02. Empat🦊

148 25 13
                                    

💎Happy reading💎

Rasanya waktu bergulir begitu cepat. Baru kemaren Fero menduduki usia sembilan tahun. Sekarang hanya butuh menunggu dua bulan lagi saja untuk ia mencapai umur sebelas tahun. Sedangkan umur Akira bahkan sudah tiga belas tahun empat bulan yang lalu.

Sedangkan lama dua bersaudara itu berada di rumah Barara sudah hampir dua tahun lamanya. Fero sudah benar-benar dekat dengan semua, kecuali Torano tentunya. Selebihnya sudah Fero anggap seperti saudara. Sebenarnya Torano juga, tapi lelaki itu masih sebeku saat pertama kali mereka bersua. Fero membuktikan omongannya bahwa ia akan mengejar ketertinggalannya. Fero sudah semakin mahir dalam mengerjakan setiap latihan dari Barara.

Sebelumnya Fero harus mengubah wujud menjadi serigala dulu baru ia bisa menggunakan indera serigala sepenuhnya. Fero tak pernah benar-benar bisa menggunakan indera serigala sebelum mengubah wujudnya. Makanya, saat menjalankan misi pertama dari Barara, ia harus mengubah diri menjadi serigala. Hanya sekedar untuk melihat musuh dengan mata serigalanya. Karena saat berwujud manusia, Fero sama sekali tak bisa mengenali di mana musuhnya berada. Pada kesempatan lain juga Fero harus berubah dulu agar bisa melihat dengan mata serigalanya. Contohnya saat waktu itu ia bermalam di hutan atas perintah Barara. Kalau tidak berubah wujud, ia tak melihat apa-apa, tapi saat mengubah wujudnya menjadi serigala, Fero baru bisa melihat banyak musuh mengintainya.

Akira juga menepati janjinya pada Barara. Mulai hari itu, saat Barara menasehatinya, Akira tidak lagi terlalu memanjakan adiknya . Selalu memberatkan Fero banyak hal agar anak itu berkembang lebih cepat. Dan usaha Akira tidak sia-sia. Karena sekarang Akira yakin Fero sudah hampir mendekati kebolehannya. Berkat Fero juga yang selalu semangat melakukan apa saja. Tak jarang juga Akira mendapati Fero masih berlatih saat ia terjaga di pagi buta. Atau saat tengah malam Akira bermimpi buruk tentang orang tuanya. Akira terbangun dan mendapati Fero berlatih di kamar mereka.

Akira juga ingat waktu Fero tiba-tiba demam tinggi. Saat Barara memanggil tabib ke rumah, Fero dinyatakan kelelahan dan Akira tahu apa penyebabnya. Mulai saat itu Akira melarang Fero berlatih saat malam hari. Fero menurut dan hanya akan berlatih lebih pagi dari yang lain.

Mereka belajar banyak hal dari Barara. Mulai dari bagaimana menyelamatkan diri dari bahaya, harus mementingkan teman saat bersama-sama, tidak boleh egois, harus mengalah pada mereka yang lebih kecil, cara menghindari serangan tiba-tiba, memfokuskan diri hanya pada satu indera saja, dan masih banyak lagi.

"Kau sudah berkembang, ya, Fero. Aku tidak menyangka adik manjanya Akira sudah bisa sejago ini dalam bela diri," puji Barara. Takjub dengan kebolehan Fero dalam memainkan pisau dan melemparkannya pada seekor cicak yang melintas di dinding rumah.

Fero hanya menyengir saja. Pasalnya ia dulu benar-benar manja dan suka menangis malam hari saat mendapati Akira tak ada di sisinya.

Kalau dipikir-pikir Fero jadi malu juga, tapi sekarang tidak lagi. Fero bukan anak kecil lagi dan ia tidak boleh terus-terusan berlindung di balik Akira. Fero juga harus bisa menjadi lebih kuat dan tidak bergantung pada siapa-siapa.

"Ah, Barara. Mana yang lebih kuat aku daripada Kak Ayumi?" tanya Fero semangat. Ia ingin mendengar pendapat Barara tentang hal-hal yang sudah ia capai selama ini, sejauh ini, dan seberat ini.

"Kau mulai sombong, ya sekarang. Sikap ayahmu mulai terlihat."

Fero tersenyum kikuk. "Bukan begitu. Aku hanya ingin mengukur kekuatanku saja."

"Aaaa ... kalau saja anakku laki-laki, aku yakin kau tidak bisa mengimbanginya."

Mendengar jawaban dari Barara, Fero tahu jawaban dari pertanyaannya adalah kini ia sudah lebih kuat dari Ayumi.

Half BeastDonde viven las historias. Descúbrelo ahora