03. Enam🦊

89 10 0
                                    

💎Happy reading💎

"Lalu yang macan siapa? Kau atau kau?" tanya Gaara sambil menunjuk Torano dan Nujio secara bergantian.

Tepat saat Gaara menunjuk Nujio dengan tatapan remeh, Nujio justru mengambil kesempatan itu untuk menghipnotis Gaara.

'Matilah! Bagaimanapun caranya!' perintah Nujio dalam hatinya.

Nujio menguap setelahnya dan mengucek matanya yang agak berat. Walau sudah banyak berlatih, tapi tetap saja dalam satu kali perintah besar, ia cepat mengantuk. Akan tetapi, kalau hanya segini, Nujio masih bisa menahan kantuknya.

Dan sepertinya hipnotis Nujio bekerja. Tatapan Gaara berubah kosong dan berjalan menjauh dari sana. Namun, sesuatu yang aneh terjadi, tepat saat Aretta memanggilnya.

"Kakak, apa yang kau lakukan?" Hanya dengan panggilan itu, Gaara terlepas dari hipnotis Nujio dan kembali bersikap seperti semula.

Gaara tertawa nyaring di tempatnya. Yang mana membuat Nujio terperangah karena Gaara bisa lepas dari pengaruh hipnotisnya dengan mudah.

"Jadi bocah dengan kekuatan hipnotis itu ... kau?" tanya Gaara sambil menunjuk Nujio, "Itu artinya lelaki macan itu lelaki yang di sebelahmu, ya? Hei, Macan! Aku menantangmu!" ujar Gaara.

Nujio geram saat hipnotisnya bisa dilepas oleh Gaara. Maka yang anak itu lakukan adalah meneriaki nama Gaara sekuat tenaga saking kesalnya.

"GAARA!" pekiknya yang membuat pandangan Gaara beralih padanya, "Pergi dari hadapan kami!" lanjut Nujio dengan nada serius.

Lagi-lagi, hipnotis Nujio masih bisa mempengaruhinya. Lelaki itu lagi-lagi bangkit dan berjalan pergi dari pekarangan rumah.

Aretta mendecih di tempatnya. Ia mulai mengerti kalau kini kakaknya dalam pengaruh hipnotis Nujio.

Dengan buyarnya konsentrasi Aretta dan hilangnya kewaspadaan gadis itu, Akira menjadikan kesempatan itu untuk menyerang Aretta. Akira menarik kuat lengan Aretta dan mengunci pergerakan gadis itu.

"Ka--Kakak!" panggil Aretta saat ia tak bisa melepaskan diri dari kuncian Akira.

Sekali lagi, Gaara tersentak dan berlari dengan berbalik arah. Anak itu langsung menyusuri Aretta dengan kecepatan yang lincah. Dan di sanalah Torano memainkan perannya. Anak itu bergerak juga akhirnya.

"Kau lupa kalau tadi kau menantangku?" tanya Torano dengan nada meremehkan.

Torano kaget saat Gaara menggenggam kuat lengan Torano dan menyingkirkan Torano dengan paksa dari hadapannya. Tatapan Gaara tampak marah dan terlihat ketakutan dalam waktu yang sama.

"Lepaskan dia!" peringat Gaara pada Akira.

Akira tersenyum dan mengeratkan kunciannya pada Aretta, "Kau pikir aku peduli?"

"SIALAN!" pekik Gaara. Gaara baru akan melakukan penyerangan, walau terhenti secara tiba-tiba. Tangan yang tadi ia angkat di udara, kini sudah berayun lemah di sisi tubuhnya. Ada pisau yang menancap di pergelangan tangannya.

"Lawanmu adalah aku! Jangan mengabaikan orang yang sudah kau tantang, Sialan!" kata Torano dengan tatapan tajam.

"Kau benar-benar membuatku marah, Macan! Akan kutunjukkan padamu di mana letak salahmu."

Torano tersenyum miring, "Berlututlah!" perintahnya. Dan Gaara langsung berlutut tanpa mengatakan apa-apa, lalu wajahnya berubah panik saat tahu-tahu tubuhnya berlutut tanpa perintah dari otaknya.

"Ka--kau bisa menghipnotis juga? L--lalu siapa macan yang sebenarnya?" tanya Gaara mulai panik.

Nikie dan Ayumi yang kurang melakukan pergerakan sedari tadi tertawa renyah di tempatnya. Ia mendekat ke arah Gaara dan tertawa lebih keras lagi dari sebelumnya.

Half BeastWhere stories live. Discover now