PART 32

94 35 1
                                    

•Happy Reading•

Tok Tok

Visha menolehkan kepalanya ke arah pintu ketika ada seseorang yang mengetuknya.

"Ini gue, Sha." Suara bariton terdengar jelas ditelinganya.

Itu suara Arzan. Visha yakin dengan hal itu.

"Masuk," sahut Visha dari dalam.

Tak lama pintu itupun terbuka. Menunjukkan sosok Arzan yang berdiri di ambang pintu.

Laki-laki itu melangkah mendekat ke arah Visha. Lalu ia tersenyum, "Gue seneng bisa lihat lo lagi, Sha," ucapnya.

"Gue minta maaf ya, Sha? Gue minta maaf karena udah bikin lo ada disini," ucapnya sembari memegang erat tangan gadis itu.

"Gue minta maaf atas sikap gue malam itu. Gak seharusnya gue biarin lo diluar dan pulang sendirian, Sha."

"Gue laki-laki jahat. Gue egois."

Detik berikutnya Visha langsung memeluk Arzan dengan begitu eratnya. "Lo gak sepenuhnya salah, Zan," ucapannya seraya menggelengkan kepalanya.

"Lo kaya gitu karena gue. Gue udah bikin lo kecewa. Gue minta maaf, ya?"  ucap Visha sembari melepaskan pelukannya.

Arzan menarik sudut bibirnya. Kemudian ia membenahi poni Visha yang sedikit menutupi mata gadis itu.

"Akhirnya gue bisa lihat mata cantik lo lagi, Sha," ucapnya dengan senyum yang mengembang.

Senyuman yang begitu teduh bagi Visha. Senyuman yang membuat dirinya merasa begitu dicintai. Senyuman yang ingin ia lihat selama mungkin.

"Kita jangan kaya gini lagi, ya, Zan? Gue gak mau kita asing. Gue takut," ucap Visha dengan suara yang bergetar. 

Arzan mengangguk. "Gue gak akan biarin kita asing, Sha. Gue juga takut.

"Gue takut kehilangan lo. Gue takut kehilangan semua hal-hal indah yang pernah kita ciptakan. Gue mau semuanya kekal. Gue mau perasaan yang gue punya buat lo abadi, Sha," ucapnya.

"Selamanya, lo akan ada disini, Sha," ucap Arzan seraya membawa tangan Visha ke dada bidangnya.

Visha tersenyum, "Zan, cintai gue semampu lo, ya. Jangan terlalu dipaksa," ucapnya sembari menggeleng kecil.

"Gue takut nanti ada hari dimana gue bikin lo sakit, Zan," lanjutnya.

"Kalau sama lo, gue gak akan sakit, Sha," sahut laki-laki itu. 

Untuk beberapa saat hening. Sampai akhirnya Arzan kembali mengeluarkan suaranya.

"Sha, gue bingung," ucapnya pelan.

"Sebenarnya sejauh ini kita apa?"

Pertanyaan itu membuat Visha diam tak berkutik. Mulutnya tiba-tiba terasa kaku untuk mengeluarkan suara.

"Lo cinta sama gue, kan?" tanya Arzan.

Perlahan Visha menganggukkan kepalanya. "Gue cinta dan gue sayang sama lo, Zan," ucapnya pelan.

Arzan menghela nafas lega. Bibirnya mengukir sebuah senyuman indah. Ia merasa bahagia karena akhirnya kalimat tersebut dapat ia dengar sendiri dari mulut gadis dihadapannya itu.

"Jangan pernah tutupin perasaan lo lagi, ya, Sha? Gue gak mau menebak-nebak lagi," ucapnya dan dibalas anggukan oleh Visha.

"Sha," Arzan berucap sembari menatap lekat mata Visha.

"Iya?"

"Apa lo mau jadiin gue sebagai laki-laki yang lebih spesial dari laki-laki lain?"

"Maksudnya?" Visha mengangkat kedua alisnya bingung.

Lantas (END)Where stories live. Discover now