Figuran 17

22.5K 2.5K 41
                                    

Laila menarik salah satu novel yang ada di perpustakaan, karena sekarang masih jam pelajaran ia meminta izin kepada pengurus perpustakaan untuk membaca.

Dengan senang hati guru yang ada di sana mengizinkan, karena ia juga memiliki kepentingan mendadak.

"Ibu mau ke ruang kepala sekolah, kamu nanti tolong catat nama orang yang antar dan jemput buku ya."

Laila mengangguk, ia dengan patuh duduk di tempat guru yang biasanya menjadi penjaga perpustakaan.

Selang beberapa menit ada seorang murid laki-laki mendatanginya, pemuda itu menyerahkan satu buku paket yang di pinjamnya dua hari yang lalu.

"Namanya siapa kak?"

"Reno Adiran."

Laila mendongak menatap wajah pemuda itu, ia merasa tidak asing dengan wajah yang ada di hadapannya.

"Adirana?"

Reno terkejut ketika gadis itu mengucapkan sambungan nama belakangnya.

"Kenapa lo tau?"

Laila berdehem, ia salah seharusnya ia tidak asal bicara, tidak mungkin bukan ia mengatakan bahwasanya ia dari dunia nyata lalu tiba-tiba masuk kedalam novel yang isinya adalah mereka semua.

Bisa-bisa mereka akan beranggapan bahwasanya dirinya ini gila.

Di dalam novel di ceritakan bahwasanya Reno akan mati ketika hendak menyelamatkan protagonis wanita saat antagonis wanita akan menabraknya.

Rena yang melihat itu dengan panik, dengan nekat ia mendorong tubuh sang Protagonis hingga ialah yang menjadi sasaran dari tabrakan itu.

Laila bergidik ngeri mengingat tubuh Reno yang berlumuran darah, adegan itu di jelaskan secara rinci di dalam novel.

"Em anu, cuma nebak aja."

Reno yang tidak mau memperpanjang masalah hanya mengangguk oke saja.

Setelah buku itu di kembalikan, Reno pergi meninggalkan Laila.

"Adek laper ga?"

Laila bertanya kepada bayi yang ada di dalam perutnya, entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, perutnya sudah mulai terlihat.

Akhir-akhir ini juga Laila mudah merasa lelah, entah itu lelah hanya karna berjalan agak jauh, juga lelah karena melihat orang-orang jalan kesana kemari.

"Nanti kalau adek lahir mau di beliin apa sama Bunda?"

Laila sudah menetapkan panggilan untuk mereka, ia akan memanggil anaknya dengan sebutan adek dan dirinya sendiri bunda.

"Adek sehat-sehat ya di sana," ujarnya pelan.

__________________

"Silver, lo di suruh pulang sama bokap lo."

Bianca bersidekap dada menatap sepupunya itu, barusan ia mendapatkan kabar yang sangat membuatnya kecewa besar terhadap sepupunya itu.

Silver menatap heran Bianca yang memandangnya dengan pandangan kecewa yang amat besar.

"Gue kecewa sama lo," lirih gadis itu.

Tanpa menunggu respon pemuda itu, Bianca pergi meninggalkan Silver yang berada di rooftop karena sedang jam kosong.

Sebelum Bianca melewati pintu keluar, ia berbalik menatap satu kali lagi kata Silver masih dengan pandangan kecewanya.

"Pulang, sekarang."

Silver hanya mengangguk, ia dengan pelan berdiri dari posisi duduknya, ia heran apa yang sebenarnya terjadi hingga Bianca menatapnya seperti itu.

Bahkan ketika Silver membentaknya gadis itu tidak bereaksi sama sekali.

Figuran? Yeah it's me. Where stories live. Discover now