Chapter 20

1.8K 89 3
                                    

Hallo guys?

Apakah tadi ada yang dapet notif?
Xixixi, tadi kepincet padahal ngetik belum selesai.

Guys, aku seneng banget bisa up cepet gini.
But, aku ga janji kalau selanjutnya bisa secepat ini lagi. Aku usahain ya:)

Jangan lupa vote dan komen guys

Aku pengen banget liat interaksi kalian
Itupun kalau kalian kasih izin🙂

Oke gausah lama, yuk capcus baca!

***

Nara duduk di depan kelas menunggu sosok Altair keluar kelas. Ia berniat meminta maaf untuk masalah yang dibuat Daniel tadi pagi. Karena mau bagaimanapun, Nara juga turut menjadi penyebab Daniel mencari masalah dengan Altair. Dan lagi, Nara juga meminta maaf atas nama Daniel.

Menurut Nara, meski hubungannya dengan Daniel didasari tanpa alasan, tapi ia sebisa mungkin harus membuat cowok itu lebih baik. Salah satunya dengan cara meminta maaf, walaupun untuk saat ini Nara harus mewakilinya lebih dulu.

Tidak lama kemudian, Nara mengulas senyum tipis saat menemukan Altair di ambang pintu kelas. Keadaan cowok itu tidak jauh berbeda dengan Daniel, membuat Nara beranggapan jika perkelahian tadi bisa saja mengantarkan mereka ke ranjang rumah sakit jika tidak segera dipisah.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Nara tidak melepas barang sejenak senyum yang terpatri di bibirnya. Ia memperhatikan Altair yang menatapnya, sebelum akhirnya cowok itu membalas senyuman dan mengangguk pelan.

"Gue baik."

"Maaf, karena aku kamu jadi begini," ucap Nara tulus yang tersirat nada rasa bersalah disana.

"Ini bukan karena lo," jawab Altair.

"Tapi Daniel cari masalah sama kamu gara-gara aku," jelas Nara. Seperti yang Daniel ucapkan tadi pagi, cowok itu mencari masalah dengan Altair karena melarang kedekatan Altair dan Nara, yang otomatis Nara juga salah disini.

Menghela nafasnya pelan, Altair berjalan lebih dekat kearah Nara. Menatap lekat Nara yang saat ini tengah mengerjapkan matanya bingung. Lucu sekali, pikir Altair.

"Ada masalah yang lebih bikin gue marah. Lo paham, gue nggak akan semarah itu cuma buat masalah sepele. Jadi, lo nggak salah." Altair menjelaskan apa adanya. Masalah tentang Daniel yang memintanya menjauhi Nara bukanlah masalah serius yang harus Altair ladeni menggunakan kekerasan. Namun, ada yang lebih dari itu sampai membuat Altair terusik.

"Aku juga minta maaf atas nama Daniel." Altair menaikkan satu alisnya meminta penjelasan Nara selanjutnya. Sayang sekali, Nara hanya memberi senyum tipis sebelum setelah itu ia pamit.

"Nara," panggil Altair menahan Nara untuk tidak pergi. Nara berbalik menatap dengan kening berkerut.

"Ya?"

"Apa setelah ini lo bakal beneran jauhin gue?" Nara terpaku di tempat. Sebenarnya mudah karena Nara tentu saja akan tetap berteman dengan Altair. Hanya saja, Nara takut jika itu akan menjadi alasan Daniel untuk mencari masalah lagi dengan Altair.

"Altair, sebenernya---"

"Cewek gue ngapain disitu?" Daniel lebih dulu datang sebelum Nara menyelesaikan ucapannya. Ia berdiri di samping Nara, merangkul bahu cewek itu erat hingga tidak ada jarak antara Daniel dan Nara saat ini.

"Daniel ... lepasin!" pinta Nara seraya berusaha mencoba menyingkirkan tangan kiri Daniel di bahu sebelah kirinya.

Daniel menunduk menatap Nara tak suka. Ia berdecak sebelum akhirnya menjawab, "Dideketin cowok lain lo iya aja, giliran sama pacar sendiri lo nolak?"

HeartbeatWhere stories live. Discover now