PART 2

304 92 20
                                    

•Happy Reading•

3 MINGGU KEMUDIAN

Setelah 3 Minggu libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari dimana Visha akan memulai sekolahnya di kelas XII. Senang sekali rasanya.

"Hati-hati, Nak. Jangan ngebut." Peringat Astrid saat Visha pamit padanya.

"SIAP, IBU," sahut gadis itu.

Setelah Visha menyalim tangan Astrid, ia kemudian menaiki motor maticnya dan mulai melajukannya.

Sudah sekitar 25 menit ia mengendarai motornya. Kini ia sudah tiba di sekolah dan memarkirkan motornya di parkiran sekolah yang sudah lumayan padat akan kendaraan siswa lainnya.

"VISHAAA!" Lengkingan suara seorang wanita terdengar jelas di telinga Visha. Ia mengenal jelas siapa pemilik suara itu.

Ia pun menoleh ke belakang dan mendapatkan sudah ada Davina Veronica dibelakang nya. Gadis dengan lesung pipi yang cukup dalam itu merupakan teman dekat Visha selama mereka bersekolah disini.

"Kok tumben lo naik motor? biasanya kan di antar," ucap Vina saat ia sudah berada disebelah Visha.

"Ibu lagi gak enak badan," jawab Visha.

"Semoga cepat sembuh, ya, Tante Astrid," ujar Vina.

"Aamiin."

Kring Kring

Bel sekolah berbunyi. Sontak Visha dan Vina mempercepat langkah mereka agar segera sampai di kelas baru mereka.

"Permisi?" Visha dan Vina menghampiri seorang laki-laki yang sedikit asing bagi mereka. Mungkin dia murid baru, pikir mereka berdua.

"Lo boleh minggir? gue sama temen gue mau duduk," ucap Visha.

Seseorang yang sedari tadi fokus pada ponselnya kini menatap Visha dan Vina. Ia mengerutkan keningnya.

"Lo siapa nyuruh gue pergi?"

"Gue sama temen gue udah booking tempat duduk ini sebelum liburan kenaikan kelas kemarin," jawab Visha seadanya.

"Ini tempat duduk gue dari dulu! jadi lo gak berhak nyuruh gue buat minggir." Laki-laki itu kembali mengalihkan pandangannya kembali ke ponselnya. Tidak peduli dengan keberadaan dua gadis dihadapannya.

"Dulu?" beo Vina bingung.

"Oh, jadi lo gak lulus, ya? pantesan," ucap Visha dengan muka sinisnya.

Laki-laki itu adalah Arzan. Ia meletakkan meletakkan ponselnya ketika mendengar penuturan dari Visha. Ia berdiri dan menatap Visha dengan tajam. "Pantesan kenapa?"

"PANTESAN BELAGU!" Visha berteriak tepat didepan wajah laki-laki itu.

"KALAU GUE BELAGU KENAPA EMANG? MASALAH BUAT LO?" Sahut Arzan dengan suara yang tidak kalah kerasnya.

Arzan masih menatap Visha tajam.

"MASALAH! GUE GAK SUKA SATU KELAS SAMA COWO BELAGU KAYAK LO!" ucap Visha yang juga menatap Arzan dengan tatapan tajam.

Lantas (END)Where stories live. Discover now