Chapter 26 'Betrayed'

1.7K 147 26
                                    

"But darling,
In the end you've got to be
your own hero,

because everybody's
busy
trying to save

themselves"

----- S e c r e t -----

"Kerja bagus sayang, kau melaksanakan tugasmu dengan baik" ucap Connor pada wanita yang ada didepannya, senyuman puas terlukis di wajahnya dan begity pun juga pada ayahnya.

"Bagaimana dengan hadiah yang kalian janjikan? Apakah aku akan mendapatkannya?" Tanya wanita itu mempertanyakan kebenaran atas perjanjian yang telah mereka buat, setelah ia memberikan sebuah buku berwarna putih kepada Connor.

"Tentu sayang, tentu, ku pastikan kau akan mendapatkan hadiah itu" ucap Connor dengan senyuman miring yang terlukis di bibirnya.

"Oh, dan juga akan sedikit kejutan untuknya disana, jadi beritahu dia untuk bersiap-siap" lanjutnya mengingatkan sesuatu yang diluar dugaan akan terjadi, sebentar lagi.

"Tentu tuan" ucap wanita itu sambil membungkukkan tubuhnya menunjukan rasa hormat dan kesetiannya pada kedua orang didepannya, seperti hormat kepada raja-raja di kerajaan.

Sebelum akhirnya ia pergi bersama bayangan hitam. Begitu saja, tanpa jejak.

----- S e c r e t -----

Luke berjalan menuju gedung besar yang kini sudah berdiri tepat didepannya itu, sendirian. Karena, Calum dan Michael tidak berangkat bersamanya, jadi ia berjalan sendiri.

Sesampai ia memasuki koridornya, para siswa melihatnya dengan tatapan aneh, tapi Luke tidak sedikit pun memperdulikannya. Tapi tentu saja ada terbesit suatu keingintahuan tentang mengapa mereka memandang dirinya, maksudnya ini tentu saja aneh. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Ia terus menghiraukan mereka hingga ia telah membawa dirinya jauh yang sekarang sudah berada di depan lokernya dan mulai membuka kode yang ada disebelah kiri loker miliknya.

Ia sebenarnya tidak ingin bersekolah hari ini, ia ingin menemani Clary disana, tetapi tentu kau tahu, apa yang akan Liz katakan pada pada anak kesayangannya yang satu ini.

Dan ya, orang tua mereka telah mengetahui keadaan Clary yang sedang berada di rumah sakit sekarang, hanya saja mereka mengetahui bahwa Clary pingsan dan sampai sekarang belum terbangung.

Sebenarnya Luke tidak ingin membohongi ibunya tetapi,

'Ada rahasia yang dibuka, dan ada rahasia yang harus disembunyikan hingga rahasia itu akan ditelan masa pada akhirnya'

Begitulah kurang lebih apa yang dikatakan Calum kemarin, sebelum mereka harus mengatakan kebohongan kepada orang tua mereka masing-masing.

Luke pun menutup lokernya, saat ia berbalik ia dikejutkan dengan sepasang bibir yang sudah menempel di bibirnya. Luke yang begitu kaget pun tersentak, ia mencoba mendorong orang yang ada didepannya tetapi orang itu malah mendorong tubuh Luke ke arah loker.

Abi, batin Luke.

Ia pun segera mendorong tubuh Abi dengan sekuat tenaga, dan Abi pun terjatuh tepat didepannya. Dengan posisi terjatuh, gadis itu pun segera berdiri dan membersihkan kotoran yang menempel pada pakaiannya, sebelum ia mengeluarkan mulut besarnya pada Luke.

"Apa yang kau lakukan!? Mengapa kau mendorong ku!" yang bisa dilihat Luke saat ini adalah sepasang wajah merah yang sangat serasi dengan lipstick yang ia gunakan.

"Karena kau pantas mendapatkannya, atas apa semua yang kau lakukan pada Clary"

Abi terbelalak, matanya menatap tajam kearah Luke. Clary, nama itu selalu membuat dirinya marah.

"Clary? Kau membelanya sekarang? Yatuhan Luke, apa yang ia lakukan padamu? Apakah kau sudah menemukan Vodoo doll miliknya? yang ia simpan diatas lemari pakaiannya?"

"Jaga ucapan mu, Abi!" Ucap seseorang dari belakang, Abi pun segera membalikkan tubuhnya, senyuman miring terlukis diwajahnya.

"Well, well, well mari kita lihat siapa yang datang? para sahabat Clary, benar begitu?Tidak kusangka, Clary yang akan pergi meninggalkan kalian lebih baik mengucapkan selamat tinggal sekarang daripada terlambat bukan?"

Alli dan Ari menggerutkan kening mereka, apa yang sebenarnya Abi bicara? Batin mereka.

Tak lama tamparan keras melayang ke pipinya.

"Calum!?" Abi kaget melihat pria yang baru saja menamparnya. Calum belum pernah menampar wanita sebelumnya, dan kurasa ini yang membuat tersentak.

"Jaga ucapanmu! Dasar wanita jalang, kau tidak tau apa yang terjadi padanya jadi lebih baik kau diam!" Bentaknya pada Abi, tetapi ia membalasnya dengan senyuman miring.

"Oh? begitukah yang kau kira? Bahwa aku tidak tau yang terjadi padanya? Oh Cal, percayalah aku jauh lebih tahu" ucapnya sebelum berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Yatuhan, ia benar-benar wanita jalang, ingin ku cekek ia sampai otaknya keluar!" Sumpah Alli pada Abi, tetapi Calum tenggelam pada pikirannya sendiri.

'Sikapnya begitu aneh, mungkinkah ia? Aku harus mencari tau' batinnya berucap.

Bel sekolah pun mengantarkan Calum, kembali ke dunia nyata.

Saat dikelas, ia pun masih tenggelam pada pikirannya sendiri, 'aku harus memberitahu Cody' pikirnya. Ia pun sekarang dilanda perasaan tak sabar ingin pulang dan langsung memberitahu Cody, ia yakin Cody bisa membantu.

Sesampainya bel pulang, Luke, Michael dan Calum menaikki mobil Calum untuk pergi ke rumah sakit bersama.

Sesampainya mereka di kamar Clary, Cody sedang membaca sebuah buku dengan kedua kaki yang disila diatas sofa. 'Mungkin ia bosan, jadi ia membaca salah satu buku milik Clary' batin Calum.

"Dimana yang lain?" Tanya Calum begitu Cody menyadari keberaan mereka di ruangan.

"Aku tidak tau, mereka memberitahuku mereka akan keluar sebentar" balas Cody.

"Cod, bisakah aku berbicara padamu, sendiri?"

Cody menggerutkan keningnya, ia tau Calum ingin membericarakan hal serius padanya.

"Baiklah" ucapnya sembari beranjak dari sofa.

"Kalian tunggu disini, kami akan segera kembali" ucap Calum, lalu membawa Cody keluar.

"Apa yang kau ingin bicarakan?"

"Abi"

"Abi?"

"Ya, Abi"

"Ada apa dengannya?"

"Aku mencurigainya"

"Kenapa?"

"Sikapnya aneh, cara berbicaranya seperti ia benar-benar mengetahui keadaan Clary sekarang"

"Jadi maksudmu-"

"Ya, kita akan segera mencari tau"

The Secret || Luke Hemmings (Book 1) [On Editting]Where stories live. Discover now