Duapuluh Delapan🦊

187 38 13
                                    

💎Happy reading💎

Torano mencoba melindungi Nujio dan Fero yang ketakutan. Lelaki berambut abu-abu di hadapannya tampak semangat melayangkan pukulan demi pukulan. Dopa memanggilnya Grey. Kalau Torano tidak salah menanggapi, berarti wanita yang Laguna dan Nikie hadapi sekarang bernama Red kalau itu disesuaikan dengan warna rambutnya.

Torano mengeluarkan kuku-kuku panjangnya. Niatnya ia ingin melukai wajah Grey yang memandang mereka dengan remeh. Sialnya Grey tidak semudah itu untuk dilukai. Pergerakannya rapi dan sangat lihai. Dari caranya bertarung saja Torano tahu kalau orang ini sering terlibat dalam pertarungan. Bagi Torano ini semua merepotkan.

"Kukumu tajam juga, tapi aku juga punya yang lebih tajam." Grey mengangkat tangan kirinya. Di sana Torano bisa melihat kuku runcing yang sebelumnya tidak ada. Kuku-kuku itu berwarna hitam mengkilap. Berbanding terbalik dengan kulit putihnya yang sedikit pucat.

"Sia--" Torano baru akan bertanya siapa Grey sebenarnya, tapi tanpa bisa Torano lihat dengan seksama, kuku panjang itu sudah lebih dulu menggores daerah bawah matanya. Torano yakin tujuannya adalah mata, tapi untunglah Torano bisa mengelak dan justru melukai pipinya.

'Cepat sekali.'

Torano tidak pernah merasakan tekanan seperti ini sebelumnya. Untuk pertama kalinya ia ragu dengan kemampuan yang ia punya. Padahal sebelumnya ia selalu bangga memiliki kemampuan yang unggul dari orang-orang seumurannya. Baru saat menghadapi Grey, Torano mulai mempertanyakan seberapa kuat dirinya. Atau bertanya apakah dia bisa mengalahkan Grey seperti perkiraan sebelumnya.

"Menjauh dari kami!" pekik Nujio saat tanpa sengaja Grey menatap matanya. Padahal Nujio sudah menantikan saat-saat itu dari semenjak tadi. Baru dua detik yang lalu Grey menatapnya. Padahal Nujio sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari Grey. Tujuannya agar ia bisa menghipnotis Grey saat mata mereka berjumpa.

Setelah selesai memerintah, Nujio menguap karena rasa kantuk yang tiba-tiba datang menyapa. Selalu begitu, padahal Nujio yakin perintahnga tidak terlalu berat. Fero di sampingnya langsung menahan tubuh Nujio yang mulai kehilangan keseimbangan. Sementara Grey berlari menjauh dengan mata membulat sempurna. Seperti tak percaya dengan cara kakinya bekerja.

"Grey. Lumpuhkan mereka, kecuali Si Macan!" perintah Dopa dengan nada tinggi. Perempuan itu tampak kesal saat tadi Grey berhasil terhipnotis oleh Nujio.

Grey tersentak dan mendapatkan pengendalian tubuhnya kembali. Lelaki itu tersenyum saat menyadari anak kecil seperti Nujio memiliki kemampuan seperti tadi. Walau dengan panggilan dari Dopa saja hipnotisnya sudah menghilang, tetap saja Grey sedikit tercengang.

Dengan gerakan cepat, Grey berbalik ke arah mereka bertiga. Dilumpuhkannya Fero dan Nujio dalam satu serangan saja. Tinggal Torano yang menatap marah ke arahnya, tapi sama sekali tidak membuat Grey gentar barang sedikit saja. Justru lelaki itu tersenyum saat melihat aura membunuh Torano tampak jelas di matanya.

Sementara Fero yang mendapat serangan tiba-tiba merasakan guncangan hebat di kepalanya, tapi ia tak sampai benar-benar pingsan. Berbeda dengan Nujio yang sudah tergeletak di samping Fero. Fero mencoba bangkit untuk membantu Torano, tapi tak bisa. Tubuhnya terasa sakit dan tidak bisa menuruti perintah dari otaknya.

Torano sendiri berniat menyerang bagian kaki Grey, tapi satu bisikan halus terdengar di telinga sebelah kiri. Dengan tangan seorang wanita bertengger apik di bahunya. Torano tahu kalau itu adalah Dopa. Sejak kapan perempuan itu berdiri di sana?

"Tenanglah! Duduk di ujung sana dan amati temanmu dengan seksama," katanya di dekat telinga kiri Torano.

Seperti ada yang menuntun kakinya, Torano melangkah begitu saja ke tempat yang tadi Dopa tunjukkan. Tanpa sedikit pun memberi bantahan.

Half BeastWhere stories live. Discover now