Figuran 20

26K 2.7K 137
                                    

"Buka mulutnya."

Laila menerima suapan dari Gara, ia sekarang tengah anteng duduk di antara dua pria paruh baya yang kita kenal sebagai ayah dari kedua pemuda berseragam SMA itu.

"Laila udah kenyang," ucapnya lirih seraya mengusap perutnya pelan.

Fahri yang melihat itu bertepuk tangan riang, seperti melihat sesuatu yang menyenangkan.

"Mantu pengen sesuatu lagi gak?"

Fahri bertanya pelan, ia sangat ingin memberikan yang terbaik untuk cucunya kelak.

Laila menggelengkan kepalanya pelan, sebenarnya ia agak kaku setelah sadar dari acara ngidamnya tadi.

"Kamu kok gemes banget si," gemas Fahri sembari menoel-noel pipi Laila.

Laila hanya menyengir mendengar itu, ia mencoba untuk tetap santai, ia sekarang menyadari bahwasanya Silver dan Aidenlah yang membuatnya seperti ini, sebenarnya Laila sudah pernah berpikir demikian namun ia selalu menyangkalnya.

Dengan berat hati Laila mencoba menerima semua hal ini, pasti nantinya ia akan kembali ketubuhnya yang dulu kan?

"Kamu mikir apa?"

"Ga mikir apa-apa kok om," jawab Laila.

"Panggil papi aja, biar sama kayak Aiden."

Laila mengangguk, ia melirik ke arah Fahri.

"Panggil papa biar sama kayak Si Sisil."

Laila mengerutkan keningnya pelan, siapa Sisil pikirnya.

Sedangkan Silver yang mendengar itu mendelik kesal, apa-apaan panggilan papanya itu, pikirnya.

Meskipun di rumah ia selalu di panggil dengan panggilan nama perempuan itu, ia tentu tidak suka jika panggilan itu di ketahui oleh orang lain.

"Pftt."

Aiden menutup mulutnya yang hampir menyemburkan tawa, ia menahan mati-matian mulutnya yang ingin tertawa ngakak.

"Sisil," ejek Aiden pada Silver yang ada di samping maminya.

Sekarang posisi mereka di buat saling berhadapan.

Laila berada di tengah antara Fahri dan Gara, sedangkan Silver berada di samping Soraya, Aiden di samping Diana.

Jadi mereka posisinya saling berhadapan ya.

Aiden Diana Soraya Silver

Meja

Rahayu Gara Laila Fahri

Kira-kira gitulah posisi mereka, semoga memudahkan imajinasi teman-teman.

Silver yang mendengar ejekan Aiden padanya berancang-ancang ingin menerjang pemuda itu.

Namun urung ketika melihat Soraya menatapnya datar.

"Cih anak mami," batin Silver kesal.

Hari itu mereka selesaikan dengan banyak suasana, Silver dan Aiden yang menemukan titik terang dari perubahan mereka, hingga kehadiran calon bayi yang ada di perut Laila.

Dalam hatinya Aiden memanjatkan do'a untuk kesehatan untuk calon anaknya, ia hanya bisa berharap gadis itu akan memaafkan mereka atas kesalahan yang telah berlalu.

Meskipun jika di lihat dari kondisi sekarang, Laila tampak biasa saja dengan itu, namun tidak ada yang tahu isi hati seseorang kan.

Figuran? Yeah it's me. Where stories live. Discover now