26 | Hold Me Tight

Mulai dari awal
                                    

Denis menghentikan pergerakannya kemudian menatap Diana dengan kening mengerut. Denis berdecak dengan ibu jari mengusap air mata Diana.

"Aku marah ada alasannya," dengan santainya Denis menjawab seraya menyuapi Diana.

Seraya mengunyah makanannya, Diana melengos. Sesak di dadanya kian terasa ketika mengingat perubahan Denis. Berbeda jauh dengan Denis sejak pertama kali bertemu dengannya. Denis tidak lagi bisa mengontrol emosinya. Diana kecewa namun Diana tidak cukup memiliki keberanian untuk meluapkan isi hatinya.

"Alasan kamu bikin aku sakit hati," lirih Diana tanpa menatap Denis.

"Tanya itu ke diri kamu sendiri, Diana!"

Diana menatap Denis dengan tatapan sendunya. "Karena Riko dan Renata?"

"Perlu aku jawab?"

Denis meletakkan piring dan mengurungkan diri untuk kembali menyuapi Diana pada suapan ketiga. Denis mendekarkan kursinya pada Diana kemudian Denis mengarahkan kursi yang Diana duduki hingga menghadapnya. Kedua tangan Diana digenggam erat oleh Denis.

"Mereka bersimpati padamu dan menyalahkanku atas kehamilanmu. Mereka berpikir aku hanya memanfaatkanmu dan segala keburukan lainnya. Kenyataannya, kamu yang selalu ingin dekat denganku dan tidak mau lepas dariku meski aku sudah memberi jalan untuk pergi. Tapi apa? Pergi yang kamu inginkan adalah bunuh diri karena kamu tidak mau jauh dariku. Siapa yang salah, Diana? Aku atau kamu? Kenapa harus aku yang disalahkan sementara kamu sendiri menginginkanku."

Diana menahan ringisannya saat Denis menggenggam cukup erat kedua eratnya, seolah Denis meluapkan amarahnya pada kedua tangannya yang kini mulai memerah.

"Katakan Diana, siapa yang salah? Apa salah aku membuatmu hamil sementara kamu sendiri menikmati penyatuan kita? Kamu melawan rasa takutku untuk menikmati penyatuan kita."

Diana meneguk kasar salivanya. Matanya berkaca-kaca menatap Denis dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku. Dari awal memang aku yang salah. Aku yang dari awal meminta untuk bersama kamu, meyakinkan diri kalau kamu bisa menjaga pelindungku, menjadi sandaranku karena ...."

Suara Diana tercekat dan menunduk untuk menyembunyikan tangisnya meski sia-sia karena air matanya menetes di punggung tangan Denis.

"...karena aku sempat berpikir kalau kamu masih cinta sama aku. Kebaikan kamu selama ini mampu membangkitkan kenangan kita. Dimana kamu yang cinta aku, memohon padaku untuk membalas cinta kamu dan berusaha melakukan apapun agar aku menatap kamu. Tapi aku salah, aku bertemu dan kembali dekat dengan kamu di waktu yang salah. Ah, atau lebih tepatnya kita memang tidak seharusnya bertemu kembali karena saat kita kembali bertemu kemudian sedekat ini, aku sudah tahu seperti apa akhirnya. Kita bertukar posisi, Denis. Aku yang mencinta dan memohon balasan, sementara kamu mengejar cintamu yang jelas itu bukan aku. Aku sekedar mengandung darah daging kamu dan berjuang untuk tetap terlihat berharga di mata kamu meski bukan aku lagi yang menempati hati kamu."

Diana terisak dan menatap Denis yang terpaku padanya. Diana sadar dia cukup lancang pada Denis, namun dorongan dalam dirinya membuatnya berani meluapkan isi hatinya. Diana hanya ingin Denis tahu apa yang ada di pikirannya dan tahu apa yang dia rasakan setelah mengetahui jika Denis memiliki kekasih.

"Denis ...."

Grep

Ucapan Diana terhenti ketika Denis memeluknya cukup erat. Diana membenamkan wajahnya di dada Denis dan menghirup dalam aroma tubuh Denis yang sejak tadi dia rindukan. Diana memejamkan matanya kala Denis mengecup keningnya berulang kali sebelum akhirnya menangkup wajahnya.

Denis mengusap air matanya kemudian mengecup singkat bibir Diana.

"Maafkan aku, Diana."

Diana hanya mengangguk. Diana tidak mau memperpanjang masalah. Diana hanya ingin hidup dengan tenang meski merasakan sakit. Diana ingin melupakan sakitnya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Diana tersenyum saat Denis kembali mengecup keningnya dan menatap Diana lekat.

