BAGIAN 32

3.1K 325 52
                                    

Arya kembali ke rumah pada malam hari. Pria itu menghabisi klien yang dia temui sore tadi. Pria itu langsung masuk ke kamar dan menemui istrinya yang sedang tertidur pulas.

Arya duduk di samping Amanda lalu mengecup pelan keningnya dan akan beranjak ke kamar mandi. Amanda terbangun.

Gadis itu refleks menarik tangan suaminya dan memeluknya. Namun, Amanda tidak tahu jika bahu suaminya terluka. Dan tanpa sengaja Amanda menekan luka itu hingga membuat Arya sedikit merintih.

"Aaarrgghh.." pekik Arya membuat Amanda melepaskan pelukannya dan melihat telapak tangannya. "Daraaahh..." kata Amanda terkejut. "Sayaaang, kamu kenapa? Apa kamu terluka?" Tanya Amanda panik. Gadis itu membantu membuka jas suaminya. Darah segar membekas di kemeja yang dipakai Arya.

"Tidak. Ini tidak apa-apa sayang. Tidurlah aku akan mengurusnya nanti." Kata arya menenangkan. "Tidak apa-apa bagaimana? Kamu terluka. Siapa yang melakukan ini padamu? Apa pria tinggi itu lagi?" Tanya Amanda membuat Arya sedikit gugup.

Amanda mengambil kotak obat, pria itu belum menjawab juga. Wanita itu membuka kancing kemeja baju suaminya dan melepasnya. Dan benar luka sayatan cukup dalam di bahu kanan suaminya.

"Jawab aku sayang? Siapa yang sudah melakukan ini padamu?" Tanya Amanda sekali lagi.

"Saat meeting tadi aku dan Ikbal hendak di rampok oleh kawanan orang sayang. Kami berdua melawan mereka dan berkahir dengan aku yang seperti ini." Jawab Arya bohong. Dengan telaten Amanda membersihkan luka di bahu suaminya, meski perih Arya hanya menggigit bawah bibirnya tanpa merintih. Dia takut jika istrinya semakin khawatir padanya.

Nafas Amanda memburu membuat arya berbalik dan menatap wajah istrinya. Pria itu mengangkat dagu istrinya, "Kenapa sayang?" Tanyanya.

Mata Amanda berkaca-kaca, dari tadi dia menahan agar air matanya tak jatuh namun gagal. "Kamu terluka, pasti ini sangat sakit sayang.." kata Amanda dengan air mata yang mentes bebas.

Arya tersenyum lalu mengusap air mata istrinya, "Jangan menangis sayang. Luka ini akan sembuh jika kau yang merawatnya, Ibu Dokter." Kata Arya sambil menggoda istrinya. Amanda tersenyum sambil membalut luka suaminya. "Sudah selesai, apakah masih terasa sakit sayang?" Tanya Amanda.

"Sudah tidak sakit. Sekarang tidurlah." Ujar Arya menahan nyeri di bahunya. Walau sakit aku tak akan mengatakannya padamu, melihat kau meneteskan air mata rasanya lebih sakit daripada lukaku. Batin Arya.

"Kamu juga harus tidur. Jangan kelayapan malam-malam." Kata Amanda yang berjalan mengembalikan kotak obat.

Malam berganti pagi, Amanda terbangun lebih dulu dari suaminya. Suasana rumah pagi ini tidak seperti biasanya. Tampak sepi tanpa ada banyak anak buah di dalam rumah. Amanda berjalan mengitari teras, tanpa sengaja dia mendengar anak buah suaminya sedang berbicara.

"Kita harus ke gudang. Bos menyuruh kita berkumpul disana." Mereka bergegas ke arah gudang.

Amanda menghela nafas panjang. "Sebenarnya ada apa di dalam sana? Kenapa tempat itu seakan privasi sekali. Bahkan akupun tak diijinkan masuk oleh Arya." Batin Amanda penasaran. Gadis itu mengikuti anak buah suaminya hingga sampai di dekat gudang. Dia mengintip sesaat. Anak buah itu menekan tombol pasword untuk masuk.

"Rupanya ada pasword untuk anak buah juga ternyata." Batin Amanda. Gadis itu melangkah beberapa langkah agar lebih dekat untuk mengintip pasword masuk ke gudang itu.

"Nona Amanda, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Bi Nur yang sudah berdiri di belakang Amanda. Wanita itu terkejut. Wajahnya sedikit panik dan gugup. "Aaah Bi Nur, enggak Bi. Aku sedang mencari Bibi." Jawab Amanda. Bi Nur tersenyum sambil membantu Amanda berjalan perlahan. "Bibi daritadi di dapur Non. Ada apa Nona mencari Bibi?" Tanya Bi Nur sambil menarik kursi di meja makan saat mereka tiba di dalam rumah.

INTERNAL LOVEWhere stories live. Discover now