Aiden udah cari dia setiap pulang sekolah, dan engga pernah ketemu ma," lirih pemuda itu.

Soraya menyentuh dagunya pelan, wanita paruh baya itu tau kejadian itu, mengingat ia selalu menempatkan bodyguard di sisi putranya tanpa di ketahui.

Ia juga mengetahui wanita itu pasti masih hidup, Hal ini ia yakini karena tidak menemukan jasad apapun di jurang yang bersungai itu.

Hal itu membuat Soraya harus mengeluarkan biaya besar untuk ikut mencari calon menantunya itu.

"Mammy udah kirim orang terpercaya untuk mencari wanita itu."

Aiden yang tadinya menunduk langsung menatap mammynya dengan binar bahagia.

Soraya terkekeh, ia tau selain perubahan tentang pola makanan laki-laki itu, anaknya diam-diam mencari tau tentang wanita yang sempat ia tiduri itu.

Mengingat Aiden masih berpikiran pendek, tentunya ia belum mampu menemukan wanita itu dalam waktu singkat.

"Papi bakal sampai hari ini."

Aiden mengangguk, ia yakin kehadiran papinya akan mempermudah kesempatan untuk menemukan gadis itu.

Ponsel Soraya bergetar, ia menekan tombol hijau untuk mengangkat telfon itu.

"Halo."

"Dia masih hidup sayang!"

Soraya menjauhkan ponsel itu dari telinganya, jujur saja ketika suaminya itu mengetahui anaknya menanam benih di perut seorang gadis, ia malah sangat senang.

Bukannya kecewa, ia malah senang karena akan mendapatkan cucu yang sudah sangat ia nantikan.

"Kamu tau lokasinya?"

"Tau dong, dia satu sekolah sama bocil tengik itu."

Aiden yang mendengar itu mendelik, papinya mengejeknya.

Namun mendengar bahwasanya wanita itu satu sekolah dengannya ia tidak bisa beraksi apa pun.

"Ternyata gue terlalu bodoh, sampai lo yang di sekitar gue aja ga bisa gue sadari," batin Aiden.

"Kamu kapan sampai?" tanya Soraya melirik anaknya yang sudah mencak-mencak ingin berbicara dengan papinya itu.

"Aku langsung ke rumah calon mantu."

Aiden dengan cepat merebut ponsel Soraya.

"Aa papi ga boleh duluin Eden!"

Pria paruh baya yang ada di ujung sana malah tertawa keras.

"Papi kirim alamatnya, yuk si paling cepat Sampai."

"Siapa yang duluan, bayi dalam perut calon mantu punya dia."

Aiden yang mendengar itu langsung membuka ponselnya, ia melihat papinya sudah mengirimkan alamat wanita itu.

Tanpa ba-bi-bu ia langsung menjalankan motornya kearah lokasi tersebut.

Figuran? Yeah it's me. Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum