PART 6

198 78 4
                                    

•Happy reading

"Sha, gue pulang, ya." Vina berpamitan pada Visha.

"Lo nginap disini aja, ya, Vin?" pinta Visha.

"Udah malem, gue takut lo kenapa-napa," lanjutnya.

"Gak papa, gue bisa jaga diri gue sendiri kok," balas Vina berusaha menenangkan Visha yang terlihat sangat khawatir.

"Kalau lo emang mau pulang ya udah gak papa. Tapi, lo pulang pake motor gue aja, ya? jam segini taksi udah jarang lewat," ucap Visha memberikan kunci motornya pada Vina.

Vina mengangguk lalu ia menerima kunci motor yang diberikan Visha, "Makasih, Sha."

"Gue pamit, ya." Vina mulai menaiki motor matic milik Visha.

Visha mengangguk, "Lo hati-hati!" peringat Visha.

"Iya."

Setelah itu Vina mulai melajukan motornya dan meninggalkan area rumah Visha.

Visha masih terus saja memandangi punggung Vina yang sudah jauh dari hadapannya. Entah mengapa ia merasa sangat khawatir pada Vina saat ini.

"Semoga lo gak kenapa-napa, Vin." Visha berucap pelan.

***

Vina mengendarai motor Visha dengan hati-hati. Selama diperjalanan ia hanya menemui beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang. Tidak biasanya jalanan sepi seperti ini. Padahal jam baru memasuki pukul 10 malam.

Perjalanan pulang Vina awalnya lancar saja. Sampai ketika ia merasa sedikit aneh pada ban belakang motor yang ia kendarai saat ini.

Karena hal itu ia memberhentikan motornya dipinggir jalan lalu ia turun untuk memeriksa ban belakang motornya.

Saat ia sudah turun, ia melihat ternyata ban belakang motor Visha bocor cukup parah.

"Bengkel masih ada yang buka gak, ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Detik itu juga ia membuka tasnya untuk mengambil ponselnya dan ingin menghubungi Visha.

Tapi detik itu juga ia tidak menemukan ponselnya di dalam tas. Tentu saja itu membuat Vina kebingungan.

"Loh handphone gue mana? masa ketinggalan di rumah Visha, sih?" Vina membatin.

Ia masih berusaha untuk mencari handphone nya di seluk beluk tasnya, namun tetap saja ia tidak menemukan benda pipih tersebut.

"Motornya kenapa?"

Terdengar suara berat bertanya.

Vina pun mengangkat kepalanya dan melihat ada seorang Pria yang mengenakan topi hitam menghampirinya. Mungkin usia Pria itu berkisar 20 tahunan.

"Bannya bocor," jawab Vina seadanya pada Pria tersebut.

"Boleh saya bantu?" tanya Pria itu.

Karena Vina juga sedang kalang kabut saat ini, ia langsung menganggukkan kepalanya menandakan ia menerima tawaran Pria yang tidak ia kenal tersebut.

Lantas (END)Where stories live. Discover now