BAGIAN 39

3K 302 30
                                    

Melisa meradang dan membuat keributan. Sasmita menelpon Arya.

"Bos, wanita yang kau kirim kemari dari tadi membuat keributan di tempatku. Aku akan membuangnya ke jalan jika dia terus seperti ini." Ucap Sasmita dengan marah.

"Kau yang akan aku kirim ke neraka jika melepaskan wanita itu." Ancam Arya. "Berikan ponselmu padanya. Aku akan bicara."

"Heyy diamlah. Ini ada yang ingin bicara padamu." Ujar Sasmita sebal. Melisa menerimanya. Lalu meletakkan benda pipih itu ketelinganya.

"Bagaimana? Apa kau suka tempat barumu?" Tanya Arya. Melisa terkejut dan membelalakkan matanya. "Ar-Arya..." serunya. "Keluarkan aku dari sini. Aku tidak mau berada disini." Teriaknya sambil menangis.

"Tidak mau? Hahaha bukankah kau dan anakmu sepakat membuat rumor untuk istriku tentang wanita panggilan. Aku hanya membuatnya menjadi kenyataan saja untukmu." Jawab Arya santai.

"Di-dimana putriku? Pasti dia bersamamu kan?" Tanya Melisa disela isak tangisnya.

"Tidak. Dia sedang di tempat yang jauh. Yang tak terjamah siapapun. Apa kau ingin menyusulnya?" Tanya Arya menekan suaranya. "Dimana? Kau bawa kemana putriku?" Teriaknya.

"Tidak usah berteriak padaku. Jawab saja apa kau ingin menyusulnya?"

Melisa tersentak dan diam. Tubuhnya gemetar dan takut. "I-iya aku ingin bertemu putriku." Jawabnya. "Hahaha bagus. Kau sendiri yang meminta ya. Disisi kananmu ada segelas air. Minumlah. Saat kau bangun aku yakin kau akan bertemu dengan putri kesayanganmu itu." Ucap Arya. "Aku ingin berbicara pada Amanda." Arya terdiam. "Apa ini permintaan terkahirmu?"

"Anggap saja begitu. Kumohon." Arya mengangguk lalu masuk ke ruang rawat Amanda dan memberikan ponselnya pada istrinya. "Siapa sayang?" Tanya Amanda. "Terimalah, kau akan tahu." Jawab Arya.

"Haloo..."

"Amanda? Ini benar dirimu? Ini tante Manda. Tante tak punya banyak waktu. Dengarkan tante, tante minta maaf atas segala kesalahan tante dan Kamila padamu. Kamila dan tente sudah jahat dan membuatmu sakit. Maafkan tante ya sayang?" Ujarnya sembari menangis.

"Aku...Aku sudah memaafkan tante dan Kamila. Tolong jangan menggangguku lagi tante. Aku ingin hidup dengan tenang. Mari kita jalani hidup kita seperti sebelum kita bertemu lagi." Jawab Amanda. Wanita itu menangis mendengar jawaban Amanda, kemudian Melisa menutup ponselnya.

Sasmita melihat Melisa mengambil gelas yang berada di sisi kanannya. Waria itu tersenyum melihat Melisa meneguk habis minuman itu. "Hmm itulah yang aku suka dari Tuan Sandya, pria itu tidak pernah bertele-tele.. aaahhh jadi mau ditusuk oleh rudalnya.." oceh Sasmita sambil tertawa. "Imaaaahh bersihkan mayat wanita itu. Buang kemanapun aku tak peduli." Perintahnya.

*****

Amanda menempati rumah barunya. Rumah ini hadiah dari Olivia. Firly mengantarnya bersama Erlin dan Ikbal. Tak kalah ketat dengan di rumah suaminya, rumah ini penuh juga dengan penjaga lainnya.

"Arya kemana kak? Kenapa tidak mengantarku?" Tanya Amanda pada Firly.

"Kau tahu kan dia sibuk. Tenanglah. Nanti dia akan datang. Sekarang biarkan para pelayan membantumu menata barang. Aku harus pergi." Ucap Firly pada Amanda. Pria itu sudah menganggap Amanda seperti putrinya karena hubungan dekatnya dengan Olivia. Bahkan Arya mempercayakan beberapa urusan bisnis pada Firly.

"Baiklah. Terimakasih kak." Firly mengangguk lalu memanggil Ikbal dan Erlin.

"Tolong jaga Amanda. Jika terjadi sesuatu segera hubungi Arya atau Olivia. Kalian juga bisa menghubungiku. Aku pergi dulu." Kata Firly. Ikbal dan erlin mengangguk mengerti.

INTERNAL LOVEOnde histórias criam vida. Descubra agora