PART 25

83 38 1
                                    

•Happy Reading•

"Buat apa gue ceritain lebih banyak tentang sosok almarhum Bapak ke lo, Zan?"

"Kalau sebenarnya gue udah lihat hampir semua sifat Bapak ada di diri lo," ucap Visha dengan mata teduhnya menatap Arzan lekat.

Sedangkan laki-laki itu hanya diam. Tubuhnya tiba-tiba mematung tat kala mendengar penuturan Visha barusan.

"Sejauh ini lo masih belum suka sama gue, ya, Sha?" tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari mulutnya.

Visha diam. Kepalanya tertunduk.

Saat itu juga Arzan beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Visha.

"Gue mau sekarang lo kasih gue jawaban yang pasti, Sha."

"Tolong kasih gue jawaban yang jelas."

"Gue gak bisa terus-terusan kaya gini. Setiap hari gue menebak-nebak perasaan lo ke gue, Sha."

"Di satu titik gue yakin lo punya perasaan ke gue, tapi di titik lain kayaknya gue yang terlalu berharap sama lo." Arzan berucap sembari menatap gadis yang sedari tadi menunduk.

Detik setelahnya tangan Arzan tergerak untuk memegang dagu Visha. Lalu mengangkatnya agar ia bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu.

"Tolong kasih gue titik terang, ya, Sha," ucap Arzan dengan tangan yang masih memegang dagu Visha.

Visha menggeleng.

"Apa yang buat lo sesusah itu untuk buka hati lo buat gue?"

Visha tak menjawab apapun. Gadis itu malah beranjak dari duduknya dan melangkah menuju meja belajarnya. Ia membuka laci meja belajar itu, mengeluarkan secarik kertas dari dalam sana.

Setelah itu ia kembali melangkah menuju Arzan.

"Vina punya perasaan yang tulus buat lo, Zan," ucapnya sembari memberikan secarik kertas tersebut.

"Vina?" kening Arzan mengkerut. Lalu ia membaca tulisan yang ada di secarik kertas putih itu.

"Gue rasa gue egois kalau gue terima cinta laki-laki yang menjadi cinta terakhir almarhum sahabat gue," ucap Visha dengan suara pelan, namun masih dapat didengar oleh Arzan disampingnya.

Setelah Arzan selesai membaca tulisan itu, ia mengalihkan pandangannya pada Visha. Namun, tidak mengucapkan apapun.

"Gue sendiri gak tahu sejak kapan Vina punya perasaan buat lo, Zan. Mungkin jauh sebelum gue menjatuhkan hati gue ke lo," ucap Visha ketika melihat mata Arzan yang penuh tanda tanya.

"Jadi, Vina adalah alasan lo selama ini nolak gue, Sha?"

"Jadi, selama ini lo juga suka sama gue?"

"Semua kata-kata yang keluar dari mulut lo tentang belum berani buka hati lo buat gue karena lo takut sakit hati itu bohong, Sha?"

"Kenapa lo ngelakuin itu semua? Kenapa lo gak jujur sama gue?"

Pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut Arzan.

"Gue tahu lo sesayang itu sama Vina, tapi lo gak bisa terus-terusan gini, Sha."

"Terus-terusan diam dan seolah-olah gak punya rasa ke gue demi untuk gak terlihat egois karena lo juga ternyata suka sama cowok yang menjadi cinta terakhir almarhum sahabat lo."

"Dia udah gak ada di dunia ini, Sha. Dia gak akan tahu semua yang lo lakuin buat dia," jelas Arzan panjang lebar.

"Iya, gue tahu dia udah gak ada. Tapi, tetap aja gue gak tega sama dia, Zan."

Lantas (END)Where stories live. Discover now