09 [ALTAFAREZA]

471 19 0
                                    

"Lepasin tangan lo itu dari perut gue!" ketus anya. Karena saat ini ia sedang menggendong kucing nya moris, jadi agak terganggu dengan kelakuan alta yang memeluknya begitu erat sampai anya sulit untuk bernafas.

"Gak mau" jawab alta yang posisi nya masih memeluk perut anya, dan ia juga menyempatkan dirinya untuk menduselkan kepalanya diperut rata anya.

Anya memasang wajah julidnya ketika mendengar respon alta.

Alta mendengus, dari tadi ia diabaikan gadisnya yang sibuk mengelus moris "Lo mengabaikan gue cuma gara gara kucing sok iye lo itu?"

"Bodo, gue gapeduli"

"Gak adil lo giniin gue"

"Lah bocah gila"

Alta kembali menenggelamkan wajahnya di perut anya "anyaaaa" kesalnya.

"Hmmmm, kenapa?"

"Peluk gue dong biar bisa bobok, kok malah meluk kucingnyaa!" protes alta, ia mendongak kan kepalanya menghadap anya.

"Dasar caper gatau diri"

Alta menarik kucing yang berada dipelukkan gadisnya, segera ia merubah posisinya berdiri , cepat-cepat ia meletakkan kucing anya diluar pintu kamar agar gadis itu tidak lagi mengabaikannya. Semua ini ulah kucing anya si moris, baru saja satu sudah membuat alta kesal, apalagi jika anya mengambil moly yang kini masih berada dirumahnya.

Anya yang sudah kesal karena alta, kemudian ia meraih bantal yang ada dikamarnya,melempar bantal itu tepat mengenai wajah tampan alta.

"Ngajak perang?" Ucap alta dengan menampilkan senyum miringnya.

Alta menjongkok lalu mengambil bantal yang baru saja dilempar gadisnya, dengan semangat ia mulai melempar bantal itu kearah anya.
Dan terjadilah perang bantal diantara mereka berdua dan tawa yang mulai terdengar.

Alta mulai bersiap melempar lagi kearah anya yang masih tertawa diatas kasur, karena ini kesempatannya.

Pukk

Dan benar saja tepat sasaran, alta kemudian merayakan kemenangannya sendiri sambil berjoget joget ria. Merasa ada yang aneh, alta yang dilanda panik sendiri pun segera berlari kearah kasur yang dimana anya sudah terbaring dengan posisi sambil terlungkup.

Alta mengangkat kepala anya untuk berbaring dipaha nya, ia membelai pipi anya "sayang?" Ucap alta, tapi tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut anya. ia melihat mata itu dipejamkan, hal itu mampu membuat alta panik setengah mati, apakah lemparannya tadi terlalu kuat sampai bisa membuat anya seperti ini?

"ANYA JAWAB GUE!" Alta memegang kedua pipi anya, perlahan wajahnya mendekat kearah hidung anya untuk mengecek apakah anya masih bernafas atau tidak?

"DUARRRRRRRRR" teriak anya lalu gadis itu tertawa ketika melihat raut wajah lelaki itu, spontan alta terkejut karena teriakan anya yang tiba-tiba didepan wajahnya.

"Haha gitu doang panik lo, gak mungkin lah gue mati cuma gara-gara bantal doang aelah" tawa anya sambil menepuk nepuk pipi alta dengan kuat, membuat lelaki itu tersenyum tipis melihat tawa indahnya gadis itu.

Alta yang sudah merasa lelah, ia merebahkan tubuhnya, menarik anya untuk berbaring di lengannya. Saat anya hendak menolak, alta yang geram karena anya berontak, tapi detik itu juga anya yang pasrah saja pun berbaring disamping laki-laki jahanam ini.

"Sayang.."

"Kok gue ngerasa agak geli gitu ya kalo denger lo manggil dengan kata 'sayang'  " gadis itu lalu menoleh, ia menatap wajah alta dari samping.

"Ck yaudah, gue ngambek nih" sungut alta.

"oke ,gue sih gapeduli sama sekali"

Alta kembali kesal dibuat anya, ia mendekatkan tubuhnya, memandang gadisnya yang menjulurkan lidahnya keluar mengejek alta. Karena diperlakukan seperti itu oleh gadisnya, membuat alta memasang puppy eyes sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

|| ALTAFAREZA || [TAMAT]Where stories live. Discover now