45 [ALTAFAREZA] ||END||

909 22 0
                                    






Tak terasa hampir 2 jam mereka berdua bermain. Udara semakin terasa dingin, membuat Anya bersin kedinginan. Tau jika Anya tak tahan dingin, altafareza membawa kekasihnya itu masuk kedalam mobil agar hangat.

Anya mengucek kedua matanya itu. Kantuk mulai menyerangnya.

Alta menarik tangan Anya yang terus saja mengucek matanya itu "kenapa hm, ngantuk?" Perlahan laki-laki itu menarik Anya agar bersandar pada dada bidangnya.

"Iya kayaknya nih" Cicit Anya. Kepala Anya mencari posisi nyaman dipelukan Alta. Memang pelukan altafareza itu nyaman, hanya saja waktu itu Anya gengsi untuk mengungkapkannya.

"Tuh liat hidung lo jadi merah"

"Kan dingin, gimana sih" sungut Anya.

"Mau langsung pulang?"

Anya mengangguk kan kepalanya.

Lelaki itu hendak mengangkat tubuh Anya agar berbaring dibelakang, namun gadis itu menolak. Ia memeluk Alta dengan begitu erat. Tumben sekali Anya ini manja dengannya, tak seperti biasa batin Alta. Tapi ia menyukai sifat manja Anya jika bersamanya.

"Mau dipeluk" gumam Anya. Matanya sudah dipejamkan.

"Iya sayang" Alta membawa Anya duduk dipangkuan nya. Tangannya mengusap-usap punggung anya. Dan salah satu tangannya kini memegang kemudi.



***



Lelaki itu dengan perlahan membawa gadisnya itu yang kini berada di gendongannya memasuki rumah sang kekasih. Seperti biasa, kedua orang tua anya belum pulang. Atau bisa jadi mereka akan pulangnya besok.

Belum sempat menaiki tangga, suara Anya menghentikan langkahnya.

"Kenapa hum?" Tanya Alta, ia menurunkan Anya dari gendongannya.

"Bentar, mau cari Moris dulu" ujar Anya. Ia tidak bisa membiarkan kucingnya itu berkeliaran kesana kemari. Karena sekarang sudah malam.

Alta menarik lengan anya "Gausah dicariin, nanti bisa pulang sendiri ke kandangnya juga"

"Moris tuh suka kesasar ta" finally Alta menghela nafas dengan ucapan gadisnya. Sebelum mencari kucingnya, Anya menarik tangan Alta agar terlebih dahulu duduk di sofa sambil menunggunya mencari Moris.

"Mau bantu nyari Moris ga?"

"Males" ketus alta, tanpa melihat Anya. Ia mengeluarkan ponselnya. Biasalah sok sibuk gitu.

"Benaran gamau bantuin?"

"Kalo gue ketemu, beneran gue goreng" ucap Alta dengan enteng.

Anya mengerucutkan bibirnya, ia memukul lengan Alta dengan satu pukulan. Selalu yang diucapkan Alta ketika dirinya mencari Moris adalah akan menggoreng kucing kesayangannya itu.

"Jahat deh" ujar Anya. Ia kemudian menggelilingi rumahnya, mencari dimana Moris berada.

"Tuh kan bener Morisnya kesasar lagi" Anya akhirnya menemukan kucing kesayangannya itu kini berada dibelakang.

"Eh tapi molly mana?"

"Kayaknya mamah bawa kerumah nenek deh"

Anya menggendong kucing nya, membawa kucing tersebut masuk kedalam kandangnya. Setelah selesai, Anya kembali mendekati Alta yang mimik wajahnya malah berubah. Bukannya terlihat menyeramkan malah semakin menggemaskan.

"Mukanya gausah kek gitu juga kali" Anya menoel-noel bibir altafareza. Membuat si empu berusaha menghindar.

Anya tau bahwa Altafareza dalam mode ngambek. Tanpa berlama-lama, gadis itu menarik Alta. Membawa nya melangkah memasuki kamarnya. Tak ada suara yang keluar dari mulut Alta.

|| ALTAFAREZA || [TAMAT]Where stories live. Discover now