[R:PH] 34 - PERSOALAN KEMARIN

4.1K 182 211
                                    

Pencet vote nggak harus pake tutor, kok!

• • •

Mata Raga menutup sempurna, panik. Itu yang dirasakan Amanda sekarang, perempuan itu hendak berdiri untuk memanggil dokter.

Tapi pergerakannya terhenti, atensinya teralihkan pada tangan kekar yang tiba-tiba menggenggam lengannya lalu menarik dirinya. Manik mata Amanda menatap kelopak mata yang perlahan terbuka.

Dirinya yang berada di atas Raga dan dua pasang mata yang menatap satu sama lain, seakan membuat Amanda mabuk akan hal itu.

cup

Satu kecupan mendarat singkat pada bibir mungil Amanda. "Lo makin cantik."

Perlahan, senyuman di bibir Amanda mulai mengembang. Tapi dia sadar ternyata ia sedang dikerjai oleh Raga, perempuan itu lalu meremas bibir Raga.

Hingga sang empu merasa kesakitan. "Baru juga bangun, udah bikin gue emosi aja."

Raga terkekeh. "Kenapa lo makin cantik?"

Amanda mencebikkan bibirnya, perempuan itu menyilang kan tangannya dibawah dada. "Dih."

• • •

Setelah insiden tadi, kini Amanda sedang mengemasi barang Raga. Mereka bersiap untuk pulang.

Raga yang sedari tadi sibuk berkutik dengan game yang ada di handphonenya, membuat Amanda sedikit kesal. "Kenapa nggak nikah sama game aja?" sindir Amanda, yang dituju pun merasa.

"Nggak, enakan juga lo."

Amanda sontak mempelototkan mata.
"Sebenernya lo pas koma tuh ngapain aja sih."

"Mimpiin lo."

Amanda memutar bola matanya malas, perempuan itu mengambil kursi Roda dan mengarahkan nya kepada Raga agar suaminya duduk pada kursi roda tersebut.

Tapi Raga justru menarik tangan Amanda hingga istrinya itu duduk pada kursi roda yang telah disiapkan. "Gue tau lo capek."

"Tapi kan, lo yang sakit."

"Anggap aja diri lo lagi sakit."

Sorot mata tajam tak henti-hentinya Amanda layangkan kepada Raga. "Gila!"

• • •

"Pak, tolong berhenti di taman deket danau itu ya," ujar Raga kepada sopir taksi.

"Siap," jawab sang sopir taksi tersebut.

"Ngapain ke danau?"

"Udah ikut aja."

"Tapi lo masih sakit, Ga.."

"Gue nggak stroke, jadi masih bisa lah cuma jalan sebentar aja."

Amanda menghela napas, terkadang sesuatu itu perlu di iyakan saja.

Dua insan itu turun dari mobil dan berjalan dengan tangan yang saling menggenggam satu sama lain.

RAGA : PERFECT HUSBANDWhere stories live. Discover now