28 [ALTAFAREZA]

298 14 0
                                    

Keesokan pagi ..

"Humm harum banget masakan mamah, masak apa mah?" Anya menuruni tangga dengan gerak cepat saat ia mencium aroma masakan buatan mamahnya.

Serenita menolehkan kepalanya, ia tersenyum kearah anaknya,dengan tangan yang masih mengaduk aduk "Iya dong, siapa dulu kan"

Anya mendudukan bokongnya dikursi, lalu serenita memberikan piring berisi kan makanan itu kepada anya, serenita semakin tersenyum dimana anaknya itu makan dengan lahap tapi dengan posisi sambil memegang ponsel.

Sontak anya memberhentikan makan nya saat mamahnya mengambil ponselnya itu dari tangannya.

"Makan dulu, jangan main ponsel dulu nak"

"ih mamah, aku kan lagi nunggu pesan dari alta tau" sungut anya, ia meraih kan tangannya kearah mamahnya untuk segera memberikan ponsel nya itu.

Serenita menghela nafasnya, langsung memberikan kembali ponsel anya.

"Mah, alta gak kesini kan tadi?"

"Gak tuh,kamu nyari alta toh, tumben nih"

Anya diam, semalam ia agak sulit tertidur karena hati nya yang begitu gelisah dimana altafareza tidak mengirim nya pesan. Eh, tunggu kenapa anya malah memikirkan cowok gila itu sih?! No, ia tidak memikirkan nya. Hanya saja anya khawatir bahwa alta kemungkinan sempat melihat dirinya bersama dengan andre di sebuah toko, dan mungkin saja itulah penyebab kenapa altafareza tidak menghubunginya, alta juga tidak membalas pesannya yang semalam, ada apa sih dengan Alta? Lelaki seperti altafareza itu memang penuh dengan tanda tanya.

Serenita melambai-lambaikan tangannya dihadapan anya yang sedang melamun "malah ngelamun lagi, habisin itu makanan kamu, nanti telat"

"Mamah ganggu aja sih, orang lagi ngelamun juga"

"Mamah gak mau nanti tiba-tiba Nanti kamu kesurupan mantan pacarnya papah yang dulu"

Anya membulatkan matanya "apasih mah, gak bosen apa bawa-bawa mantan papah mulu ih, pantes aja nih rumah berisik terus, mamah sih ngajak papah berantem"

"Mamah masih gak terima sama mantan nya papah"

"Lagian itu kan masa lalu mah, mana waktu SMA lagi, masa mamah terus nyimpan dendam sih sama mantan nya papah"

"Iyahlah, orang cewe nya kencentilan"

"Dih, palingan mamah kali wkwk" ejek anya, ia meraih tas nya kemudian berlari.

"Oh oke, hari ini gaada jajan ya" ancam serenita.

"Iya mah ampuni lah anak mu ini" Anya mendekati ibunya, ia mencium pipi kanan nya lalu segera keluar.

Saat hendak membuka pintu depan, anya terkejut ketika Andre sudah berada dihadapannya sambil memegang helm.

"Andre, ngapain lagi lo"

"Jemput lo, soalnya mamah Lo yang nyuruh gue"

"Mamah! bener-bener yaaa, nanti kalo Alta ngelihat gue sama Andre lagi gimanaaa?!!" batin anya berteriak kesal.

Andre menyentil dahi anya dengan pelan agar membangunkan nya dari lamunan, ia meraih pergelangan tangan anya, membawa nya menaiki motornya itu, dan ia juga tak lupa memasangkan helm pada kepala anya.

"Ndre, gak kapok ya Lo di timpuk Alta terus" kekeh anya pada andre yang masih sibuk memasangkan helm pada kepalanya.

"Ngga tuh, biasa aja" Jawab andre dengan enteng. "Pegang erat-erat, gue bakal ngebut nih" ujar andre.

Sedangkan anya yang duduk di jok belakang hanya diam, ia tak mungkin lah memeluk andre, disini terlalu banyak mata-mata nya Alta, Anya tak mau altafareza akan menghajar andre lagi.

