BAGIAN 94

1.8K 213 47
                                    

Amanda mengenakan setelan blouse tanpa lengan dipadu dengan mini skirt selutut berwarna putih lalu memakai blazer berwarna hitam. Rambutnya digerai seperti biasa. "Kita berangkat sekarang Nona?" Tanya Doris yang sudah stand by di depan pintu. Amanda mengangguk perlahan lalu berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Arya tengah sibuk memeriksa berkas di kantornya. Ponselnya berdering, "Willy" batinnya.

"Hmm apa?"

"Busyeet lama banget sih angkat telpon. Urgent banget niiihhh.." ujar Willy sedikit panik.

"Ada apa? Apa Elang dan yang lain sudah membawa pulang Garsa?" Tanya Arya sambil berdiri. "Tidak. Ini lebih gawat." Kata Willy dengan nada ketakutannya.

"Kau jangan membuatku bingung bodoh. Kenapa?" Tanya Arya sekali lagi.

"Dengar, sebentar lagi lo bakalan dapat serangan beruntun. Mendingan lo siap-siap deh lo isi tuh amunisi lo sekarang juga. Dah gue cuman mau bilang gitu. Bye!!" Ujar Willy lalu mematikan sambungan teleponnya. "Sial nih begundal. Ada apa sebenarnya?" Ujar arya geram. Pria itu mecoba menelpon Willy lagi tapi tak dijawab. "Apa maksud Willy serangan beruntun? Hasshh.." gerutu arya pelan. Saat berbalik Arya terkejut melihat wanita yang tengah duduk sofanya.

"Sayaang..." sapanya pelan. "Kenapa gak bilang mau kesini?" Tanya arya lalu menghampiri istrinya itu. "STOP BERHENTI DISITU!!" Teriak amanda. Suaranya terdengar sedang kesal. "Ada apa sayang? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Arya saat istrinya berjalan mendekat. Amanda menggeleng. "Apa aku bagimu?" Tanya Amanda sembari mengeluarkan pistol dari dalam tasnya. Arya sedikit bergidik karena istrinya itu juga mengisi amunisi ke dalam senjatanya.

"Kau? Kau segalanya. Kenapa bertanya seperti itu?" Tanya Arya lagi. "Sumpah aku berani menghadapi apapun asal jangan kemarahan Amanda." Batin Arya yang sekarang mulai panik.

Amanda mengambil langkah menjauh dari suaminya yang masih berdiri di tempatnya itu. Mengunci pintu kantor dan mulai memakai kaca mata hitamnya lalu mengarahkan senjatanya ke arah suaminya. "Sayaang sayaang apa yang kau lakukan? Aku salah apasih?" Tanya Arya yang tak mengerti sebab istrinya bisa sekesal itu padanya. "Jawab saja pertanyaanku. Setiap kau menjawab jujur aku tak akan membidikmu sayang." Jawab amanda santai.

"Kau sudah temukan anak kita?" Tanya Amanda lagi. Arya mulai paham maksud dari perkataan Willy di telepon tentang serangan. Pria itu tersenyum nakal sambil menatap Amanda. "Apa hadiahku jika aku menjawab jujur?" Tanya Arya sembari berjalan mendekat ke arah istrinya. Kali ini Amanda yang bingung, pertahanannya sedikit goyah. "Aku bilang diam disana." Ulangnya memberi peringatan pada suaminya.

"Jangan khawatirkan aku. Jawab saja pertanyaanku sayang?"

Amanda menurunkan senjatanya. Menatap tajam suaminya, "Apapun yang kamu mau aku akan berikan. Kasih tau dulu apa kamu sudah menemukan anak kita?" Tanya Amanda cemas. Arya semakin dekat lalu mengambil pistol dari tangan istrinya. Posisi Amanda berada di depan Arya dengan tangan di belakang. Arya mengarahkan tangan itu ke juniornya. "Hmm aku sudah menemukannya. Maaf jika aku tak memberitahumu. Sedikit lagi kita akan mendapatkan Garsa." Jawab Arya tepat ditelinga amanda. Wanita itu sedikit mendesah karena geli.

"Aku sudah lakukan bagianku. Sekarang bagianmu." Ujar Arya sambil membuka resleting celananya. Arya mengarahkan kejantanannya pada tangan Amanda. Wanita itu meremas perlahan milik suaminya yang perlahan membesar itu. Lalu berjongkok dan mulai mengulum perlahan. Desahan demi desahan keluar dari bibir pria itu. Amanda terus memijit mesra dengan jari lentiknya itu dan mengulumnya perlahan. Rasanya seperti tersedot ke dalam sana, batin Arya sambil memejamkan matanya.

Tok tok tok "Boss..." pintu diketuk. Buru-buru Amanda menyudahi aktifitasnya dan berdiri membersihkan bibirnya. "Brengsek siapa yang berani menggangguku!!" Teriak arya. "Sayaang.. it's ok. Kamu temui dia sekarang ya. Siapa tahu penting." Kata Amanda sembari mengecup bibir suaminya.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang