02. Sembilan Belas🦊

Mulai dari awal
                                    

"Hei, Renoi, kau percaya itu? Aku kalah, untuk pertama kalinya aku ... kalah," lirih Margareth.

Renoi hanya diam saja, tubuh lemah Margareth dan air yang keluar dari pelupuk mata gadis itu baru pertama kali Renoi lihat seumur hidupnya.

Margareth kalah, begitu menurutnya. Padahal kalau dipikirkan lagi, gadis itu tidak benar-benar kalah. Dari lima orang yang ia hadapi, satu di antaranya meregang nyawa dan yang lainnya tidak ada yang tidak terluka. Dilihat dari mana pun juga bukan Margareth yang kalah, tapi Barara dan murid-muridnya. Margareth tidak kalah dalam pertarungan, Margareth hanya gagal menjalankan misinya. Yakni, membawa kepala Tora ke hadapan orang yang menyuruhnya.

🦊🦊🦊

Nikie pikir, membawa Laguna ke tempat yang banyak buah-buahannya akan membuat mereka kenyang dan bersemangat kalau ada musuh yang datang. Juga, dengan ikutnya Nujio bersama mereka membuat Nikie semakin senang karena Nujio itu anak yang ceria. Nikie pikir semua akan baik-baik saja, nyatanya saat mereka asyik menikmati buah-buahan di sana, ada seorang perempuan menghampiri. Perempuan yang dilihat dari mana pun bukanlah orang baik, tapi orang yang ingin mencelakai mereka.

"Target ditemukan," gumam perempuan itu saat baru tiba.

Kira-kira tingginya hanya sepantaran Nujio saja, tidak terlalu tinggi, tapi entah kenapa Nikie merasa anak itu berbahaya. Tidak ada yang tahu berapa umur pasti perempuan itu. Yang jelas dia aneh dan suka berbicara yang tidak bisa dimengerti.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya Nujio.

Kalau Nikie bisa merasakan bahaya dari gadis itu, berbeda dengan Nujio yang justru tidak merasakan apa-apa. Nujio hanya berpikir gadis itu gadis biasa yang mungkin tersesat di hutan dan ingin meminta tolong pada mereka. Tatapan gadis itu kosong, seperti orang buta. Akan tetapi, jelas-jelas gadis itu sama sekali tidak buta. Dia bisa melihat seperti orang normal biasa.

Merasa pertanyaannya tidak dijawab oleh Sang Gadis, Nujio kembali bertanya, "Kau lapar? Mau makan buah?"

Lagi-lagi gadis itu hanya diam di posisi. Menatap mereka bertiga secara bergantian. Seperti sedang memastikan kalau dia tidak salah orang.

"Ambil!" Nujio melempar satu buah di tangannya ke arah Sang Gadis, berharap gadis itu menangkapnya dan memakan buah itu setelahnya. Sialnya gadis itu justru menghindar dengan gerakan yang sedikit patah-patah. Dan saat itulah Nujio baru merasakan kalau gadis itu tidak seperti manusia biasa.

"Target menyerang. Rora akan melakukan penyerangan balik," ujar gadis itu. Sepertinya 'Rora' yang ia maksud adalah namanya.

Gadis bernama Rora itu mengangkat sebelah tangannya, kemudian muncullah api di telapak tangan Rora. Seperti kekuatan sihir saja. Kemudian Rora menyerang Nujio dengan mengarahkan semburan api di tangannya ke arah Nujio.

Nujio tidak bisa mencerna apa-apa, bahkan saat api itu hampir menyambar wajahnya, Nujio hanya terpaku di tempatnya. Untunglah Laguna bertindak cepat dan membalut tubuh Nujio dengan rambutnya, untuk kemudian memindahkan Nujio agar lebih dekat dengannya.

Laguna merentangkan kedua tangannya, dua orang disamping Laguna ia paksa mundur ke belakang.

"Biar aku yang menghadapinya. Sepertinya gadis ini lumayan juga," kata Laguna.

"Kittie!" panggil Nikie seketika dan detik berikutnya tubuhnya langsung diambil alih oleh Kittie yang matanya tampak berbinar cerah.

"Sudah lama aku menunggu pertarungan," kata Kittie heboh.

"Jangan gegabah. Gadis itu punya kekuatan aneh. Dia bisa mengeluarkan api dari tangannya," peringat Laguna. Sedikit kesal sebenarnya karena Nikie memanggil Kittie, padahal Laguna ingin menghadapi gadis bernama Rora itu sendiri.

Half BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang