Chapter 29 'Let her go? part 2'

1.6K 174 8
                                    

"Sometimes the best love is, to let go"

----- S e c r e t -----

Luke masih merenung di dalam mobilnya, ia berfikir.

Apakah ia benar-benar harus mengorbankan persaannya untuk Clary? Apakah ia harus membiarkannya pergi, bahagia, bersama orang yang bahkan bukan dirinya? Apakah ia sudah gagal dalam perjanjiannya bersama Michael? Apakah ini waktu yang tepat untuk mengucapkan selamat tinggal?

Lalu ia pun mulai menyalakan mesinnya dan mulai menjalankan mobilnya ke arah rumahnya, di teras rumahnya sudah ada 3 orang menunggu disana. Luke pun membuka pintu dan berjalan ke arah mereka.

"Kerja bagus kawan" kata Cody memuji Luke, tetapi Luke hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Ya. kau melakukannya dengan baik. Ngomong-ngomong sepertinya tadi di mobil Abi berbicara denganmu, apa yang ia katakan?" tanya Calum. Luke pun terdiam.

"Uhm kalian tau? kita mungkin lebih baik membicarakan hal ini didalam rumah" kata Michael dan mereka semua pun setuju.

Sesampainya mereka didalam, mereka segera duduk di sofa yang berada di ruang tamu, dan Luke pun menghembuskan nafas panjang, sebelum ia mulai angkat bicara.

"Apakah tau kan pepatah berkata 'Bila kau mencintai sesuatu, biarkan ia pergi, biarkan ia bahagia, walaupun itu tanpamu'?" ucap Luke sambil menatap lantai kayu rumahnya.

"Luke. Kenapa kau bicara begitu?" tanya Calum

"Aku berfikir. Mungkin aku harus membiarkan ia pergi, bersama orang lain." ucap Luke yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu tercengang. Luke mencintai Clary ia takkan mungkin melepaskannya begitu saja.

"Luke!? Apa yang kau bicarakan?" tanya Michael.

"Mike kau tau, aku gagal, aku telah gagal membahagiakannya. Dan mungkin setelah kita berhasil membangunkannya, aku kan mengucapkan selamat tinggal." ucap Luke.

"Ini bukan? Ini yang Abi bicarakan padamu di mobil? Luke kau tau ia hanya ingin mengecohmu! Ia mengingkan kau menjauhi Clary, agar kau bisa bersamanya kembali!!" ucap Michael dengan nada emosi.

"Tidak. ia tidak mengingkanku. Ia berkata sendiri padaku bahwa ia akan meninggalkanku, karena ia mencintaiku. Ia akan membiarkanku pergi dan bahagia bersama orang lain"

"Dan orang lain itu Clary, Luke" ucap Michael dengan nada yang lebih lembut.

"Tidak. Mungkin aku bahagia, tetapi bagaimana dengannya? aku hanya dapat membuatnya tersakti setiap ia berada didekatku. Dan aku ingin membuatnya bahagia, walaupun itu tanpaku" ucap Luke sekali lagi sebelum sebuah air mata jatuh menghantam lantai kayu itu.

"Luke" ucap Calum lirih. Ia takkan tega melihat sahabatnya seperti ini.

"Kalian tidak perlu berusaha menenangkanku, aku hanya perlu sendiri sekarang" lalu ia pergi ke lantai atas menuju kamarnya.

Terjadi kesunyian diantara mereka bertiga sebelum Calum memecahkan keheningan.

"Mike. Aku fikir kau harus berbicara padanya" Michael pun mengangguk dan berjalan menuju kamar Luke.

Disana ia melihat Luke sedang berada di atap rumahnya sedang menatap langit. Ia pun menyusulnya. Sesampainya diatas ia pun duduk tepat disebelah Luke.

"Apa yang sedang kau fikirkan, Luke?" Michael bertanya padanya. "Seorang gadis. Yang mungkin harus aku tinggalkan untuk kebahagiaannya" Luke yang masih menatap langit.

"Berhentilah berkata begitu. Kau terdengar seperti orang yang sedang putus asa"

"Mungkin. Aku memang seseorang yang sedang putus asa"

"Kau tau Luke? Aku sangat membencimu bila kau berkata 'Bila kau mencintai sesuatu, biarkan ia pergi' karena bila kau mencintai sesuatu, hatimu tidak akan membiarkannya pergi. Dan dengan mengatakan seperti itu, kau mungkin dengan bodohnya akan melakukan itu dan ia akan pergi. Mungkin ia akan kembali atau mungkin ia akan pergi untuk selamanya. Mengapa dengan bodohnya kau meresikokan itu Luke? kau menginginkan ia pergi darimu? tidak bukan. Jadi mungkin bila kau sungguh-sungguh mencintainya kau lebih baik selalu berada disampingnya dan jangan pernah membiarkan ia pergi. walaupun itu sulit untuk melihatnya menderita, tetapi pada akhirnya kau tidak akan menyesalinya" Michael berusaha meyakinkan sahabatnya agar ia membiarkan Clary begitu saja, ia tau Luke sangat mencintainya dan tau bahwa ia akan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia.

