Duapuluh Dua🦊

270 36 16
                                    

💎Happy reading💎

Daerah atas menjadi tanggung jawab Torano dan Laguna. Maka dua orang itu kini berada di sana dengan Torano yang memimpin di depan. Sementara Laguna hanya diam sembari sesekali memperhatikan sekitar. Takut kalau-kalau ada musuh yang datang dan tiba-tiba menyerang.

Torano tak pernah tahu apa tujuan orang-orang itu memasuki Utara. Torano juga tak tahu bagaimana Barara tahu pergerakan mereka. Atau ini semua hanya akal-akalan Barara saja? Tapi juga tidak mungkin mengingat Barara yang juga ikut menjaga salah satu perbatasan Utara. Itu artinya memang ada musuh yang akan masuk ke desa, tapi entah siapa dan apa tujuannya. Torano tak tahu berapa jumlah mereka. Yang terpenting mereka tak sampai bisa masuk ke dalam Utara. Kalau Barara bilang mereka berbahaya, itu artinya Torano tak perlu ragu untuk menghabisi nyawa mereka.

"Torano! Kau tidak mau mengajakku bicara? Aku bosan kalau diam-diam seperti---"

Laguna tak menyadari apa-apa, tapi Torano menyadarinya. Saat satu buah anak panah melayang tepat ke kepala Laguna. Untungnya refleks Torano cukup bagus untuk segera menarik Laguna dari tempatnya. Laguna yang ditarik tanpa aba-aba tentu kaget dan hampir terjatuh karenanya.

"Dari arah kiri, ya?" gumam Torano, setelahnya lelaki itu berlari cepat ke kiri dan berhenti tepat di tempat persembunyian seorang manusia dengan busur di tangannya.

Torano tahu orang itu sadar akan kehadirannya. Torano juga sadar saat orang itu mengarahkan anak panah ke arahnya. Dan tepat saat anak panah itu meleset ke arahnya, Torano mengelak dengan segera. Kemudian belum sampai satu detik Torano bergerak ke samping, Torano sudah kembali maju dan menyerang orang berpanah itu dengan satu kali ayunan tangan. Tepat sebelum orang itu siap menembakkan anak panah lainnya ke arah Torano. Dalam penglihatan Torano, saat orang itu menarik satu anak panah di punggungnya terlihat sangat lambat sampai Torano dapat dengan mudah menebas leher lawannya dengan kuku panjang dan tajam miliknya.

Setelahnya lelaki itu kembali ke tempat di mana Laguna berada. Gadis itu tampak masih terkagum-kagum dengan aksi Torano yang lincah. Benar-benar pantas jika lelaki itu disebut sebagai murid terhebatnya Barara.

"Terima ka---" Lagi-lagi perkataan Laguna terpotong begitu saja. Kali ini bukan karena serangan dari musuh, tapi karena Torano sendiri yang memotongnya.

"Tetap waspada! Kalau senjata mereka adalah panah, mereka bisa menyerang dari jauh."

Sepertinya Laguna lupa satu hal tentang Torano. Bahwa anak itu tak pernah mendengarkan permintaan maaf atau terima kasih yang ditujukan padanya. Begitu pula sebaliknya. Lelaki itu tak pernah mau meminta maaf atas kesalahannya atau berterima kasih pada orang yang sudah menolongnya.

Laguna mulai kesal sendiri karena Torano memotong perkataannya begitu saja. Lagipula Laguna tidak membutuhkan bantuan Torano tadi. Karena saat benda berbahaya menghampiri tubuhnya, pasti rambutnya akan bekerja sendiri tanpa harus lebih dulu menuruti perintah dari otaknya. Sialnya Torano menarik tubuhnya lebih dulu dan ia juga tidak diberi kesempatan hanya sekedar untuk berterima kasih karena telah menolongnya.

Torano tampak mendecih di tempatnya. Tepat setelah lelaki itu menatap ke belakang dan mendapati dua burung merpati yang seperti sedang mengamatinya. Saat Torano memusatkan penglihatannya, ia bisa melihat aura milik Barara menyelimuti tubuh merpati itu. Itu artinya merpati itu diperintahkan Barara untuk mengamati mereka.

Sepertinya perkiraan Torano sebelumnya salah. Karena musuh yang bersenjatakan panah hanya ada satu di antara sepuluh musuh yang sebenarnya. Orang itu telah Torano bunuh dan tak ada lagi yang memakai panah.

Butuh dua menit untuk musuh-musuh yang lainnya keluar dari persembunyian mereka. Dari tatapannya Torano yakin kalau mereka tahu salah satu dari mereka sudah tak lagi bernyawa. Mereka pasti marah dan akan menyerang bersama. Guna menghabisi Torano yang membunuh teman mereka.

Half BeastWhere stories live. Discover now