BAGIAN 90

1.8K 206 17
                                    

Erlin dan Marsel pergi diantar oleh Doris ke bandara. Sementara Amanda dan Arya bersiap akan pergi ke sekolah Amaira. Naya duduk di samping Arya yang tengah memainkan ponselnya.

"Kak, aku ikut mobil kakak aja ya ke kantor." Ujarnya. "Enggak mau." Jawab Arya datar. "Iihh kenapasih? Kan Ibra nganterin kakak ke sekolah Amaira dulu baru antar aku kan?" Seru Naya lagi. "Hmm aku masih ada urusan lain dengan Ibra. Kau berangkat dengan Ikbal." Jawab Arya lalu berdiri. "Kaakk gamau. Aku gamau sama Ikbal." Rengeknya lagi. Arya mengatupkan bibirnya menahan tawanya.

"Kenapa? Ikbal kan pergi ke kantor juga. Udah deh Nay gausa rewel ya kamu." Bentak Arya membuat Naya terdiam. "Bal, kau berangkat dengan Naya ya ke kantor. Aku dan istriku ada urusan." Perintah Arya dibarengi anggukan oleh Ikbal. "Mari silahkan Nona.." ajak Ikbal pada Naya. Naya berdiri. Gadis itu mengalihkan pandangannya karena malu bertemu Ikbal.

Deci yang tengah turun dari mobilnya, tak sengaja pandangannya melihat Naya turun dari mobil Ikbal. Gadis itu terlihat kesal menatap ke arah Naya. Di dalam ruangan Deci sengaja menyenggol kursi Naya saat melewatinya. "Kau tak punya mata ya daritadi jalan nabrak mulu" ujar Naya ketus. "Eehh makanya duduk tuh majuan dikit. Lo pikir ini kantor punya bapakmu." Balas Deci.

"Iya kan ini emang kantor milik ayahku." Jawab Naya lirih. Deci tak mendengar jawaban Naya lalu duduk dan mengerjakan pekerjaannya. Ikbal datang lalu mendekati Naya. "Apa kau sudah pelajari berkas kemarin?" Tanya Ikbal tegas. "Sudah sebagian Pak. Besok saya pasti sudah mengerjakannya karena saya sudah ada konsepnya." Jawab Naya lembut.

"Pak Ikbal maaf, apa tidak sebaiknya saya saja yang mengerjakan. Saya kan seniornya. Kenapa harus dia sih Pak yang dikasih projek besar itu?" Tanya Deci pada Ikbal. "Ini adalah perintah Pak Arya. Jika kau ingin protes datang saja ke ruangannya." Jawab Ikbal lalu pergi. Naya yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis lalu duduk mengerjakan pekerjaannya.

*****

Arya dan Amanda tiba di rumah bersama Amaira. "Mommy aku capek mau bobok." Ujar Amaira manja. "Baiklah sweet heart, kamu sama suster ya. Mommy mau liat dedek Garsa dulu." Kata Amanda disertai anggukan dari putri kecilnya itu.

"Daddy juga capek nih Mommy, mau banget dipijitin." Ujar Arya sambil memeluk istrinya dari belakang. "Ck sayaang kamu ini apaan sih kan banyak anak buah kamu. Maluuuu..." kata Amanda sambil melepaskan pelukan Arya yang semakin erat itu.

"Kau tahu kan jika aku begini itu tandanya apa? Persetan sama anak buahku. Aku bisa membunuh mereka semua jika kau tak menuruti aku sekarang." Ancam Arya pada istrinya. "Sepertinya aku tak ada pilihan lain iya kan? Aku akan melihat Garsa dulu sayang. Kau tunggulah di kamar." Kata Amanda membuat suaminya itu cengar-cengir sendiri. "Yes babe, junior hari ini adalah hari kita bro."

Beberapa menit kemudian Amanda masuk ke dalam kamarnya. "Kemana dia kok gak ada? Sayaang.. kamu dimana?" Teriak Amanda sambil melihat ke sekililing kamar. Arya keluar dari kamar mandi sembari melilitkan handuk di bagian bawah tubuhnya. "Oh kamu mandi? Iyaudah mandi aja dulu sayang. Aku mau rebahan. Capek." Seru Amanda. Dengan mata tajamnya pria itu berjalan ke arah istrinya yang tengah rebahan lalu ikut merebahkan dirinya diatas tubuh Amanda. "Aarrgghh.. sayaang yaa ampun.. kamu katanya mandi.." seru Amanda terkejut. "Apa ada aku jawab iya pertanyaanmu? Tidak kan? Aku mau kamu. Bukan mandi." Jawabnya lalu menghujam bibir istrinya sebelum Amanda menjawab lagi. Kedua sejoli itu memulai perang kulit dengan sangat romantis.

Ditengah keasyikan dan kesyahduan mereka memadu kasih. Pintu kamar diketuk. "Aahhhh ahhh shhh.." desahan Amanda membuat Arya mempercepat goyangan pinggulnya.

Tok tok tok. Arya tak memperdulikan ketukan pintu itu. Pintu kembali di ketuk. "Bos.." suara Doris terdengar dari luar pintu. "Itu Doris sayang shh.." leguh amanda. Mata suaminya itu sudah terlihat emosi. Namun tetap mengayunkan pedangnya kedalam tubuhnya semakin dalam. "Bos.. saya minta maaf tapi ini penting." Suara Doris kembali membuat Amanda dan Arya berhenti melakukan aktifitasnya.

INTERNAL LOVEWhere stories live. Discover now