03. Tiga Belas🦊

Start from the beginning
                                    

"KAU MATI!"

Wira tidak sempat mengalihkan pandangan saat Nujio tiba-tiba muncul di belakang tubuh Torano dan menghipnotisnya. Hanya dengan dua kata itu, Wira mulai kehilangan akal sehatnya. Tubuhnya mulai bergerak sesuai perintah, mata lelaki itu sibuk menjelajah, mencari sesuatu untuk meremukkan tubuhnya(?)

Tanpa pikir panjang, Wira memanjat pohon paling tinggi. Memanjat sampai ke pucuknya dan berdiri mematung di sana. Mata lelaki itu lurus menatap ke bawah dengan tatapan tanpa makna. Hanya kosong.

Detik berikutnya, Wira melompat ke bawah tanpa mempertimbangkan resikonya. Saat jarak tubuhnya dan tanah---lebih tepatnya bongkahan batu besar--- tak sampai satu meter lagi, Wira menemukan kembali kesadarannya. Namun, percuma, jarak sedekat itu tidak akan bisa ia gunakan untuk menyeimbangkan diri dan beralih. Alhasil, yang mampu ia lakukan hanya berteriak memanggil kakak, walau setelahnya tubuh lelaki itu menghantam batu cukup keras. Kepala Wira pecah saat itu juga, tangan kanannya patah, dan detik berikutnya ia menutup mata.

Nujio yang memberi perintah langsung lemas di tempatnya. Mata anak itu terasa berat sekali dan ia ingin tidur segera. Sialnya musuh mereka bukan hanya Wira saja. Masih ada Lulu yang terlihat menguasai pertandingan di ujung sana.

"Tidurlah! Perempuan itu akan dibereskan oleh Akira," perintah Torano pada Nujio yang mana Nujio menggeleng karena ia masih ingin terjaga. Tak ingin melewatkan kesempatan melihat kematian Lulu di tangan Akira.

Namun, sepertinya keinginan Nujio harus dulu terjeda. Karena di sana, ia bisa melihat Akira yang sudah babak belur, Fero tak jauh berbeda. Yang tidak terluka di sana hanya Ayumi, tapi sepertinya pergerakan Ayumi juga berakhir percuma. Karena sekeras apa pun Ayumi mencoba meraih tubuh Lulu, yang terjadi justru Lulu yang selalu bisa menjauh. Lulu tidak melakukan serangan balik kepada Ayumi dan Nujio tidak mengerti alasannya.

Kemudian, seolah Lulu disadarkan oleh sesuatu. Beberapa detik yang lalu, Lulu sempat mendengar Wira memanggilnya dan terdengar debuman keras sedetik setelahnya.

Lulu di sana mengalihkan pandangan pada Wira yang sudah bersimbah darah. Mata perempuan itu sempat membola dan berubah murka dalam sekejap mata.

"WIRAAAAAAA!" pekiknya. Cukup lantang sampai Nujio terkejut di tempatnya.

Lulu memperhatikan satu persatu bocah di dekat Wira, sampai akhirnya ia menatap murka Nujio yang benar-benar mengantuk di tempatnya. Kalau Lulu sudah tiada, Nujio pasti langsung memilih merebah di tempatnya saat itu juga. Beberapa detik setelahnya, pikiran Nujio sepertinya sudah tidak di sini lagi. Ia mulai kehilangan fokus pada Lulu yang kini sedang mengintainya. Nujio benar-benar mengantuk saat ini.

"Bocah sialan!" pekik Lulu, mata gadis itu sudah basah karena air mata.

Di belakang sana, tampak Ayumi yang diam-diam ingin menerkamnya. Namun, tepat saat Ayumi hampir menyentuh tubuh Lulu, Lulu sudah lebih dulu bergerak mengaktifkan kekuatan cahaya hijau miliknya. Melayangkan cahaya itu ke tubuh Ayumi. Seolah kini ia tak peduli lagi kalau gadis serigala itu mati. Terlebih lagi, bocah yang mengantuk di sana juga harus mati.

Ayumi terlempar jauh sekali. Sementara Nujio di posisinya mulai menjauh dari Torano dan juga Kittie. Mulai mencari tempat bersandar karena tak bisa melawan kantuknya lagi. Padahal tadi ia bersikeras ingin terjaga lebih lama lagi. Sialnya sekarang ia mengantuk sekali.

Nujio duduk di bawah pohon jati. Bersandar di batangnya yang tak terlalu besar, juga tak terlalu tinggi. Mata anak itu masih terbuka tepat saat tubuh Lulu berlari cepat ke arahnya. Sialnya Nujio terlalu malas untuk beranjak dari sana. Matanya berat dan tubuhnya seolah dipaku di waktu yang sama. Lagipula Nujio yakin kakak-kakaknya tidak akan tinggal diam saja.

Half BeastWhere stories live. Discover now