Bab 30 | Petunjuk

Start from the beginning
                                    

"Kenapa, Sil? Gue baru bangun." Suara serak Azriel memasuki gendang telinga Sisil, terlihat jelas jika laki-laki itu memang baru mengumpulkan nyawanya untuk menjawab telepon.

"Gila lo, udah jam satu siang baru bangun," sentak Sisil.

Suara air keran dari sambungan telepon membuat tiga orang yang berada di sana bisa menebak apa yang dilakukan Azriel, laki-laki yang satu ini memang hampir tak tahu malu. "Gue aja tidur jam enam," sahut Azriel enteng.

"Pantesan tidur mati."

"Kenapa nelpon?" tanya cowok itu.

Kali ini giliran Sisil yang terdiam, gadis itu memandang seniornya lagi untuk memastikan apakah tindakan mereka kali ini benar. Setelah mendapat anggukan dari Gusti, barulah Sisil kembali membuka suara. Namun, Maria memotongnya terlebih dahulu. "Mau ikut ngumpul gak? Gue, Sisil, sama Gusti mau ke kafe sekarang," ajak cewek senior itu.

Sehabis menjawab pertanyaan Azriel, Maria sedikit menjauh dari ponsel. "Nanti dia curiga kalau lama jawabnya," ujar Maria bisik-bisik.

"Kalian udah bareng?"

Sisil memegang ponsel antara dirinya dan Maria, lalu memberi kode agar kakak tingkatnya yang menjawab. "Enggak. Sisil baru jemput gue, nanti ketemuan sama Gusti langsung di kafe. Mau ikut gak?" tanya Maria tanpa memberi jeda agar Azriel tidak bertanya lagi.

"Gue mandi dulu, Mbak," jawab Azriel.

"Oke, tempat biasa, ya."

Setelah sambungan terputus, Sisil langsung menghela napas lega. Entah kenapa berbicara dengan Azriel sangat berat menurutnya, ia dan laki-laki itu selama di klub memang jarang berinteraksi. Walaupun karakter Azriel asik dan ramah, ada rasa segan bagi Sisil untuk mendekat. "Turu ternyata," cibir gadis itu.

"Oh, ya, bahas yang tadi. Ini gue nemu salah satu surat yang dikirim ke Revina. Kayak lagu, tapi apa? Mas Gus sama Mbak Maria tau gak? Gak asing gitu, loh, sama liriknya," adu Sisil sedikit frustrasi.

Gusti yang semula duduk di atas kursi belajarnya segera mendekat ke arah dua gadis yang sudah menongkrong di kamarnya sejak pagi, lalu ikut membaca tulisan yang ada di selembar kertas tersebut. "Iya, kayaknya ini emang lagu deh. Gue juga pernah denger, tapi lupa judulnya apa," kata laki-laki berkaos rumahan itu.

Somethin' about you that I want
Somethin' about you I don't mind
If I'm gone missin' find me
'Cause I've found myself in you

'Cause this is true love

"Lagu lama, kan, ya? Gue rasa lagu sekarang gak ada yang liriknya begini." Maria ikut memikirkan perkataan Sisil dan Gusti, ia sendiri belum pernah merasa mendengarkan lagunya. Hanya saja dari sekian banyak lagu yang diketahui, tidak ada yang memiliki lirik seperti itu.

"Udah, nanti kita selesein di kafe. Nanti Azriel keburu sampai, gue juga udah laper," lerai Gusti sebelum mereka kembali berbicara soal temuan Sisil.

Dua motor yang kontras perbedaannya melaju ke jalanan. Sisil mengendarai beat kesayangannya dengan menggonceng Maria, sementara Gusti menaiki vespa yang masih tampak mengkilat. Laki-laki itu memang sering kali gonta-ganti motor.

"Lo ganti motor lagi?" tanya Maria saat mereka berhenti di lampu merah.

"Heem, tukeran sama abang. Dia mau sunmori sama temen-temennya yang make motor sejenis kayak punya gue. Gak papa, sih, malah lebih enak pake ini, apalagi masih lumayan keluaran baru," jawab Gusti.

Sisil yang tak paham hanya menjadi pendengar, lalu saat lampu kembali hijau ia segera melajukan motor ke tempat tujuan. Benar saja, saat mereka memasuki kafe, sudah ada Azriel yang sedang melahap makanan di sana.

"Gue laper, belom ada makan dari kemaren," ucap laki-laki itu tanpa memberi sapaan pada tiga orang yang baru datang.

"Kalian mau pesan apa?" tanya Gusti. Laki-laki yang duduk berhadapan dengan Azriel itu kembali berdiri untuk memesan makanan, ia berencana memesankan dua gadis yang ada di sana.

"Enggak, deh, Mas Gus, gue masih kenyang," jawab Sisil.

"Sama, tadi udah makan sama Sisil," ujar Maria bohong. Padahal jelas-jelas tadi mereka makan bertiga, hanya saja porsi Gusti tak cukup di perut laki-laki itu hingga membuatnya masih merasa kelaparan.

Selepas kepergian Gusti, Sisil segera meraih tas selempangnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Ia menyodorkan selembaran kertas ke arah Azriel yang langsung diterima oleh laki-laki itu.

"Gue nemu ini. Mas Gus bilang pernah denger lagu yang liriknya kayak gini, gue juga tapi lupa judulnya. Lo tau gak?"

 Lo tau gak?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Two SideWhere stories live. Discover now