03. Tiga Belas🦊

113 15 43
                                    

💎Happy reading💎

Torano tidak menyangka menghadapi lelaki bernama Wira ini ternyata merepotkan juga. Bermula dari Kittie yang sudah ia hempaskan dengan mudah. Sampai Kittie tidak bisa berdiri lagi karena kakinya yang terluka cukup parah. Lelaki itu juga berusaha keras untuk tak menatap mata Nujio. Padahal sedari tadi Nujio terus-terusan menyerangnya dari jarak dekat.

"Lagi-lagi harus berhadapan dengan orang yang merepotkan," gumam Torano.

Dari wajah Torano sudah mulai keluar kumis macan miliknya. Di kepala lelaki itu juga sudah menyembul sepasang telinga. Benar. Sekali lagi, Torano menunjukkan wujud setengah macannya. Walau tidak suka dan membenci wujud ini, sepertinya Torano tidak punya pilihan. Kalau bersikeras mempertahankam wujud manusianya, mungkin Wira bisa mengalahkannya dengan mudah. Nanti kalau Nujio ikutan terluka, mau bicara apa Torano nanti kepada Akira? Yang ada ia diolok-olok sambil mengungkit lagi kalimat Torano yang berkata ia akan selalu melindungi Nujio dari bahaya.

"Woahh! Macannya keluar!" girang Wira di tempatnya. Matanya berbinar cerah melihat wujud setengah macan milik Torano.

Sama dengan Lulu, Wira juga sebelumnya tidak pernah berhadapan dengan Half Beast seperti yang berdiri di hadapannya kini. Bagi Wira, ini juga merupakan pengalaman baru yang tidak akan pernah ia lupa. Misi pembunuhan kali ini sangat seru dan memanjakan mata.

"Merasa tersanjunglah karena kau berhasil menarik wujud ini untuk keluar! Karena kalau orangnya lemah, aku tidak akan memakai wujud sialan ini," kata Torano. Ekornya sengaja ia kibarkan sebagai bentuk pengalihan. Barang kali Wira juga akan takjub dan malah terfokus pada ekornya. Yah, walau kemungkinan orang seperti Wira lengah karena ekor hanya sedikit, sih. Atau mungkin mustahil Wira akan terlena.

"Mari kita coba bagaimana kekuatannya." Wira tersenyum girang dan berlari menghampiri Torano setelahnya.

Wira pikir larinya sudah sangat cepat dan senjata di tangannya bisa melukai Torano. Akan tetapi, saat Wira berhenti tepat di hadapan Torano, tahu-tahu macan itu sudah berdiri di belakang. Berkacak pinggang sambil mengibaskan ekornya.

"Cepat," puji Wira, "ini menarik!" Tak lupa lelaki itu tertawa setelahnya.

Torano berlari mengelilingi Wira. Dengan fokus tingkat tinggi, Wira memperhatikan pergerakan Torano dengan matanya. Takut anak itu akan menyerang secara tiba-tiba. Sialnya kabut di sekitar yang tercipta dari tanah yang Torano pijak membuat mata Wira perih dan memerah. Walau begitu, fokus lelaki itu tetap tidak teralih dari sosok Torano yang berlari mengelilinginya.

Tidak seperti yang ia pikirkan sebelumnya---Torano yang akan menyerang tiba-tiba---ternyata Torano tak kunjung melakukan serangan apa-apa. Bahkan lima detik setelahnya macan itu berhenti dan menatap Wira dengan tatapan yang tidak bisa Wira baca. Entah apa yang sedang macan itu pikirkan saat ini. Apa mungkin Torano sengaja mengelilinginya berharap Wira akan pusing? Kalau memang begitu, Torano sudah melakukan hal yang salah.

"Sudah selesai lari-larinya?" tanya Wira, tampak semakin meremehkan Torano yang bernapas lebih cepat dari sebelumnya. Tentu saja Torano kelelahan di sana.

"Sudah," jawab Torano.

Lelaki macan itu berjalan pelan ke arah Wira setelah sebelumnya menarik napas dalam-dalam. Mencoba mengembalikan ketenangan.

"Yaaaah, sehebat apa pun seekor Half Beast, tetap saja kau masih bo---"

"Nujio! Sekarang!" perintah Torano tiba-tiba. Perkataan Wira juga jadi terhenti begitu saja.

Sepersekian detik setelah Torano berkata begitu, Nujio muncul di belakang tubuh Torano yang membuat fokus Wira terganti. Dan tepat saat mata mereka bertemu, Nujio berteriak lantang sekali.

Half BeastWhere stories live. Discover now