BAGIAN 66

2.2K 302 70
                                    

Amaira sedang menunggu dengan gurunya di depan gerbang sekolah. "Kenapa Om Doris belum jemput aku ya?" Tanyanya pada diri sendiri. Iya, sepulang dari Macau gadis itu merengek ingin sekolah dan Amanda tak bisa menolak permintaan putrinya. "Dia sudah pasti cerdas sepertiku." Ujar Daddy nya kala itu. Amanda hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan suaminya.

"Haloo darling.." Sapa Willy yang tiba di sekolah Amaira bersama Doris.

"Uncle Willyy......" teriak gadis kecil itu dengan riang.

"Princess, hari ini mau nggak jalan-jalan sama Uncle?" Tanya Willy sambil berjongkok memeluk Amaira. "Kemana Uncle?" Willy tersenyum. "Ke Mall. Kita main sepuasnya." Jawab Willy cepat. "Okay. Tapi Uncle aku ada satu permintaan. Boleh nggak?" Gadis kecil itu memasang wajah gemasnya membuat Willy tak kuasa mencubit pipinya yang chubby.

"Apa darling?"

"Aku mau telepon Daddy dulu. Mau minta izin kalo aku jalan-jalan sama Uncle." Jawabnya. "Boleh dong darling.. ini sekarang Uncle telepon Daddy ya." Ujar Willy. Amaira hanya mengangguk-angguk mendengar perkataan sahabat Daddynya dan meraih ponsel yang diberikan Willy padanya.

"Apa? Kenapa? Kau sudah memulai aksimu menghabiskan uangku? Dasar tak berperasaan." Jawab Arya kesal. "Daddy, kenapa marah-marah?" Tanya Amaira yang kebingungan mendengar ayahnya kesal. "Oh Sweet Heart.." pekik Arya tiba-tiba. Mendengar itu, Willy menahan tawanya.

"Daddy, aku mau pergi sama Uncle Willy.." ujar Amaira manja. "Iya Sweet Heart. Pergilah. Nanti Daddy dan Mommy menyusul. Hati-hati ya cantik.." jawab Arya sambil tersenyum.

"Iyaa Daddy. Bye Daddy.." lalu menutup ponselnya. "Ok Uncle let's go." Amaira menggandeng tangan Willy kemudian. "Ok Darling.." ujar Willy. Doris membantu nona kecil kesayangan bosnya itu masuk ke dalam mobil.

*****

Erlin gelisah memikirkan Ikbal dan Marsel pagi tadi. "Apa yang akan kakak rencanakan untuknya? Ck... Aku belum pernah segugup ini." Gumam Erlin pada diri sendiri.

Tak lama kemudian Marsel menelponnya. Wajah Erlin yang sedari tadi tidak fokus dan gelisah pada pekerjaannya mendadak berubah senang melihat layar ponselnya. "Sel, kemana aja sih kamu aku nunggu kabar kamu." Ujar gadis itu dengan manja.

"Sejak kapan erlin begitu panik seperti ini?" Goda Marsel. "Sayang, tenanglah aku sibuk dari tadi mencari tempat berlatih bela diri. Kakakmu memintaku berlatih beladiri agar bisa sebaik dirimu."

Erlin diam mendengarkan perkataan Marsel. "Dia ingin aku bisa menjagamu dengan baik. Aku tahu mungkin aku tak sehebat dirimu dalam melindungi diri tapi aku mau belajar sayang. Tak apa kakakmu keras padaku saat ini. Dia sangat menyayangimu dan ingin yang terbaik buat kamu." Lanjutnya.

"Apa itu membuatmu tertekan?" Tanya Erlin. "Tidak. Aku menerimanya. Setelah aku bisa bela diri aku akan belajar menembak dan memanah. Seperti kamu." Ucap Marsel dengan tulus. "Ehmm kamu so sweet sekali sih Sel." Katanya manja. "Ok aku ada jadwal operasi sebentar lagi. Aku tutup dulu ya sayang. Sampai ketemu nanti malam. Kita dinner yuk. Aku kangen sama kamu." Ajak Marsel. "Baiklah..aku tunggu ya. Semoga operasinya berhasil Sel.." setelah sayang-sayangan keduanya menutup sambungan telponnya.

*****

Willy telah tiba di Pusat Perbelanjaan milik Arya. Amaira begitu senang dan wajahnya berseri-seri. Gadis itu sangat antusias sekali menggandeng tangan Willy dengan sedikit berlari.

Manager Mall tiba-tiba datang menghampiri keduanya. "Selamat siang Pak Willy, Nona Amaira. Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanyanya. Willy hanya mengangguk. "Uncle, aku mau beli alat melukis untuk lomba besok." Pinta gadis kecil itu manja.

"Kau dengar yang Nona kecil katakan? Cepat tunjukkan dimana tempat yang menjual itu." Jawab Willy pada Manager itu. Lelaki muda itu tersenyum lalu mempersilahkan Willy berjalan lebih dulu.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang