Figuran 07

34.9K 3K 42
                                    

Laila merasakan sesuatu beraroma minyak kayu putih di sekitarnya, ia perlahan membuka mata.

Sepasang netra biru muda itu terbuka secara perlahan.

"Maaf Bude, Laila tadi lari-lari."

Rahayu menghela napas, sudah ia duga wanita berbadan dua ini sudah mulai berani melakukan hal-hal yang tidak pernah di lakukannya.

Seperti tidak menuruti perkataan Rahayu beserta orang-orang terdekatnya.

Tampaknya hormon kehamilan wanita itu sangat berpengaruh besar dalam segala tingkah lakunya.

Lihatlah, belum sampai satu bulan, Laila sudah banyak melakukan kesalahan yang terlihat sepele, namun kenyataan bisa membahayakan janinnya yang masih rentan.

"Laila inget kan, di sini ada adek."

Rahayu menarik tangan Laila menuntunnya ke arah perutnya sendiri.

"Hiks iya, ada adek hiks."

"Adek, Laila hiks minta maaf hiks."

Akhirnya seperti biasa Laila menangis setelah melakukan kesalahan lagi yang mampu membahayakan kesehatan janinnya.

"Udah-udah, sekarang kita pulang, tadi anak laki-laki yang bantu kamu udah pulang juga."

Laila ingat, laki-laki berambut pirang itu ialah tokoh novel yang tidak Laila ingat perannya, ia sungguh mengutuk otaknya yang tidak mampu menyimpan memory dalam jangka waktu yang lama.

Rahayu membantu Laila bangkit dari ranjang UKS, ya Silver dengan baik hati membawa Laila ke UKS ketika mengetahui gadis itu pingsan.

Rahayu yang melihat dari kejauhan langsung berlari menuju Silver dan mengatakan ucapan terima kasih karena telah membantu Laila.

Silver hanya mengangguk kemudian memandang Laila cukup lama lalu berlalu pergi.

Rahayu sedikit bingung ketika melihat tatapan laki-laki itu pada Laila, namun ia tak ambil pusing.

"Bude," panggil Laila pelan.

"Mau sesuatu?"

Laila mengangguk malu-malu kucing, ia menyelipkan helaian rambutnya dengan pipi merona.

"Itu anu, em Laila pengen jalan-jalan."

Rahayu tanpa pikir panjang mengangguk menyetujui, ia hanya sedikit heran biasanya juga jika wanita itu ingin sesuatu tidak pernah meminta izin dulu, selalu langsung mengajak, seperti kemaren sore.

"Bude ke pantai yuk!"

Lalu hari ini, wanita itu meminta izin dengan tampak malu-malunya itu.

"Tapi cuma pengen berdua sama adek."

Laila menghentikan langkahnya ketika mendengar keinginan gadis itu, pantas saja anak ini meminta izin.

"Kamu yakin?"

Laila mengangguk semangat seraya mengangkat genggaman kecil tangannya ke atas.

Rahayu hanya bisa mengangguk memberikan izin, meskipun di larang ia yakin wanita berbadan dua itu pasti akan tetap pergi.

Entah siapa ayah dari anak yang di kandung oleh Laila, tapi Rahayu merasakan sifat keras kepala dan tidak mau di bantah gadis itu bermula dari Laila yang positif hamil.

"Hati-hati ya nak."

Laila memeluk Rahayu karena merasa senang, entah dari pikiran mana ia malah ingin sekali berkunjung ke club yang pernah menjadi tempat Laila asli bekerja.

Figuran? Yeah it's me. Where stories live. Discover now