Duapuluh Satu🦊

274 39 28
                                    

💎Happy reading💎

Hari ini Barara memberi misi yang sangat berbahaya. Katanya ada penyusup yang masuk ke daerah Utara. Penyusup yang jumlahnya bahkan tak bisa dihitung jari saja. Banyak sekali sampai Barara sendiri katanya akan ikut membasmi penyusup itu.

Fero, Akira, dan Nikie mendapat tugas mengamankan daerah bawah. Torano dan Laguna menjaga daerah atas. Nujio dan Ayumi akan menjaga daerah samping kiri, dan samping kanan Barara sendiri yang akan melindungi.

Fero dan Akira sudah berlari secepat yang mereka bisa ke arah bawah. Fero sampai harus berubah menjadi serigala karena dengan wujud itu ia tak bisa menyeimbangi langkah kaki Akira.

"Hati-hati, Fero!" peringat Akira.

Fero menggosokkan kepalanya ke lengan Akira. Akira mengelus pelan kepala itu dan tersenyum setelahnya. Dalam bentuk serigalanya yang lebih berkharisma, Fero masih saja membuat hati Akira luluh dan akan selalu memanjakannya. Padahal dulu Akira sempat membenci Fero dalam wujud seperti sekarang ini. Sekarang justru tak mempengaruhi Akira sama sekali.

Dari depan sana, Akira bisa merasakan keberadaan musuh yang cukup banyak jumlahnya. Fero juga merasakan hal yang sama. Jadinya dua bersaudara itu memelankan langkah. Mulai bersiaga.

"Kau merasakannya, Fero?" tanya Akira.

Fero mengangguk dan menelan ludah. Ini terlalu menegangkan dan Fero masih belum bisa menguasai kekuatannya seluruhnya. Akan tetapi, selagi ada Akira di sampingnya, Fero tidak akan menghawatirkan apa-apa.

Di depan sana mulai terlihat segerombolan manusia. Yang paling depan adalah seorang laki-laki yang satu matanya terpejam. Ada goresan panjang melintang di matanya. Seperti sayatan pedang atau benda tajam sejenisnya. Fero tahu kalau itu adalah pemimpin mereka.

Akira lebih dulu mengambil langkah. Dipanjatnya pepohonan yang berjejer di sana. Kemudian berpindah dari ranting satu ke ranting lainnya tanpa ketahuan siapa-siapa. Saat posisinya berada paling belakang barisan, Akira melumpuhkan dua lawan sekaligus menggunakan pisau yang ia lemparkan.

Sadar akan tumbangnya dua teman mereka, tiga di antaranya mulai mencari keberadaan Akira. Akira mengambil kesempatan itu untuk melompat ke arah mereka bertiga yang mulai terpisah dari rombongannya. Pertama Akira memberikan pukulan cepat pada ketiganya. Sebelum mereka menyerang balik Akira, anak itu lebih dulu manjat kembali ke atas pohon dan bersembunyi dibalik rimbunnya dedaunan.

"Sial. Ke mana bocah itu pergi?" umpat salah satu dari mereka.

Selagi mereka bertiga celingak celinguk, Akira melompat ke pundak salah seorang yang berdiri tepat di bawahnya. Kemudian anak itu memutar kepala orang itu. Yang mana menghasilkan suara tulang patah dan disusul robohnya tubuh orang itu ke atas tanah.

Akira menoleh pada mereka yang masih berjalan ke depan sana. Akira sempat lengah karena menyadari posisi mereka semakin dekat dengan tempat Fero berada. Akira ingin menuntaskan tiga orang ini segera, tapi sialnya karena mengalihkan pandangan ke arah depan, Akira justru mendapat satu pukulan. Membuat tubuh Akira terseret dua langkah ke belakang.

Kedua orang itu hendak berjalan mendekati Akira, tapi Akira lebih dulu menjemput mereka. Mengayunkan kakinya ke wajah lelaki bertubuh agak rendah. Setelahnya Akira menekan bahu orang itu sebagai pegangannya dan melayangkan kakinya ke wajah lelaki lain yang seperti siap menghantam Akira. Namun, pergerakan orang itu kalah cepat dari Akira.

Akira masih memiliki satu pisau yang ia simpan di dalam sepatunya. Buru-buru anak itu menarik pisau dari sepatu yang memang dikhususkan untuk menyimpan pisau di sana. Akira menggunakan pisau itu untuk menebas kepala lawannya dan mengayunkan lagi untuk menggores mata lelaki yang tadi ia pinjam bahunya untuk menerjang kawanannya.

Half BeastWhere stories live. Discover now