BAGIAN 42

3K 352 128
                                    

Bab sebelumnya kenyang umpatan yaa saya 😂 belum sarapan udah di umpat nihh 😂😂
Maaf karena sudah membuat kalian tegang sampai menangis. Spoiler aja mereka bakalan happy ending kok.

Aku gak akan biarin halu kita berubah menjadi duka guys 😂 tetap staytune ya. Selamat membaca. Jangan lupa vote dong 💜

--------------------------------------------------------

Amanda tersadar, wanita itu kemudian mencari putrinya. "Erlin Erlin dimana mereka? Apa kau sudah mendengar kabar dari mereka?" Tanya Amanda dengan menangis. Erlin tak tahu harus bicara apa. Keduanya berpelukan.

Sementara Ikbal melihat itu di luar kaca pintu ruangan Amanda. Pria itu mengeluarkan ponselnya.

"Bagaimana?" Tanya Ikbal.

"Me-mereka sudah tiada kak." Jawab suara di ujung ponsel.

"APA?? APA KAU BERCANDA. AKU AKAN MEMBUNUHMU SEKARANG JUGA JIKA KAU BERMAIN-MAIN DENGANKU." Teriak Ikbal. Amanda dan Erlin mendengarnya.

"Ada apa Lin? Kenapa Ikbal marah? Aku harus menemui Ikbal." Ujar amanda yang penasaran. Erlin mencoba mencegahnya namun tekad Amanda sudah bulat.

"APA KAU MELIHAT SENDIRI JENAZAHNYA? HAH? KENAPA DIAM BICARA PADAKU!!" Teriak ikbal penuh emosi.

"Su-sudah Kak. Kami sudah membawa Bos dan Nona kecil pulang."

"KAU SUDAH PASTIKAN BAHWA ITU JENAZAH BOS DAN NONA KECIL??" Tanya Ikbal. Pria itu terkejut saat ponselnya di rebut oleh seseorang dari belakang. "No-Nona sedang apa Nona disini?" Tanya Ikbal gugup.

Amanda tak menjawab sepatah kata pun. Lalu meletakkan ponsel Ikbal di telinganya. "Sudah Kak. Kami sudah di rumah sekarang." Amanda pingsan setelah mendengar jawaban anak buah suaminya itu.

"Nona...Nonaaa...." Ikbal berteriak memanggil dokter. Erlin menangis melihat majikan sekaligus sahabatnya yang lemah itu.

*****

Seminggu sudah kepergian suami dan anaknya. Amanda masih belum bisa menerimanya. Jiwanya hilang, hari-harinya seperti tak berarti.

"Bagaimana ini Nyonya? Jika Nona terus seperti itu dia akan sakit." Ucap Bi Nur kepada Olivia yang melihat menantu kesayangannya seperti itu. "Aku juga bingung Bi.. aku takut putriku jatuh sakit. Setiap hari dia memompa Asinya. Dia berharap putri dan suaminya akan pulang." Kata Olivia.

Amanda setiap hari memompa asinya. Setiap hari pula Firly dan Erlin mengambil Asinya untuk diberikan pada anak panti yang masih bayi. Olivia mengijinkannya. Erlin datang.

"Nyonya bagaimana keadaan Nona?" Tanya Erlin cemas. "Lin, kau harus bantu sahabatmu melewati ini ya? Aku minta tolong padamu. Hibur dia Lin." Ujar Olivia. "Tanpa Nyonya minta saya pasti melakukannya. Apa Amanda hari ini memompa asinya?" Tanya Erlin.

"Iya. Tapi sedikit." Jawab Olivia.

"Aku akan mengajaknya ke panti Nyonya. Pasti dia senang bisa bertemu dengan anak-anak disana." Kata Erlin. Olivia mengangguk setuju.

*****

Amanda dan Erlin tiba di panti asuhan. Suasana disana sangat ramai membuat Amanda beberapa kali menyinggungkan senyumannya. Bayangan anaknya muncul kembali saat melihat bayi mungil yang di gendong oleh Ibu panti.

"Dia cantik." Ucap amanda. Bayi itu perempuan. "Iya Manda. Kau ingin menggendongnya?" Tanya Ibu panti yang sudah mengenal Amanda dengan baik. Gadis itu mengangguk. Di gendongnya bayi mungil itu. Terasa damai dalam hatinya entah bagaimana rasanya sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata.

INTERNAL LOVEWhere stories live. Discover now