Selang beberapa menit, mereka pun sampai di parkiran sekolah. Anya dengan buru-buru, melepaskan helm yang dipasangkan Andre tadi, lalu anya langsung memberikan helm tersebut kepada Andre. Andre yang melihat tingkah anya yang terlihat terburu-buru itu membuat nya bingung.

"Anya!" Teriak Andre.

"Makasih ya ndre, bye gue harus cepat-cepat masuk kelas" ujar anya. Tanpa diketahuinya, bahwa tali sepatu yang dikenakan anya terlepas begitu saja, membuat Andre memanggil nya namun Anya merasa Andre cuma akan menahannya lagi agar terus bersamanya, maka dari itulah Anya tetap melanjutkan langkahnya tanpa memedulikan teriakan Andre yang berada dibelakang.

Dengan langkahnya yang cepat itu, Anya pun tak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri, sehingga membuat gadis itu terjatuh.

Anya merapalkan doa, semoga dirinya tidak terluka. Anya memejamkan kedua matanya dengan erat, ia merasakan ada seseorang yang memeluk pinggangnya dengan erat, apakah altafareza yang menolongnya?

Mata anya terbuka lebar ketika yang dilihatnya hanya lah Andre yang menolongnya, bukan Alta.

Karena Anya ingin membuat posisinya menjadi berdiri lagi, Andre yang kehilangan keseimbangan karena Anya terus saja bergerak dimana ia sedang berusaha menahan tubuh Anya yang akan jatuh, detik itu juga mereka berdua pun ambruk bersama. Merasa akan jatuh, Andre langsung memutar kan tubuhnya.

"Awhhh" teriak anya nyaring,gadis itu semakin kaget. Karena tubuhnya yang mungil ini menindih tubuh Andre.

"Andre!" Gadis itu sontak langsung berdiri, ia membantu Andre yang terbaring itu agar segera berdiri.

"Gapapa kan Lo?" Andre memegang bahu Anya.

Anya menggeleng kan kepalanya, ia menatap siku tangan andre yang mengeluarkan darah, sekarang Anya merasa bersalah, karena Andre menolongnya.

"Gausah diliatin, ini luka cuma kecil" kekeh Andre.

"Lo harus diobatin sekarang" cicit Anya memasangkan raut wajah khawatir.

Andre melirik kearah lutut anya yang juga terluka "Lo juga Anya" ucap Andre. Andre langsung menggendong anya membawanya menuju ke UKS.

"Andree, gausah ndre!"

Banyak sepasang mata yang menyaksikan mereka berdua yang menuju kearah UKS. Dan juga banyak yang menyoraki keduanya karena terlihat serasi.

Andre menurunkan tubuh Anya diatas brankar, ia membungkuk kan tubuhnya menatap lutut anya yang yang juga mengeluarkan darah.

Andre mendongak kan kepalanya ketika merasakan ada yang menepuk pundak nya "ndre biarin gue obatin luka lo dulu plis" cicit Anya pelan. Andre mengangguk kan kepala nya pelan.

Anya menyuruh Andre agar duduk disebelahnya diatas brankar, ia mengambil kotak P3K. Dengan pelan, Anya membersihkan goresan yang ada di siku Andre yang mengeluarkan darah itu.

"Masa perkara tali sepatu gue doang kita jadi luka berdua gini sih, lucu banget" gumam Anya yang dapat didengar oleh Andre yang terus menatap wajah Anya yang dengan telaten mengoleskan obat di siku nya.

Andre hanya terkekeh ketika Anya terus saja mengoceh disebelahnya.

"Masih sakit kah?"

"Iya dikit"

"Maaf, ini gara-gara gue"

"Gak, salah tali sepatu lo kok, jangan salahin diri sendiri Anya"

Anya hanya tersenyum, ia kemudian tertawa kecil dengan ucapan Andre.

Andre hanya fokus menatap wajah Anya yang begitu dekat dengannya, jarang sekali ia mendapat perhatian seperti ini dari Anya. Mungkin Andre akan berterima kasih kepada tali sepatu Anya.



ᎪᏞͲᎪҒᎪᎡᎬᏃᎪ

|| ALTAFAREZA || [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang