Masa sekolah menengah!
Ini memang bukan awal dari sekolah menengah Jian. Setelah libur semester, Jian kembali menapakkan kaki pada dataran yang menampung tempat untuk banyak orang menimba ilmu.
Seragam putih abu-abu itu tertempel sempurna dan rapi. Kerumunan yang mengenakan pakaian yang sama itu pun tak berhenti lalu-lalang, sesekali saling melempar tawa lepas dan menubrukkan badan melampiaskan perasaan rindu satu sama lain.
Jian tersenyum, ia memang tak punya, tapi hanya dengan melihat, ia senang, sekitarnya berbahagia.
"Jian!" Langkah kecilnya terhenti, sontak ia berbalik mencari sumber suara, "Chandra?"
Pria dengan kulit putih itu, melakukan adegan yang biasanya hanya bisa Jian lihat—ia menubrukan diri sambil merangkul Jian— sontak Jian terdiam tak bergeming, benaknya bertanya-tanya, kenapa?
"Hei, kenapa jadi aneh begitu wajahmu?"
Jian tersadar, "hah-eh, h-hai...." dengan gugup balik menyapa ketua kelasnya itu.
Chandra sempat menggeleng pelan kemudian malah semakin mempererat rangkulan nya pada bahu Jian, "jalan mu terlalu cepat, aku kan juga mau ke kelas."
Sambil melempar senyum, Jian mengikuti arah langkah Chandra. Jian mungkin cukup bahagia, walaupun yang dilakukan Chandra mungkin hanya sekedar kewajiban seorang ketua kelas yang berusaha merangkul murid-murid lain dikelas, termasuk murid pendiam seperti Jian.
Namun, Jian berharap, itu tak akan berhenti sekalipun itu hanya sekedar kewajiban. Ia ingin berteman, walau cuman satu.
YOU ARE READING
Pelukan Untuk Jian
Teen Fiction[End] Angannya menjadi sebuah karya, namun nyatanya ia hanyalah rangkaian takdir, takdir yang berusaha dilupakan. "Jian pengen deh, ulang tahun, dapat pelukan dari Papa, Mama, Kak Jovan dan Kak Jerian...." Start - 2021, february 21 End - 2021, O...
