BAGIAN 86

1.8K 275 72
                                    

Ikbal masuk ke dalam ruangan Arya. "Bos, besok jadwal Bos ke Dubai untuk meninjau lokasi kantor cabang kita yang baru. Saya sudah siapkan semuanya Bos." Ujar Ikbal sembari memberikan beberapa file kepada Arya.

"Okay tapi Bal, lusa kita juga ada jadwal bertemu dengan Ibu Riana? Sempat tidak ya waktunya saat kita kembali kesini?" Tanya Arya pada Ikbal dan dirinya sendiri. "Nah itu Bos yang ingin saya tanyakan pada anda. Saya ada ide Bos.." ujar Ikbal. "Apa? Katakan."

Ikbal berbisik pada Arya, pria itu kemudian tersenyum lebar. "Cerdaas kamu Bal. Aku akan mengatakannya pada istriku nanti. Jika kita sampai sebelum meeting dimulai maka itu jauh lebih bagus." Jawabnya. Ikbal mengangguk lalu permisi keluar ruangan.

*****

Olivia sibuk bermain dengan cucu-cucunya di ruang keluarga. Firly memperbaiki boneka milik Amaira. Sementara Naya sibuk dengan ponselnya. "Bagaimana hari pertama kerja di kantor Nay?" Tanya Firly pada putrinya. "Baik Yah. Ternyata enak juga ya kerja kantoran. Beda sama mukulin orang." Candanya. Firly tertawa mendengar jawaban Naya. "Ssstt Nayaa.. ada keponakanmu. Jaga dong kata-katanya." Tegur Olivia. "Upss.. iyaa maaf Bu.." melihat ada bayangan kakaknya yang akan berjalan mendekat padanya cepat-cepat Naya meralat kata-katanya. "Maksud Naya mukulin gini Bu.." sembari memukul seseorang yang tengah berjalan di sebelahnya yang ternyata adalah Ikbal.

"Aww.."

"Ehh eehh maaf maaf Bal, aku pikir tadi kakak yang lewat. Maaf yaa.." ujar Naya sambil meraih tangan Ikbal. Jantung Ikbal mulai lagi dengan degupannya yang kencang merasakan sentuhan dari Naya. "Ti..tidak apa-apa Nona.." jawabnya lalu pergi.

Naya mendengus sebal. "Mana kata kakak gunung es mencair? Yang ada makin beku deh tuh gunung.. tauk aah kenapa gak meletus sekalian cobak.." gerutunya sambil berjalan ke dapur menjauh dari Ibu dan ayahnya yang sedari tadi melihat tingkahnya. "Oliv, sebentar lagi kita bakalan punya menantu lagi." Celetuk Firly dengan tawanya.

"Ayaaaahhhh... Naya dengar yaa.. ogah ih punya suami gunung es begitu. Yang ada makan ati tiap hari didiemin." Sahut Naya yang tengah mengambil segelas susu. Olivia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar suaminya menggoda putrinya.

*****

"Sayang, kau dengar aku kan?" Tanya Arya yang duduk di samping Amanda sambil memainkan tabletnya. Keduanya sedang menuju bandara.

"Iyaa aku dengar. Aku akan menemui Ibu Riana dan pergi ke kantor kamu untuk meeting dengan dua kolega kamu. Ditemani dengan Ikbal, aku sedang membaca berkas yang kau berikan padaku semalam sayang." Jawab Amanda. "Kau memang bisa diandalkan sayang.." puji Arya. "Hmm ngerayu,  mau apa?" Tanya Amanda penuh curiga.

Arya mendekat dan berbisik, "Mau kamu sekarang. Boleh?" Tanyanya sambil menghembuskan nafasnya tepat di tengkuk istrinya. "Aahhh enggak.. gak boleh. Semalam kamu udah berapa ronde cobak. Aku capek sayaang. Gara-gara kamu sampai Garsa harus tidur dengan Ibu karena rewel. Daddy nya nakal banget sihhh..." omel Amanda sambil mencubit suaminya.

"Hahahaha iyaa sekali-kali Garsa dengan Ibu kan perlu sayang. Ibu kan Omanya." Amanda mencibirkan bibirnya mendengar jawaban suaminya. Keduaanya berpisah di bandara dan Amanda segera menuju kantor bersama Ikbal.

*****

Naya menyelesaikan pekerjaannya. "Duuhh udah jam makan siang. Aku makan dulu aah setelah itu baru aku kasih ke Ibu manager." Ucapnya dengan memijit bahunya yang capek. "Ehhh anak baru, gue nitip dong beliin makan siang. Sekalian sama kopi yaa. Caramel machiato satu." Perintah gadis disebelahnya yang bernama Deci. "Kamu punya kaki kan? Punya tangan? Kenapa gak jalan sendiri beli." Jawab Naya lalu pergi meninggalkan Deci yang tercengang mendengar ucapan Naya. "Sial nih anak baru, dia berani juga ngelawan gue. Awas aja ya!!" Katanya dengan sebal.

INTERNAL LOVEWhere stories live. Discover now