"Apa aku menyakitimu?"

Diana mengangguk.

"Apa yang harus aku lakukan untuk menebus rasa sakitmu?"

Diana menggeleng. "Gak ada. Cukup kamu jangan membentak Chika dan kontrol emosi kamu di depan Chika. Kalau kamu pengen marah-marah, lampiaskan ke aku, jangan ke Chika. Dia masih kecil dan aku gak mau mentalnya terganggu. Kalau Chika gak mau ketemu Vanya, aku mohon jangan paksa dia. Jangan bikin anak kita menangis dan takut sama kamu. Apa kamu gak sadar kalau Chika akhir-akhir ini selalu ingin bersamaku daripada kamu?"

Denis tertegun dan mengumpat membuat Diana membelai pipinya.

"Kamu mau punya anak dua, biasakan jangan mengumpat. Anak kita yang di sini, denger apa yang kamu bilang," Diana membawa tangan Denis ke perutnya dan tersenyum tipis.

Denis membalas senyuman Diana. Menunduk, Denis mengecupi perut Diana kemudian kembali menatap Diana.

"Denis."

"Hm?"

"Aku gak pernah ngedoktrin Chika buat gak suka Vanya."

Sorot mata Diana memancarkan kesedihan dan Denis kembalo tertegun.

"Aku justru memberitahu Chika buat gak benci siapapun karena kita sesama manusia harus saling menyayangi. Dari dulu, itu yang selalu aku ajarkan untuk Chika meski yang orang tahu aku mendidik Diana tidak benar karena melarang Chika bertemu kamu."

Denis tidak berkata, namun sorot matanya memancarkan keterkejutan. Denis masih ingat bagaimana pandangan orang-oranga terdekatnya mengenai Diana yang dianggap sebagai ibu yang buruk untuk Chika karena mengajarkan Chika memanggil Riko dengan sebutan Papa. Diana menjauhkan Chika darinya.

Denis meraih tangan Diana yang membelai pipinya kemudian dikecupnya dengan lembut.

"Aku melarang Chika bertemu kamu karena aku takut kamu menyakiti Chika. Kamu masih menjadi incaran polisi meski namamu sudah bersih karena bantuan Nenek Renata. Tapi yang aku takutkan, sanksi sosial menimpa putriku."

Denis kehilangan kata-kata mendengar pernyataan Diana. Ternyata benar jika yang buruk belum tentu buruk. Meremas tangan Diana, Denis mengecupi seluruh wajah Diana dan bergumam, "Maaf ... maaf ... maafkan aku, Diana."

Denis tidak mengerti kenapa dadanya terasa sesak mendengar pernyataan Diana. Namun yang bisa dia tangkap adalah, Diana melakukan yang terbaik untuk Chika. Diana menyayangi Chika dan yang harus semua orang tahu adalah, Diana ibu yang baik untuk Chika, putrinya.

...

Upnya berantakan ya:( maaf ya, aku lagi sibuk-sibuknya. Btw, karena beberapa hari lagi ulang tahunku jadi aku mau bagi² rejeki nih ke kalian. Gak banyak sih, tapi ikhlas kok😂

Nah, syaratnya adalah kalian follow akun instagram aku ( @_shopiatn ) terus kalian komentar di postingan terbaru aku dimana kalian sebutkan maksimal 3 ceritaku yang menjadi favorit kalian terus kasih alasannya kenapa kalian suka cerita itu, kasih kritik dan sarannya buat aku dan cerita yang jadi favorit kalian. Untuk cerita yang jadi favorit kalian bebas mau cerita yang dipublish di mana aja (wattpad, Dreame, kbm, hotbuku, novel life). Saranku sih, yang bervariasi ygy😂misalnya yg publish di wp terus yg publish di dreame, dll.
Aku pilih 3 orang pemenang buat aku tf shopeepay😘
Pemenang 1 : 25k Shopeepay
Pemenang 2 : 15k Shopeepay
Pemenang 3 : 10k Shopeepay
Buat yang gak punya Shopee terus terpilih jadi pemenang, kalian bebas mau minta dikirim pulsa, tf ke dana or rekening. (Prioritas shopeepay)
Pemenang aku umumin di tanggal 6 Oktober tepat ulang tahunku.

Yang gak dapet jangan sedih, lain waktu aku adain GA lagi😘

Gak maksa buat ikutan karena hadiahnya juga kecil²an, seenggaknya syukuri apa yang ada ygy😂

Tanya² langsung Dm ke ig ya.

...

See u soon guys!💜

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang