BAGIAN 27

3.4K 341 58
                                    

Erlin mengajak Amanda ke kantin untuk makan siang. Mereka masih ada satu mata kuliah sekitar jam dua siang. Mereka menuju meja dimana makanan tersaji secara prasmanan.

Saat akan mengambil sayur, Marsel meraih centong sayur dan menuangkannya ke dalam piring Amanda.

"Makasih Sel." Ucap Amanda. "Sama-sama." Mereka bertiga berjalan bersama lalu duduk di meja sudut ruangan kantin. "Haii boleh aku duduk disini?" Tanya Kamila yang tiba-tiba menarik kursi di sebelah Marsel.

"Kau lagi kau lagi. Kenapa kau mengikutiku?" Tanya Marsel dengan geram. "Denger ya, tempat duduk ini sudah penuh. Sebaiknya kau cari meja lain." Seru Erlin kemudian. Kamila kesal karena Marsel dan Erlin seperti perisai Amanda yang selalu berada di dekatnya. Bahkan dia gagal dalam menyelidiki tentang pria yang bersama Amanda pagi tadi. Kamila pergi dengan perasaan sebalnya kepada dua teman sepupunya itu.

*****

Di tempat yang berbeda, mata Melisa terbelalak saat informan yang disewanya memberikan data tentang Arya Sandya. Dia shock dengan status pria yang bersama Amanda tadi pagi. Pria itu muda, tampan dan pemilik Sandya Company. Perusahaan besar dengan cabang dimana-mana bahkan di luar negara.

"Mana bayaranku?" Tanya informan itu.

Melisa menyerahkan amplop cokelat dari tasnya. Pria itu membuka dan menghitung jumlah uang yang ada di dalam amplop itu.

"Thanks. Tapi, kenapa kau ingin tahu tentang big bos Sandya Company?" Tanya informan itu.

"Aku hanya penasaran dengannya." Jawab Melisa dengan wajah yang gugup.

"Jika kau ingin berbuat macam-macam padanya pikirkanlah baik-baik. Apalagi yang kau perbuat membahayakan orang terdekatnya. Nyawamu akan hilang." Kata pria itu dengan tegas. Melisa mencibir lalu pergi. "Memangnya dia tahu apa tentang Arya Sandya." Gerutu Melisa dalam hati.

Pria itu melihat kepergian Melisa dari jauh. Lalu mengeluarkan ponselnya dari balik saku jaketnya. "Bos, saya sudah lakukan tugas saya pada wanita itu." Katanya di ujung telepon.

"Bagus." Jawab Arya pada pria itu. Lalu menutup ponselnya. "Ini hanya peringatan. Jika dia dan putrinya masih mengganggu istriku akan aku berikan dia lebih dari sebuah peringatan." Ujar Arya sembari tersenyum.

Melisa menceritakan segalanya yang diketahui tentang Arya pada Kamila. "Maahh, aku ingin Arya Maah. Aku ingin merebutnya dari Amanda." Kamila terus merengek pada Mamanya. "Tenanglah sekarang kita makan dulu yuk. Mama laper nih.." ujar Melisa lalu melajukan mobilnya.

*****

Pukul empat sore tepat, Arya menjemput istrinya. Lagi-lagi Marsel bertingkah sok akrab kepada Arya.

"Hey jika kau terus menggangguku, aku akan merobek mulutmu itu." Kata Arya kesal.

"Baiklah Kak.." jawab Marsel dengan manis. "Jangan tersenyum. Gigimu kuning." Kata Arya lalu membukakan pintu untuk istrinya. "Duluan ya Sel." Sapa Manda sambil tertawa melihat tingkah Marsel. "Iya Amanda hati-hati Kaak.." teriak Marsel pada Arya.

"Hmm hari ini melelahkan. Aku lapar sayang.." ujar gadis itu sambil memegang perutnya.

"Ok kita makan." Sahut suaminya sambil tersenyum.

"Sayang kita makan di cafe Creamy aja ya.. aku udah lama gak makan di cafe itu. Masakan disana enak kok.." sahut Amanda dan langsung diiyakan oleh suaminya.

Setibanya di cafe Amanda dan Arya langsung memesan makanan. Gadis itu memesan banyak menu kesukaannya. Arya menatap istrinya dengan senyuman khasnya, tak hentinya pula Amanda bercerita bahwa menu yang dipesannya merupakan menu favorit ayahnya.

INTERNAL LOVEWhere stories live. Discover now