◆Part 13 : Tersulut emosi◆

21.5K 3.7K 283
                                    

"𝑬𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒓𝒐𝒄𝒆𝒔𝒔, 𝒇𝒆𝒆𝒍 𝒅𝒆𝒍𝒊𝒈𝒉𝒕 𝒊𝒏 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝒂𝒏𝒅 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒘𝒐𝒓𝒅𝒔"

Happy reading

━━━━━━━ ♡ ━━━━━━━

Jika bukan karena Jeff adalah ayah dari Juna. Mungkin Juna tidak akan memperdulikannya, "Juna.... "

"Hm.... " dehem Juna hanya untuk sekedar membalas panggilan dari Jeff. Juna duduk di sofa di depan ranjang pasien, demi menjaga jarak dengan sang ayah. Mencoba mengalihkan perhatian dengan memainkan laptopnya. Walaupun Ia sangat ingin sekali keluar — setidaknya menunggu sampai istri barunya datang. Juna memang bergantian dengan Amelia untuk menjaga Jeff, lebih tepatnya menemaninya. Tak banyak yang mereka bicarakan, saat Amelia datang, Juna akan langsung pergi dan hanya berpamitan dengan Jeff. Enggan sekali untuk sekedar melempar sapa pada istri baru papanya itu.

"Dengarkan penjelasan Papa dulu."

"Penjelasan soal apa?" balas Juna yang masih enggan melihat Jeff di depannya. Jeff menghela nafasnya, bingung harus bagaimana menanggapinya ditambah Ia yang sudah lama tidak menghabiskan waktu dengan Juna membuat suasana canggung. Kenapa? kenapa Juna sangat menyayangi dia?

"Juna, laki-laki normal mana yang tidak akan berbuat apa-apa ketika melihat wanita tidur di sampingnya? papa menemukan mama dalam keadaan berantakan. Papa juga tidak mau hal ini terjadi, tapi mamamu, mengkhianati papa terlebih dahulu."

Juna malas, sangat malas ketika kembali harus dihadapkan dengan penjelasan mengenai hal yang sama berulang kali. Juna menutup laptopnya kasar dan melipat tangannya di depan dada, "apa sebenarnya yang ingin papa sampaikan? bahwa papa tidak bersalah? bahwa keputusan yang papa buat itu yang terbaik?"

Sontak, Jeff menggelengkan pelan, "tentu papa juga memiliki kesalahan. Tapi semua itu tidak akan ada jika tidak ada penyebabnya. Papa sangat mencintai mama, kamu dan juga adik kembarmu. Maaf, papa meninggalkan kalian."

"Terus Jian?"

"Juna, Papa sudah bilang. Anak papa cuman kamu, dan adik kembar mu."

"Kenapa papa membencinya? dia tidak melakukan kesalahan apapun."

Jeff menghela nafasnya, "setiap kali papa melihat wajahnya, papa teringat mama, teringat kejadian itu, dan itu membuat papa sakit hati."

"Hanya itu?"

"Jun—"

"Hanya itu?!" Juna mengulangi perkataannya lagi dengan intonasi lebih tinggi, "papa bilang, papa sakit hati karena sikap mama?! papa sekarang menikah dan mendapatkan wanita baru lagi, tapi sikap papa ke mama tidak berubah? itu yang papa sebut sakit hati?!"

"Juna!" Jeff kini balik membentak Juna, "kenapa dengan mu? mengapa malah membela Jian di depan papa? Papa ini papamu Juna! seorang ayah, orang tua kamu Juna! bahkan Jian itu cuman memiliki darah dari mama, bukan adikmu sepenuhnya."

Juna berdecak sinis, seolah memang keinginannya memancing amarah sang ayah dan menunjukan bahwa duplikatnya pun dapat terang-terangan meluapkan emosi, "bandingkan pa, bandingkan dengan sakit hati Jian. Anak bisa sadar bahwa dia menyakiti perasaan orang tuanya, seperti yang Juna lakukan sekarang. Juna sadar bahwa Juna menyakiti perasaan papa. Tapi kadang orang tua menyakiti perasaan anaknya secara tidak sadar."

"Juna.... "

"Papa secara tidak sadar menyakiti perasaan Juna! Jian itu adik Juna, sampai kapanpun! bandingkan sakit hati dia. Dari kecil, hanya mendapat perhatian dari Juna yang tak seberapa — Oke, oke terimakasih karena masih mengizinkan Bi Resna untuk ikut menjaga Jian. Mungkin saat itu dengan pertimbangan karena Juna juga masih terlalu kecil." Juna menjelaskan sambil mencoba mengisyaratkan sang ayah untuk tetap diam menunggunya selesai berbicara.

Pelukan Untuk JianWhere stories live. Discover now