"Tetapi aku tidak dapat membuatnya bahagia Mike"

"Tidak. kau bukan 'tidak dapat membuatnya bahagia' tetapi kau 'belum dapat membuatnya bahagia' itu hal yang sangat berbeda Luke" ucap Michael

"Tetapi aku sudah gagal. Dan dalam perjanjian kita-" ucapan Luke terpotong oleh Michael.

"persetanan tentang perjanjian bodoh itu!! yang terpenting adalah perasaanmu, kawan"

Lalu terjadi keheningan yang cukup lama diantara mereka.

"Jadi. Kau akan melepaskannya begitu saja ke pelukan orang lain atau membuatnya agar jatuh ke dalam pelukanmu?" tanya Michael

"Aku tak tau Mike" ucap Luke

"Baiklah. Kawan dengar, aku tidak bisa memaksamu dan menyuruhmu untuk melakukan salah satu dari itu. Tetapi tolong fikirkan dulu ini dengan matang, dengan resikonya tentu saja. Aku tau kau akan melakukan yang terbaik" ucap Michael sambil menepuk pundak Luke, sebelum ia meninggalkan Luke sendiri disana bersama bintang-bintang yang menemaninya.

----- S e c r e t -----

Niall masih menunggu keberadaan Calum dan Cody. Mereka bilang mereka akan segera ke rumah sakit dan memberitahu Niall apa yang terjadi disana. Tak lama pun pintu kamar Clary terbuka dan terlihat kedua sosok orang yang sudah ia tunggu-tunggu.

"Akhirnya kalian datang, jadi bagaimana?" tanya Niall kepada mereka berdua

"Niall, dengar sepertinya benar seperti yang kita prediksikan, Abi adalah seorang Abdi dan karena saat beberapa hari lalu aku sempat melihat sebuah rune abdi pada leher bagian belakangnya dan saat di cafe tadi, ia memakai sebuah kalung yang bergambar rune-rune pemburu bayangan, dan saat Luke bertanya 'kalung apa itu?' iya hanya menjadi bahwa itu adalah kalung pemberian teman baiknya dan kalung itu akan menjaganya dari hal-hal yang tidak ia inginkan" jelas Calum

"Tentu saja" ucap sebuah suara dibelakang mereka. "Kalung itu menjaganya dari hal-hal yang tidak ia inginkan dan sudah jelas bahwa yang tidak ia inginkan adalah bahwa kita mengetahui rencana kecilnya bersama seseorang" ucap Magnus.

"Mengapa kau begitu yakin warlock?" tanya Niall, Magnus pun terkekeh.

"Niall aku bukan warlock amatir, jelas aku juga telah melacaknya. Dan ia sedang melakukan sebuah rencana kecil antar ia, Connor dan Benjamin untuk penderitaan mereka berdua"

"Mereka berdua?" tanya Niall

"Luke dan Clary"

"Aku tidak mengerti. Bukankah tujuan mereka hanya membuat Clary mati agar tidak ada yang dapat memilikinya, mengapa Luke juga ikut dalam masalah ini?"

"Mereka menggunakan Abi menjadi Abdi mereka karena mereka tau bahwa Abi juga ingin membalaskan dendamnya pada Luke dan bila rencana mereka berhasil Connor akan memberikan Luke pada Abi dan menyerahkan Clary kepadanya agar ia dapat membunuhnya. Mengerti?" jelas warlock itu.

"Jadi itu tujuannya?" tanya Calum

"Memang kenapa?" tanya Niall lagi

"Jadi begini tadi sebelum Abi keluar dari mobil ia sempat berbicara dengan Luke, ia berkata 'Bila kau mencintai sesuatu, biarkan ia pergi' sepertinya ia mencoba mengecohnya agar ia membiarkan Clary pergi. Yatuhan mengapa kita begitu bodoh" ucap Calum

"Kalian tidak bodoh. Kalian hanya dibuta" ucap warlock berjubah lebat itu sebelum pergi meninggalkan mereka semua di dalam kamar Clary.

________________________________

Hiyaaaa!!! 😊 heheee.. Makasih ya buat yang udah baca, ngevote sama yang udah tambahin story ini ke reading listnya aku gak percaya loh ini udah sampai 19k!! Makasih ya.. Heheee kalau ada yang perlu disampai kayak saran atau kritik gitu, bilang aja ya... karena aku masih amatir dan butuh kayak gitu.. Jangan lupa ngevote ya!! Hehee... ✌️

The Secret || Luke Hemmings (Book 1) [On Editting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang