PART 13

145 51 3
                                    

•Happy reading•

Suara tepuk tangan terdengar memenuhi gudang yang gelap ini.

"LO BERTIGA KEREN!"

"Lo bertiga berhasil bikin Arzan di skors dari sekolahnya," ucap wanita itu seraya bertepuk tangan bangga.

"Ini bayaran buat lo bertiga." Wanita itu memberikan segepok uang pada salah satu dari mereka.

"Lain kali kalau lo butuh bantuan, panggil kita lagi aja," ucap seorang pria seraya tersenyum miring.

"Of course," sahut wanita itu sembari melihat 3 punggung seseorang tersebut keluar dari gudang.

Setelah tidak ada lagi yang berada di gudang ini kecuali dirinya. Ia bergumam pelan.

"Gue pastiin lambat laun lo akan tergila-gila sama gue, Zan." 

"Lo gak boleh di milikin orang lain sebelum orang itu langkahin mayat gue!"

***

Arzan bersenandung kecil sembari melangkah menuju motornya yang di parkir di parkiran sekolah. Saat ia hendak menaiki motornya tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya.

"Kak Arzan!" panggil Lia yang sedang berlari ke arahnya.

Arzan yang hendak menaiki motor pun mengurungkan niatnya.

"Kenapa?"

"Kak Arzan mau kemana?" tanya Lia ketika ia melihat tas Arzan berada dipunggung nya.

"Pulang," jawab Arzan singkat.

"Kak Arzan mau bolos?" tanya Lia seraya celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada seseorang di parkiran ini selain mereka.

Arzan menggeleng, "Gue diskors," ucapnya.

"Kok bisa?" tanyanya sembari mengernyitkan keningnya.

"Ya gitu lah," balasnya. Jika boleh jujur ia sangat tidak ada mood untuk berbicara dengan orang lain saat ini.

"Lo kenapa gak masuk kelas?" Arzan bertanya.

"Tadinya aku mau ke toilet, cuma karena gak sengaja liat Kak Arzan ya udah deh aku samperin," jelasnya.

Arzan mengangguk paham, "Ya udah, mendingan sekarang lo masuk ke kelas."

"Nanti lo ketinggalan materi," lanjutnya sembari menaiki motornya.

"Gue pergi dulu," ucapnya lalu ia mulai melajukan motornya dan meninggalkan Lia yang masih berada di parkiran

***

Saat Arzan sudah tidak berada di area permukiman sekolah, ia sedikit menaikkan kecepatan motornya dan menyusuri jalan raya yang cukup padat itu.

Arzan hanya mengendarai motornya tanpa tujuan saat ini. Jika ia pulang, ia takut jika Rendra masih berada di rumah dan belum berangkat ke kantor.

Seperkian detik seseorang langsung terlintas di pikirannya. Langsung saja ia mengendarai motornya menuju rumah Rey, sahabatnya. Beberapa hari kebelakangan ini mereka berdua memang jarang berkomunikasi karena Rey sudah mulai menduduki bangku kuliah.

Lantas (END)Where stories live. Discover now