Chapter 35 'Wake up'

1.5K 128 3
                                    

"We live and breathe words..
It was books that made me feel
that perhaps i was not completely alone.
They could be honest with me, and i with them"
-Will Herondale (Clockwork Prince)

----- S e c r e t -----

Mereka sedang berjalan menjauhi institut Lightwood, Magnus sudah memberitahu para Saudara Hening bahwa jasad mereka akan segera dimakamkan. Langit masih gelap saat mereka keluar, karena tidak ada alat transportasi dan perjalanan mereka masih sangat jauh. Magnus pun menyarankan agar mereka melewati portal.

"Bagaimana kalau kita melewati portal, berhubungan dengan tidak ada alat transportasi pun disini dan jarak kita ke rumahku masih sangat jauh" Tawar Magnus, yang lain hanya menyetujuinya. Karena hanya itu saja yang dapat membantu mereka saat ini.

Saat Magnus dan Alex sedang membuat portal, Luke teringat sesuatu. Sesuatu yang menghantuinya sejak tadi.

"Magnus, dimana Clary? mengapa kau tidak bersamanya?" Calum yang mendengarnya mengerutkan keningnya, ia sama sekali tidak tau tentang hal ini. "Clary? kalian berhasil menemukannya?"

"Ya kami berhasil" Magnus baru selesai membuat portal di dinding institut Lightwood menghampiri mereka. "Tapi mengapa Clary tidak bersama kalian? dimana dia?" Calum kembali bertanya ia benar-benar penasaran soal ini.

"Baik dengar biar ku jelaskan dari saat pertama kami menemukan Clary. Jadi saat Will memberitahu kami untuk ke atas loteng dan kalian kebawah, kami melakukannya. Kami telah menaiki beribu-ribu anak tangga hanya untuk mencapai loteng tersebut bahkan kakiku-" Alex yang tak tahan dengan kelakuan Magnus segera memotongnya. "Tidak. Itu bukan cerita yang sebenarnya. Jadi saat itu kami baru saja 15 menit menaiki tangga menuju loteng, tetapi orang ini yang baru saja bilang bahwa ia menaiki beribu-ribu anak tangga ini mengeluh, dan akhirnya kami membuat portal yang mengarah ke depan pintu loteng lalu saat kami mencoba membukannya-" Kini giliran Magnus yang geram, ini seharusnya ceritanya bukan Alex.
"Bisakah kau diam? Aku yang harusnya menceritakan ini, bukan kau" Alex menyerah lalu memutar bola mata dan membiarkan Magnus melanjutkan ceritanya. "Lalu saat kami mencoba membuka pintu loteng, pintu itu terkunci. Alex pun tampak sudah menyerah karena kami tidak mempunyai kuncinya tetapi aku segera mengeluarkan segala kekuatanku untuk membuka pintu itu-" Lagi-lagi Alex memotong cerita Magnus, karena dalam ceritanya ia terlalu menggambarkan dirinya sebagai satu-satunya penyelamat. "Sebenarnya kau hanya menggambar rune, itu tidak memerlukan banyak kekuatan" Magnus geram melihat ke arahnya, kedua tangannya menyilang didepan dadanya. "Bisakah kau tidak memotong ceritaku?"

"Dengan senang hati aku tidak akan memotong cerita hebatmu itu kalau kau tidak melebih-lebihkan karaktermu dalam cerita itu" Magnus memutar bola matanya, seolah-olah bosan. "Itu bukan melebih-lebihkan, itu fakta" Alex baru saja ingin memperotes Magnus yang diberhentikan oleh Calum yang tak tahan dengan mereka berdua. Mereka sudah hidup beratus-ratus tahun tetapi kelakuan mereka tidak lebih dari anak berumur 10 tahun.

"Diamlah kalian, kami ingin mendengar cerita yang faktual. Tidak seperti ini, kalian bertingkah seperti anak kecil" Calum bertingkah seperti ibu yang memarahi anaknya karena tidak menuruti perintahnya. "Kami bukan anak kecil!!!" protes mereka berdua, Calum hanya memutar bola mata dan mulai berbicara. "Kalau begitu kenapa kalian tidak menceritakan yang sebagaimana benar-benar terjadi?" ancam Calum, mereka berdua pun kelihatan kalah.

"Baik-baik aku akan menceritakan sesuai keinginanmu. Jadi pintu itu benar-benar terkunci saat kami ingin memasukinya, dan aku hanya menggambarkan sebuah rune membuka. Lalu pintu itu terbuka dan didalam loteng ada seorang Clary yang sedang tertidur di atas kasur putih dengan gaun putih yang ia kenakan" Calum dan Cody benar-benar mendengarkan setiap kata-kata yang diucapkan Magnus. "Lalu karena aku berfikir ia tidak akan aman didalam institut itu, Alex menggambarkan sebuah portal yang langsung menembus belakang rumahku. Lalu aku memasuki portal itu dan sampai tepat dibelakang rumahku. Saat aku berjalan ke depan rumah untuk masuk, aku melihat Niall yang sedang terduduk di halaman rumahku, dan aku pun menghampirinya dan bertanya 'Apa yang kau lakukan disini?' lalu ia menjawab 'Aku berusaha mencari kalian kemana-mana, aku mencari kalian ke rumah sakit tetapi tidak ada, lalu aku mengunjungi rumah Luke dan Clary tetapi juga tidak ada, tidak mungkin aku pulang ke rumah orang tuaku karena mereka tidak tau aku disini. Akhirnya pilihan terakhirku kesini, ke rumahmu' dan ia langsung melihat ke arah gadis yang aku gendong dan berjalan ke arah kami dan bertanya 'Itu Clary?' tentu saja aku menjawab 'iya' lalu ia pun meminta izin ku untuk mengendongnya tetapi aku tolak, aku memintanya untuk membukakan pintu untuk ku, dan ia melakukannya aku meletakkan tubuh Clary di kamar tamu lantai dasarku, dan sebelum aku pergi kembali ke institut untuk melihat kalian, aku menitipkan Clary pada Niall jadi sekarang ia aman dirumahku, dengan kakaknya yang menjaganya" Magnus menjelaskan semua itu pada mereka. Lalu ia bertanya pada mereka. "Ada pertanyaan?" Tidak ada yang menjawab, tak ada satu pun suara. Magnus pun terlihat senang melihatnya. "Bagus karena aku sangat lelah dan sangat butuh istirahat sekarang. Kenapa kita tidak segera melewati portal itu masuk ke rumahku, kalian bisa melihat Clary dan aku bisa tidur dengan puas di kasurku yang empuk, bagaimana?" mereka semua pun menyetujuinya dan mulai melewati portal. Saat mereka memasuki portal hal yang sama selalu terjadi, seperti ada arus mendorong dan menarik mereka ke sisi lain, dan mereka tidak bisa melawan arus itu. Arus itu terlalu kuat, yang mereka harus lakukan hanya tetap diam dan menunggu kapan arus itu berhenti.

The Secret || Luke Hemmings (Book 1) [On Editting]Where stories live. Discover now