Chapter 10

2.4K 181 7
                                    

*Clary POV*

Sudah dari 2 hari yang lalu luke bertingkah aneh, ia jadi lebih baik kepadaku, dan aku belum melihat michael sejak kejadian itu.

Sekarang disinilah aku didalam kamarku, duduk dibalkon dengan membaca novel kesayanganku dan ditemani secangkir teh hangat yang baru saja luke buatkan.

Tak lama aku merasa seseorang duduk disampingku, lalu merangkulkan lengannya di bahuku.

"Hai clary"

"Hai luke" ucapku tanpa mengalihkan mataku dari novelku.

"Apakah matamu tidak capek membaca novel setebal itu?"

"Sayangnya tidak, mataku malah menyukainya"

"Kau hari ini ada acara tidak?"

"Tidak memang kenapa?"

"Jalan-jalan yuk!"

"Kemana?"

"Sudah ayok!!"

Ia menarikku menjauh dari balkon, tapi aku tidak mau aku masih menikmati membaca novelku ini.

"Luke apa yang kau lakukan?"

Ia menarikku menuju kamarku

"Sekarang cepat ganti baju"

Aku memandangnya dengan tatapan aneh

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Kau ini mau membawaku kemana sih?"

"Baiklah, kita akan dinner di restaurant favoritku"

Aku mengerutkan alisku, ia baru saja mengajaku dinner bersama? Yang benar saja.

"Dengar clary, aku mengajakmu kesana karena aku mau memperbaiki segala kesalahanku dulu"

"Luke kau tau aku sudah memaafkanmu, kau tak perlu-"

"Sudahlah clar sekarang cepat ganti baju"

Ia mendorongku ke kamar mandi, dan menutup pintunya, aku mengendus kesal, lalu mengunci pintunya, dan mulai mandi.

Setelah mandi, aku melilitkan handuk di tubuhku, dan berjalan ke luar, pelan-pelan aku membuka pintu kamar mandi disana kosong tidak ada luke, aku menghembuskan nafas lega.

Pelan-pelan aku berjalan menuju pintu kamarku dan menguncinya, ya hanya pencegahan, lalu aku berjalan ke arah lemari pakaianku, aku memilih dress warna hitam, dan heels hitam. setelah memakai pakaiannya aku berjalan menuju meja riasku, aku hanya mengeringkan rambutku dan membiarkannya terurai, aku tidak pernah memakai make up jadi, disana tidak ada satupun makeup.

Setelah rapi, aku mengambil handphoneku dan headsetnya, aku memang tak bisa hidup tanpa mendengarkan musik ya jadi hampir setiap hari aku mendengarkannya.

Aku mulai berjalan kebawah pelan-pelan, aku mencari-cari luke tapi ia tak ada.

"Kau mencariku?" Ucapnya dari arah belakang.

"Astaga luke, kau bisa membuatku jantungan"

"Sudah siapkan? Ayo kita pergi" ucapnya menggandeng tanganku. Aku mengerutkan keningku.

"Apa lagi clary?"

Aku mengalihkan tatapanku ke arah baju yang ia kenakan.

"Oh ini? Iya aku memakai jas, kenapa?"
Tanyanya

"Ohh tidak apa-apa, hanya saja-"

"Aneh melihatku begini? Yang biasanya memakai skinny jeans dan baju nirvana ini bermertamorfosis menjadi lelaki gentlemen seperti ini?"

Aku memutar bola mataku, ya memang terkadang ia terlalu membanggakan dirinya.

"Apakah kau selalu seperti ini?"

"Seperti apa?"

"Membanggakan dirimu berlebihan?"

"Clary ini namanya bukan membanggakan diri, tapi ini fakta bukan?"

"Terserah kau saja lah" ucapku berjalan keluar ke arah mobil, aku ingin membuka pintu mobil tapi ada sebuah tangan yang mencegahku.

Lalu ia membukaan pintu mobil, untukku, aku hanya memutar bola mataku dan masuk kedalam mobil, apakah sekarang ia ingin menjadi gentlemen? Yang benar saja, seorang luke hemmings?

Luke menduduki jok mobil sebelahku, ia mulai menyalakan mobil dan menjalankannya.

Terjadi awkward silent antara kita, jadi aku memutuskan mengambil headsetku dan mencolokkannya ke handphone ku, aku memasang headset tersebut ke telingaku dan mulai menjadi lagu, aku memilih lagu S. bach-Cello Suite no.1-prelude, ya aku gadis yang menyukai lagu-lagu klasik, bahkan bisa dibilang semua lagu-laguku klasik semua, dan aku paling membenci musik punkrock atau sejenisnya, menurutku musik itu terlalu banyak melanggar aturan.

"Clary" ucap seseorang ia menggenggam tanganku, aku menoleh ke arahnya.

"Ya?" Ucapku sembari mematikan musikku dan melepaskan headset dari telinganku.

"Aku ingin berbicaramu" ucapnya, aku mulai takut biasanya kalau ia bilang begitu, akan ada sesuatu buruk yang menimpaku.

"Bicara apa?"

"Uh- apakah kau punya perasaan dengan michael?"

"Huh? Apa maksudmu luke?"

Ia menghela nafas

"Apakah kau menyukai michael? Apakah kau merasa nyaman saat bersamanya? Apakah kau mencintainya?"

Aku kaget mendengar pertanyaan luke, kenapa ia menanyakan hal itu? Pertanyaan macam apa itu?

"Pertanyaan macam apa itu?" Ucapku, nada ku meninggi.

"Jawab saja clar" ucapnya mencoba mencairkan suasana.

"KENAPA KAU INGIN TAU SEKALI SIH!? KAU SEHARUSNYA MEMBULLYKU BUKAN MALAH MENGAJAKKU DINNER BERSAMAMU!"

"Kenapa kau berteriak clar? Aku hanya bertanya"

"DIAM KAU!!"

Aku langsung membuka pintu mobil, diluar hujan tapi aku tak peduli, aku berlari keluar, luke ikut keluar dan berlari mengejarku, ia memanggil namaku tapi aku tak peduli, aku tetap berlari menjauhinya, hingga..

"CLARYYYYY!!!!"

BRAKKKKKK

Aku merasakan tubuhku tertabrak sesuatu yang besar dan keras, lalu aku terlempar tak tau kemana, badanku terasa sangat sakit, aku tak bisa menggerakkanya, semua terasa sulit, padanganku mulai kabur, tapi aku melihat wajah luke, wajahnya penuh kecemasaan.

"Clary kumohon bertahanlah, sebentar lagi ambulance datang, dan-"

Aku ingin mendengar lanjuttan kata-kata yang ia ucapkan, tetapi kegelapan telah menarikku ke sisinya.

The Secret || Luke Hemmings (Book 1) [On Editting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang