PART 28

88 35 1
                                    

•Happy Reading•

1 Minggu telah berlalu. Namun, Visha masih setia menutup matanya. Gadis itu belum menunjukkan perubahan apapun sehingga membuat Astrid sangat khawatir dengan keadaan anak gadis satu-satunya yang ia miliki.

"Nak, kenapa belum dibuka matanya? Udah satu minggu kamu tutup terus matanya," ucapnya sembari mengelus pelan rambut halus Visha.

"Jangan kelamaan tidurnya, ya? Ibu kangen sama kamu," ucapnya.

Setelah itu ia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu. Saat ia membuka pintu tersebut, ia melihat ada Arzan tepat dihadapannya.

"Gimana keadaan Visha, Tante?" tanyanya dengan raut wajah khawatir. Raut wajah yang sudah Astrid lihat selama 1 Minggu belakangan ini.

Benar. Laki-laki itu memang selalu datang ke rumah sakit sejak pertama kali ia mendapat kabar jika Visha berada di rumah sakit.

Arzan sangat berharap ketika ia datang, ia sudah melihat gadis itu membuka matanya, namun sampai saat ini hal itu belum juga terjadi. Membuat ia terus-menerus menyalahkan dirinya.

"Saya boleh masuk?" tanya Arzan pada Astrid.

Astrid mengangguk. Kemudian ia mempersilahkan Arzan masuk.

Arzan melangkah mendekati Visha yang masih terbaring dengan mata yang tertutup rapat.

"Sha, gue dateng lagi," ucapnya dan duduk disamping ranjang Visha.

"Gue minta maaf untuk yang kesekian kalinya, ya. Gue gak akan bosen minta maaf sama lo, Sha," ucapnya sembari mengelus pelan punggung tangan gadis itu.

Sesaat hening. Sampai akhirnya Arzan kembali berucap.

"Harusnya malam itu gue gak biarin lo pulang sendirian," ucapnya dengan suara pelan.

"Harusnya malam itu gue bolehin lo masuk ke rumah gue."

"Kalau gue gak egois waktu itu, pasti hal ini gak akan terjadi sama lo, Sha."

"Maafin gue."

"Buka matanya, ya? Jangan biarin gue larut dalam penyesalan ini."

"Gue khawatir sama lo. Gue takut lo pergi ninggalin gue," ucapnya sembari menahan dadanya yang begitu terasa sesak.

"Sha, manik mata lo cantik, tapi kenapa lo biarin tertutup terus?"

"Buka matanya, ya? Gue mohon."

"Gue sayang sama lo. Sayang banget."

"Gue memang sempet kecewa sama lo, tapi gak bertahan lama, Sha."

"Rasa sayang dan cinta gue lebih besar dari rasa kecewa gue ke lo, Sha."

"Nanti, kalau lo udah sadar, lo boleh marah, lo boleh mukul, lo boleh ngelakuin apapun yang lo mau ke gue. Asalkan lo mau maafin gue," ucapnya. Setelah itu ia bangkit dari duduknya.

Arzan menggerakkan tangannya untuk mengelus rambut Visha, "Gue ke sekolah dulu, ya. Besok gue kesini lagi."

"Semoga besok gue udah bisa lihat mata cantik lo, Sha," ucapnya dan setelah itu melangkah keluar.

Lantas (END)Where stories live. Discover now