🦊🦊🦊

"Lihat ini," kata Laguna saat Torano sudah berdiri gagah di hadapannya.

Torano diam saja. Anak itu memperhatikan bagaimana Laguna memainkan rambutnya ke sembarang arah. Kemudian setengah dari rambut kuningnya itu melingkar di kedua pergelangan tangan Torano. Sejauh itu, Torano tetap diam saja. Tidak terlalu tertarik dengan apa yang akan Laguna tunjukkan padanya.

Helaian rambut Laguna yang lain tampak mengincar wajah Torano yang masih terlihat bosan di tempatnya. Sampai saat Laguna menyapukan rambutnya ke wajah Torano, Torano refleks menarik tubuh ke belakang sebanyak dua langkah. Rambut Laguna yang tadi memegang tangannya pun terlepas begitu saja. Wajah lelaki itu tampak terkejut dengan segaris luka menyilang di bawah matanya.

"Bagaimana?" tanya Laguna, terlihat bangga karena berhasil melukai wajah tampan yang selalu kaku milik Torano.

"Tidak lucu. Di mana kau menyembunyikan senjatanya? Aku tidak melihat benda tajam apa-apa sebelumnya."

Dari dulu Torano tidak pernah suka saat Laguna suka berbuat seenaknya padanya. Hanya saja, setiap Torano marah, Laguna akan balik marah dan mengatakan kalau Torano tidak bisa diajak bercanda. Makanya saat Laguna lagi-lagi bercanda yang kali ini sedikit berbahaya, Torano tidak bisa marah. Laguna itu bahkan lebih galak dari ibunya saat sedang marah.

"Itu yang ingin kutunjukkan padamu. Aku tidak menyembunyikan apa-apa. Kau boleh memeriksanya kalau tidak percaya," jawab Laguna.

"Apa maumu?" tanya Torano. Kini wajah lelaki itu sudah terlihat memerah menahan amarah. Tidak ada yang lebih menyebalkan dari orang-orang yang suka berbicara yang tidak penting. Bagi Torano, apa yang Laguna lakukan hanya membuang waktu saja.

"Hanya ingin menunjukkan kekuatan baruku. Lihat!"

Laguna mengarahkan rambutnya ke batang pohon yang tumbuh di samping kirinya. Kemudian menggores batang pohon itu dengan rambutnya.

"Kau lihat 'kan? Aku tidak memakai senjata apa pun. Ini jurus baruku. Aku bisa membuat rambutku menjadi lebih tajam dari pisau. Luar biasa bukan?" pekik Laguna kegirangan.

Sudah hampir setengah tahun ia habiskan untuk melatih pengerasan rambutnya. Sampai ia bisa berhasil sampai tahap ini. Mulanya Laguna mencoba memikirkan cara yang ampuh melawan musuh selain melilit dan menghempaskan tubuh musuh. Sampai ia mempunyai pemikiran untuk menjadikan rambutnya lebih berbahaya dari itu. Berbagai upaya ia lakukan untuk melatih pengerasan rambut. Akan tetapi, sejauh ini Laguna hanya bisa memodifikasi bagian ujung rambutnya saja. Bagian pangkal dan tengah rambutnya tetap akan selembut biasanya. Tidak apa, setidaknya Laguna sudah berusaha.

"Lumayan. Aku jadi penasaran mana yang lebih tajam rambutmu atau kuku-kuku milikku." Torano memamerkan kuku tangan kanannya yang sengaja ia angkat setinggi dada.

"Mari kita buktikan," balas Laguna.

Laguna percaya rambutnya benar-benar tajam dan akan bisa mengalahkan ketajaman kuku-kuku milik Torano. Hanya saja, saat ia mencoba menyerang Torano lagi dengan ujung rambutnya yang sudah ia keraskan kembali, Tangan kiri Torano yang sedari tadi diam sudah lebih dulu bergerak cepat ke arah rambutnya yang menggantung di hadapan wajah Torano. Dalam satu tarikan tangan, rambut Laguna sudah terpotong dan berserakan di atas tanah.

"Ka--kau memotong rambutku? Kau tidak tahu bagaimana aku merawatnya selama i---"

"Kau yang memulainya, Laguna. Sekarang, permainan menjadi satu sama."

"Sial!" Laguna menggembungkan pipinya dan pergi meninggalkan Torano setelahnya. Kaki gadis itu sengaja ia hentak-hentakkan dengan kasar ke atas tanah. Agar Torano tahu kalau kini Laguna sedang marah padanya. Lihat saja, setelah ini Laguna berniat untuk tidak akan mengajak Torano berbicara dalam waktu yang lama.

Half BeastWhere stories live. Discover now