Bab 4 | Dibalik sikap Maria

33 6 1
                                    

Jurusan Ilmu Politik di kelas Maria sedang berlangsung mata kuliah Birokrasi Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jurusan Ilmu Politik di kelas Maria sedang berlangsung mata kuliah Birokrasi Indonesia. Pembahasan mengenai dinamika politik Indonesia dipandang sebagai organisasi yang terlalu gemuk. Sederet peraturan pun dibuat kurang harmonis dalam mewujudkan Good Government. Pelajaran penuh pertimbangan itu, membuat kepala Maria makin penuh. Belum lagi kenyataan bahwa ada kewenangan yang tumpang tindih atau overlapping sehingga menimbulkan penyalahgunaan wewenang oleh para birokrat yang ditempatkan tidak sesuai dengan posisi dan kemampuannya, menjadi ketidakseimbangan dalam birokrasi di Indonesia.

Bayangkan saja, jika kita dilimpahi tanggung jawab yang tidak sesuai dengan passion dan kemampuan kita, apa yang akan terjadi dengan tanggung jawab tersebut? Tidak jarang, banyak yang bekerja kerja keras demi memenuhi kewajiban tersebut. Namun, adapun segelintir orang yang mangkir dari kewajibannya dengan dalih yang mereka benarkan karena merasa kalau kekuasaan mutlak ada dalam genggaman.

Jangan jauh-jauh memandang politik di Indonesia yang cakupannya cukup luas. Politik di ruang lingkup kelas, seperti struktur organisasi di dalamnya pun tidak akan jauh-jauh dari masalah dinamika politik yang mengkhawatirkan.

Sosok perempuan yang berada di usia awal 20-an, dengan rambut panjang sebatas dada yang ujungnya memiliki gelombang indah, seperti angin puting beliung versi mini, berada dalam barisan tengah yang potensial. Kulit putih pucat Maria pun sangat kontras dengan warna rambut yang kemerahan jika terkena terik matahari.

Sudah setengah jam berlalu dan konsentrasi Maria terhadap mata kuliahnya telah tercerai-berai sejak menit ke-5. Memori dalam otaknya mereka ulang kejadian tempo lalu, usai kepulangannya dari kelas yang dibatalkan. Masih teringat jelas bagaimana 'suprise' itu membuatnya bergidik ngilu. Bahkan hingga sekarang pun, penggalan kenangan itu bagai merayapi jiwanya hingga menggigil.

Maria bahkan belum tidur barang sebentar dari kemarin. Saat ini, ia hanya mengandalkan efektivitas kafein agar menjaganya tetap 'sadar'. Namun, alih-alih membaik, kondisi Maria jauh lebih parah. Tiba-tiba badannya menjadi makin lemah. Cakupan pandangannya pada dosen yang sedang menjelaskan di depan kelas kian memburuk. Kepala Maria bagai ditikam ribuan anak panah kecil-kecil hingga akhirnya berdenyut luar biasa nyeri.

Saat tubuh Maria mulai limbung dan segala inderanya menjadi tumpul, seiring dengan itu pula ingatan tentang kejadian tempo lalu, menjadi pengiring ketidaksadarannya.

Arggh! Sialan, kenapa harus gue sih sasarannya!

•oOo•

Satu hari yang lalu

Setelah kabar beredar kasus kematian dosen yang identitasnya sudah terungkap kepada segelintir khalayak mahasiswa, banyak terkaan mengenai jasad sang dosen yang belum ditemukan. Entah berasal dari kabar burung mana jika jasad dosen telah dikremasi dan abunya sudah dihilangkan tanpa jejak. Bahkan dari versi lain yang beredar, jasad dosen masih berada di kedokteran forensik Indonesia yang bekerja sama dengan kepolisian dalam proses penyidikan.

Two SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang