◆Part 21 : hidden plan◆

23.5K 4K 441
                                    

"𝑬𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒓𝒐𝒄𝒆𝒔𝒔, 𝒇𝒆𝒆𝒍 𝒅𝒆𝒍𝒊𝒈𝒉𝒕 𝒊𝒏 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝒂𝒏𝒅 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒘𝒐𝒓𝒅𝒔"

Happy reading

━━━━━━━ ♡ ━━━━━━━

Sambil menyesap kopinya, sesekali Juna tersenyum melihat beberapa kopernya yang sudah tersusun rapi.

"Juna!" Juna mengarahkan pandangannya pada seseorang yang baru saja masuk ke dalam kafe. Itu Yoga, sahabatnya, "Yoga, kau membawa dia?" Tanya Juna pada sahabatnya yang menarik kursi untuk duduk di depan Juna.

"Ya, dia menyusul. Sedang izin dengan bos nya." Juna bergidik geli melihat Yoga malah meminum kopinya. Namun pandangannya teralihkan mendengar suara pintu terbuka. Senyumnya kembali terukir kala melihat sosok yang memasuki kafe.

"Maaf lama... "

"Duduklah, Paman Josh." Juna mengarahkan kursi di sebelah Yoga yang juga berada di depannya. Pria yang baru saja masuk mengikuti arahan Juna, sejenak ia menoleh, melihat beberapa tumpukan koper di sebelah meja. Ia menatap Juna penuh tanda tanya.

"Aku akan pulang hari ini." Juna tersenyum menanggapi Josh yang kebingungan. Tapi kemudian Josh pun paham dan ikut membalas dengan senyuman. Setelah melihat Josh duduk dengan tenang, Juna mengeluarkan sesuatu dari ransel kecilnya, sebuah amplop coklat yang tidak terlalu tipis juga tidak terlalu tebal.

"Sebelum itu, ada yang ingin ku bicarakan pada Paman."

"Itu sebabnya kau mengajakku bertemu disini?" Juna mengangguk, "iya, dan maaf jika malam malam begini. Karena jadwal penerbangan ku malam ini." Yoga pun nampak setia mendengarkan seakan mengerti bahwa kini adalah giliran temannya untuk berbicara.

"Apa yang akan paman lakukan jika Jian adalah anak Paman?"

Josh menatap kebingungan, sesekali melirik ke lain arah, "eum, Soal itu, aku tidak tahu pasti. Karena pasti papamu—"

"Jika tanpa larangan papa. Semua atas kehendak paman sendiri." Juna memotong ucapan Josh, ia sekarang benar-benar tak ingin mendengar apapun tentang Papanya. Josh menopang dagunya, memikirkan dengan rinci apa yang seharusnya ia lakukan, "tentu saja, aku akan memperjuangkannya. Walaupun paman belum punya cukup uang untuk itu dan juga, Jian mungkin akan sulit menerima paman." Josh tersenyum tipis, Ia menatap Juna dan Yoga dengan tatapan sendu.

"Sebenarnya, paman sudah memikirkan hal-hal seperti ini sejak kalian berkata paman memiliki anak." Josh menundukkan kepalanya, merasa malu pada dirinya sendiri, "paman ingin mengambil hak asuhnya jika memang dia anak paman, tapi, kembali lagi, paman ingat jelas saat itu paman tidak melakukan apapun pada mamamu, Juna."

Josh menatap Juna dengan penuh keyakinan. Walaupun saat itu dia dalam keadaan tidak sadar, ia ingat jelas keadaan malam itu. Tidak ada apapun yang terjadi diantara mereka, mereka sama-sama mabuk dan memilih untuk langsung tidur. Juna mengangguk pelan, ia memberikan Josh amplop coklat yang ia pegang.

"Jian bukan anak paman." Ukiran senyum Juna terpancar jelas menyisakan tatapan kebingungan pada Josh. Juna membantu Josh membukakan amplopnya dan menunjukan lembaran kertas dengan cap salah satu rumah sakit di atasnya, "Jian anak papa."

Keterkejutan tak bisa dihindari. Josh tahu Juna menunjukan rasa senangnya. Tapi hati Josh ikut menjadi miris.

"Poor him.... " Josh membaca perlahan apa yang tertera di kertas. Kertas berisikan DNA Josh, Jeff dan Jian. Dan benar saja isinya, persenan kecocokan DNA Jian dan Jeff bahkan sangat tinggi. Bukannya senang karena Josh bisa bebas pada tanggung jawab tapi mengingat selama ini bagaimana Jian tidak pernah dianggap oleh Jeff dan juga bagaimana Josh tidak pernah tau perihal tentang Jian, hatinya ikut merasa sakit.

Pelukan Untuk JianWhere stories live. Discover now