Figuran 27

10.9K 1.5K 54
                                    

Hatchi

Hatchi

Hatchi

Aiden mengusap hidungnya yang dari tadi tidak mau berhenti bersin.

"Bandel."

Soraya mengusap kening Aiden yang berkeringat, wanita paruh baya itu menunda rapatnya pagi ini, karena setelah mandi hujan Aiden langsung demam.

"Hiks, mami."

Soraya mengelus kepala Aiden yang menangis setelah meminum obatnya agar tertidur.

Soraya menghela napas, ia melirik ke arah pintu, di mana Gara sedang mencuri-curi pandang ke arah mereka.

Gara menyembunyikan tubuhnya di balik pintu ketika melihat Soraya menatapnya.

Namun hal itu sia-sia, Soraya telah melihatnya, tanpa mengucapkan apa pun Gara tau bahwasanya istrinya menyuruhnya untuk mendekat.

Dengan kepala tertunduk Gara mendekati keduanya, tangannya ia sembunyikan di belakang tubuh, posisinya persis seperti seorang anak yang ketahuan melakukan kesalahan besar oleh ibunya.

"Sini."

Soraya menepuk-nepuk tangannya ke arah kasur di sebelah Aiden, sebenarnya kedua laki-laki beda umur itu sama-sama sakit, namun karena takut di marahi oleh Soraya, Gara mengelak ketika di bilang ia sakit.

"Aku ga sakit sayang."

Soraya menatap Gara tersenyum miring, apa katanya, tidak sakit? Lihatlah tubuh yang sebelumnya tegap itu sudah loyo.

Meskipun tau Gara sakit, Soraya paham akan sikap suaminya itu, ia tau Gara malu mengakui bahwasanya ia sakit hanya karena mandi hujan di pagi hari.

"Yang bilang kamu sakit siapa?"

Skakmat

Gara menelan air liurnya pelan, kalau begini sudah tidak ada harapan untuk menyembunyikan kegengsiannya.

"Hiks sakit yang."

Setelahnya Gara menjatuhkan tubuhnya ke arah Soraya yang tengah duduk di samping ranjang Aiden.

"Kepala aku sakit hiks."

Soraya mengelus punggung suaminya dengan pelan, sekarang Soraya baru ingat dari mana sikap manja dan cengeng Aiden muncul.

Meskipun Gara hanya akan cengeng ketika sakit, namun hal itu sudah membuktikan bahwasanya Aiden memang anak mereka, bukan tertukar di rumah sakit.

Tanpa sadar Soraya menghembuskan napas lega mengingat kemarin mereka mengira salah mengasuh anak selama ini.

"Hiks, yang sakit hiks."

Soraya hanya mengangguk mendengar tangisan dan aduan suaminya, ia melirik ke arah Aiden yang sudah tertidur setelah meminum obatnya.

Sebelah tangannya ia ulurkan untuk menyingkirkan rambut yang menghalang wajah Aiden.

Sedangkan sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk mengusap punggung Gara yang masih menangis.

"Makanya jangan bandel."

"Yang, maaf."

Soraya hanya diam, tidak menyahuti permintaan maaf dari suaminya.

"Yang hiks, maaf ya."

Masih sama, Soraya masih enggan menyahuti, meskipun tangannya tidak berhenti mengelus punggung suaminya.

"Hiks maaf, ga lagi mandi hujan pagi-pagi hiks."

Soraya mencoba melepaskan pelukan Gara, namun ternyata suaminya itu tidak mau, Gara memegang kuat-kuat baju yang di pakai istrinya.

Figuran? Yeah it's me. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang