Bab 10 | Gara-gara Sisil

15 4 6
                                    

Di balik klub Jurnalis, terdapat sekat yang memisahkan ruangan antar klub lain di kampus, hingga terlihat seperti kost-an dengan lobi menghadap ke taman, dekat gedung administrasi

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Di balik klub Jurnalis, terdapat sekat yang memisahkan ruangan antar klub lain di kampus, hingga terlihat seperti kost-an dengan lobi menghadap ke taman, dekat gedung administrasi. Lokasi tersebut menjadi tempat berkumpul atau sekadar sapa-menyapa antar klub di kampus, tidak terkecuali dengan klub Jurnalis.

Di bagian lobi, terdapat sederet kursi besi yang bersambung, dengan lubang-lubang di bagian tempat duduknya, mirip seperti kursi tunggu di fasilitas kesehatan. Di bagian kanannya terdapat tiga sofa dengan berbagai ukuran, salah satunya mampu menampung tinggi manusia di bawah 150 sentimeter untuk berbaring di sana.

Siang hari di lobi klub beriklim tropis ini tampak sepi oleh orang-orang. Mereka kebanyakan mengambil kelas siang ini demi berlindung dari kejamnya terik mentari. Alhasil, Daniel pun dapat tenang menyendiri di sana, tanpa sungkan mengeluarkan pemantik api dan sebatang gulungan bernikotin yang diselipkan di sela bibirnya.

“Sial!”

Pemantik api itu gagal menjalankan fungsinya. Daniel menggeram kesal dan akhirnya membuang sembarangan batangan yang jadi candu ketika ia marah.

Jika saja bukan karena kejadian tempo lalu, di mana Revina mendapatkan paket misterius hingga membuat gadis itu sempat mogok makan karena ancaman di dalamnya, Daniel kira gadis itu akan jauh lebih waspada terhadap kasus ini. Namun, sejak hari itu dan kejadian Maria, gadis jutek yang biasanya tidak menyukai hal yang merepotkan, kini malah berambisi jadi sosok pahlawan.

Apa sih, yang ada di otak kecilnya itu? Rasanya gue mau bongkar dan bersihin sarang-sarang membahayakan dari sana.

Daniel memberantakkan rambutnya. Membayangkan kalau Revina sampai terluka karena aksi klub ini, sukses membuat kepalanya nyaris pecah.

“Nih, dinginin kepala lo.”

Tiba-tiba sebuah tangan terjulur dengan sekaleng soda dingin di depan muka Daniel. Ia mendongak dan bertatapan dengan pemilik rambut sebahu yang selalu ceria di segala kondisi.

Sisil mendaratkan bokongnya di samping kursi yang diduduki Daniel. Sewaktu mengamati huru-hara di ruang klub, Sisil yang baru kembali dari toilet, sempat terkejut karena emosi Daniel yang jarang-jarang terlihat. Laki-laki itu kelihatan memiliki kepribadian lain ketika marah, dan itu membuatnya tidak nyaman.

Meski menjadi anggota termuda dan satu-satunya dari angkatannya yang bertahan di klub Jurnalis, dengan wibawa yang ditampilkan Gusti ketika memimpin klub, dan sikap realistis Maria sebagai seniornya, Sisil membedakan cara memanggil keduanya daripada caranya berinteraksi dengan Revina, Daniel dan Azriel yang sama-sama berada satu tingkat di atasnya, sebagai penghormatan gadis itu terhadap seniornya yang terpaut tingkatan semester cukup jauh.

Daniel menerima sekaleng soda yang diulurkan Sisil. Ia meneguknya hingga gerakan jakun itu membuat Sisil sempat terpana sebentar.

“Lo serem tahu kalo lagi marah,” ungkap Sisil tiba-tiba.

Two SideΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα