02. Delapan Belas🦊

134 19 26
                                    

💎Happy reading💎

Margareth tidak pernah berada di posisi ini sebelumnya. Margareth tidak pernah terpojok oleh lawannya. Akan tetapi, kali ini situasinya berbeda. Barara yang ia lawan sekarang memiliki keahlian yang jauh di atas musuh-musuh Margareth sebelumnya. Barara itu berbeda, walau buta, ia seperti bisa membaca semua pergerakan Margareth dengan mudah. Lelaki itu tampak begitu tenang, walau sesekali terlihat terkejut saat Margareth mengganti sedikit pola pergerakannya. Walau pada akhirnya Barara tetap bisa mengatasinya.

Ini aneh. Untuk pertama kali dalam hidup, Margareth merasakan apa itu ketakutan. Margareth takut kalau-kalau Barara bisa melukainya. Barara itu terlihat berbahaya di matanya. Cara berpedangnya juga terlihat seperti ahli saja.

"Bagaimana tanggapan seorang Ratu Pedang Giera saat berhadapan dengan Master Pedang Bukit Kachi?" tanya Barara, masih begitu tenang walau lengannya sedikit terluka.

Margareth terkejut mendengar pengakuan Barara. Master Pedang Bukit Kachi katanya? Pantas saja pergerakannya seperti profesional yang seharinya selalu bergelut dengan pedang seperti dirinya. Padahal Margareth tidak tahu saja kalau Barara bahkan tidak lagi menyentuh pedang semenjak sepuluh tahun lamanya.

"Tidak buruk ... cukup hebat untuk gelarmu sebagai Master Pedang," jawab Margareth juga terlihat tenang. Walau dalam hati ia merasakan ketakutan. Ketakutan yang bahkan dari dulu tak pernah sekalipun ia rasakan.

"Sebagai perempuan yang baru duapuluh dua tahun, kemampuan berpedangmu benar-benar menakjubkan," puji Barara.

Sama seperti Margareth, Barara juga merasa takut saat berhadapan dengan Margareth. Gadis itu benar-benar mempunyai kemampuan yang bagus untuk gadis seumurannya. Bahkan Barara berpikir kemampuan Margareth setara dengan dirinya sepuluh tahun lalu. Saat Barara sedang naik daunnya dan saat Barara ditunjuk menjadi pemimpin Utara karena kehebatan berpedangnya.

Namun, kalau dibandingkan dengan dirinya sekarang ini, tentu saja kebolehan berpedang Barara jauh di bawah Margareth. Barara sudah lama tidak memegang pedang dan itu membuat tangan Barara terasa kaku. Barara jadi was-was menghadapi gadis ini. Memalukan memang, tapi memang itu kenyataannya.

Di lain sisi, Torano masih berhadapan dengan Renoi. Di sana, luka Torano betambah. Yang sebelumnya diukir oleh Margareth di dadanya, kini juga ada luka menghiasi tangan kirinya yang terekspos sempurna karena lengan bajunya sudah ia sobek untuk mengikat kaki Ayumi yang terluka.

Tidak hanya Torano saja yang terluka. Di sana, Renoi juga terluka tak kalah parah. Bahu kanannya terluka cukup parah yang darahnya sudah membasahi sebagian bajunya. Di pinggang kiri Renoi juga ada luka yang hanya tergores sedikit saja. Walau begitu, darahnya cukup untuk membuat baju Renoi dipenuhi bercak merah.

"Torano! Kau bisa, kau bisa!" pekik Ayumi menyemangati. Sedari tadi dadanya bergemuruh tak henti-henti.

Torano menoleh singkat ke arah Ayumi, tampak olehnya Ayumi mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Lain halnya dengan Akira. Perut lelaki itu tadi hampir saja kembali tertusuk kalau Fero tak segera membantunya.

Dua lawan satu, tidak terlalu buruk juga untuk Afrian karena hanya Akira yang memiliki senjata. Walau lekaki itu masih bertanya-tanya benda apa yang Fero pergunakan untuk melukai tangan kanannya. Padahal Fero hanya menggunakan kuku tajamnya. Tidak menggunakan benda apa-apa.

Bagi Afrian, musuh yang tidak bersenjata tidak boleh sampai terkena pedangnya. Cukup lumpuhkan dia tanpa perlu membuatnya terluka. Contohnya patahkan tulangnya agar ia tak bisa bergerak lagi. Hanya saja, sepertinya di sanalah kesalahan terbesar yang Afrian lakukan. Karena saat ia berhasil membuat tubuh Fero ambruk di tanah hanya dengan mengandalkan kekuatannya saja, Fero justru mengambil kesempatan itu untuk melumpuhkan Afrian saat itu juga. Tepatnya saat Afrian jadi terfokus hanya kepada Akira saja karena berpikir Fero sudah tak berdaya di bawah sana. Justru Fero sedang tertawa tanpa suara dengan wajah menyentuh tanah.

Half BeastWo Geschichten leben. Entdecke jetzt