Figuran 26

12.1K 1.5K 29
                                    

Suara guntur hujan terdengar saling bersahutan, pagi ini tepat pada pukul 06:00, hujan lebat mengguyur bumi.

Suara air yang menjatuhkan diri ke genteng terdengar seperti nyanyian untuk Laila.

Wanita berbadan dua itu tengah menikmati hujan lebat itu dengan tenang.

Ia membuka jendela kamar yang di sambut dengan guyuran air hujan yang begitu lebat.

Jika biasanya orang-orang akan menutup jendela ketika hujan lebat datang maka Laila sebaliknya.

Ia hanya akan membuka jendela pada waktu hujan saja.

Laila memejamkan matanya menikmati aroma khas hujan yang bertabrakan dengan benda-benda yang ada di permukaan bumi.

Air dari genteng mengalir menuju tanah yang sudah siap menampung cairan yang telah di persiapkan untuk turun.

Laila menjulurkan tangannya agar menyentuh air yang mengalir dari genteng tersebut, tanpa sadar ia tersenyum.

"Laila seneng di sini."

Ia membuka matanya ketika merasakan tubuhnya mulai merasakan sedikit kedinginan, ia perlahan menjauh dari jendela untuk mengambil jaket.

Tiba-tiba wanita berbadan dua itu ingin merasakan sejuknya air hujan.

"Sepertinya tidak buruk."

Laila keluar dari kamar dengan cara mengendap, ia melihat situasi dan kondisi yang tepat, agar bisa merasakan sensasi hujan yang ada di luar.

"Aman."

Laila berseru senang ketika tidak melihat Rahayu maupun Edo di ruang tamu, ia dengan cepat memasang jas hujannya dan berlari ke luar.

"Senengnya!"

Wanita berbadan dua itu berseru senang ketika tubuhnya yang berbalut jas hujan terkena derasnya hujan yang mengguyur bumi.

Laila mengadakan wajahnya ke atas, hingga wajahnya di timpa oleh puluhan tetesan hujan yang tampak bersemangat membuatnya basah.

____________

"Mami!"

Soraya yang baru selesai mandi menatap Aiden dengan alis terangkat.

Ada apa gerangan anaknya ini memanggil dirinya, biasanya anak itu tidak pernah banyak bicara sewaktu hujan lebat, karena pemuda itu takut hujan.

Entah apa yang pemuda takutkan, Soraya masih belum paham tentang itu.

Namun ketika di tanya, pemuda itu hanya menjawab dengan entengnya.

"Hujan itu berisik mi."

Setelah mendengar jawaban itu, Soraya ataupun Gara tak pernah mempertanyakan lagi tentang keengganan Aiden ke pada hujan.

Namun sepertinya hari ini ada yang berbeda, anaknya itu turun dari lantai dua dengan mantel hujan yang sudah terbalut di tubuhnya yang masih memakai baju tidur dengan motif Barbie.

Tampak sekali wajah pemuda itu yang sangat cerah, bahkan Soraya yakin api kompor dapur mereka pun akan minder melihat cahaya dari wajah pemuda itu pagi ini.

"Mami main hujan yuk!"

Soraya mengkode Aiden untuk mendekatkan dirinya, pemuda itu dengan patuh berjalan ke arah Soraya.

Aiden memeluk Soraya ketika sudah mencapai wanita paruh baya itu.

"Kenapa hm?"

Aiden menggelengkan kepalanya, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Soraya.

Pemuda itu bergumam tidak jelas di pelukan Soraya, membuat Soraya menarik kepala Aiden agar menghadap ke arahnya.

"Anak mami kenapa?"

"Hiks, mau main hujan!"

Soraya memejamkan matanya ketika Aiden merengek kepadanya, ia dengan pelan mengelus kepala Aiden dengan sayang.

"Nanti sakit."

Aiden menggoyang kepalanya heboh, seakan tidak setuju dengan apa yang di ucapkan oleh Soraya.

"Aiden kuat mi!"

Pemuda itu memperlihatkan otot tangannya, tak lupa menampilkan wajah yang begitu meyakinkan mencoba agar meluluhkan hati maminya.

Soraya terkekeh kecil melihat keantusiasan anaknya yang ingin bermain hujan.

"Yuk."

"Yes!"

"Papi, mandi hujan yuk!"

Gara yang tadinya bersembunyi di balik pintu langsung keluar ketika mendengar suara ajakan dari Aiden.

Soraya yang mendengar itu menatap suaminya dengan datar, sang empu yang di tatap mengalihkan pandangannya seakan tidak menyadari tatapan istrinya.

"Papi ayok."

Aiden menarik tangan Soraya ke arah Gara, pemuda itu menarik tangan Gara ketika melewati pintu.

"Ayok mandi hujan!"

_____________

"Tidak buruk."

Silver menikmati kopinya pagi ini, meskipun ia akhir-akhir ini menyukai hal-hal berbau feminim namun tak jarang ia masih tetap menikmati sensasi cairan hitam itu.

Silver menatap pemandangan hujan lebat yang ada di luar dengan kaca sebagai pembatas.

Tanpa sadar tangan Silver menarik jendela kaca itu, hingga sedikit demi sedikit tetesan hujan itu memasuki kamarnya.

Silver menyesap kopinya dengan mata tertutup, ia begitu menikmati sensasi hujan pagi ini.

Silver memejamkan matanya ketika merasakan beberapa tetesan air hujan mengenai wajahnya ketika angin kecil menghembuskan air hujan yang ada di luar.

"Jadi pengen mandi hujan."

Silver meletakkan kopinya ke atas meja, ia menarik kembali pintu jendela agar air hujan tidak memasuki kamarnya.

Silver menuruni tangga, ia berniat menghampiri Fahri untuk membicarakan tentang perihal perusahaan yang akan ia pegang itu.

Silver mengerutkan keningnya ketika tidak menemukan papanya di ruang kerja atau pun di kamar orang tuanya.

Ia mendatangi seorang asisten rumah tangga, menanyai apakah ia melihat Fahri.

"Pak Fahri ada di taman belakang den."

Silver mengangguk, ia mengucapkan terima kasih kepada asisten rumah tangga itu, tanpa membuang waktu ia mendatangi taman belakang sesuai informasi dari wanita tadi.

Sesampainya di sana, ia menyipitkan matanya ketika melihat Fahri, papanya tengah bermain hujan bersama para pekerja kebun.

Tampak mereka seperti anak-anak yang masih di bawah umur yang tengah menikmati indahnya masa kecil.

"Gue benci mengakui, kalo gue juga pengen ikutan."

Silver mengusap wajahnya agak frustasi, ia ingin ikut mandi hujan bersama dengan papanya, namun harga dirinya takut tersentil.

Apakah pemuda dengan wajah datar sepertinya akan biasa saja ketika bermain dengan hujan seperti Fahri dan para pekerja itu.

"Sil, main yok!"

Silver memandang Papanya dengan tatapan penuh arti.

Dengan pelan ia mendekat ke arah Fahri, bergabung dengan mereka.

Perlahan baju seragam yang silver kenakan mulai basah, memperlihatkan otot tubuhnya yang sudah terbentuk.

"Ternyata sangat menyenangkan."

____________

Happy 30 hari untuk cerita FYIM. ❤️

Ceritain pengalaman kalian tentang hujan di pagi hari dong. 😌🙌

See you next chapter. ☄️

Figuran? Yeah it's me. Where stories live. Discover now