RAGA : PERFECT HUSBAND

[R:PH] 07 - TENTANG ALAN

JANGAN LUPA VOTE DULU, GRATIS

[07-Tentang Alan]

SELAMAT MEMBACA

****

"Amanda ... di rumah sendiri?"

Amanda kaget, ia menoleh mendapati Meta berada di sampingnya. "Loh, Bunda."

Amanda segera menyalami Meta. "Raga kemana?" tanya Meta.

"Kata nya sih main, Bun."

Meta hanya ber-oh-ria. "Hm kebiasaan itu anak."

"Ayo masuk, Bun, nggak enak kalo di depan rumah gini," ucap Amanda mempersilahkan Meta untuk masuk, wanita se-umuran Mama nya itu mengangguk.

"Maaf ya, Bunda ganggu kamu lagi nyapu."

"Nggak papa Bun, lagian cuma nyapu aja."

"Bentar Manda buatin minum ya," ucap Amanda. Setelah itu, ia melenggang pergi ke dapur untuk membuatkan minum sang mertua.

****

"Dari mana aja lo?" tanya Amanda sembari berkacak pinggang.

"Main, kemana lagi."

Raga memasuki rumah megah nya itu dengan bersenandung kecil. "Besok lo ada ulangan, kan? Belajar!"

Saat Raga duduk di sofa dan ketika Amanda mengatakan itu, dia lantas menoleh. "Tau lo? Dari mana? Atau ... jangan-jangan, lo itu udah mulai cari tau tentang gue ya? Lo suka ya sama gue?"

Amanda memutar bola mata nya malas. "Kepedean lo, siapa juga yang suka sama lo."

"Terus? Lo tau dari mana, hm?"

"Dari Zidan, kata dia, lo itu selalu dapet nilai nol."

"Dan gue nggak mau itu terjadi, gue nggak mau punya suami bodoh dan malem ini, lo harus belajar sama gue!"

"Nggak mau," tolak Raga.

Amanda yang sudah terlanjur kesal, ia duduk di samping Raga. "Lo nggak mikir apa? Gimana masa depan lo nanti--"

"Masa depan gue, kan, lo," tukas Raga membuat Amanda diam setelah nya.

Pandangan Raga beralih pada gelas yang ada di meja. "Habis buat apa lo? Buatin gue juga dong."

"Itu punya Bunda."

"Bunda? Kesini? Terus dimana sekarang?" tanya Raga celingak-celinguk.

"Pulang lah."

"Bunda nggak ngomong macem-macem 'kan sama lo?"

Amanda menggeleng. "Nggak, dia cuma bahas..."

"Apa?"

"Tentang Alan."

****

"Kenapa lo diem aja dari tadi? Sariawan?"

"Nih, kata nya mau belajar kan? Yaudah ayo," ucap Raga, cowok itu nampak sedang tidak mood. Membuat Amanda penasaran apa yang yang sedang Raga pikirkan sebenarnya.