[R:PH] 23- SECOND GAME

3.2K 201 86
                                    

Amanda duduk di samping  brankar tempat Raga tidur, gadis itu hanya menatap Raga dengan malas.

Satu tangan nya digunakan untuk menyangga kepala nya. "Lo bisa nggak tidur lagi aja?"

Raga menoleh. "Nggak," ucapnya dengan menggeleng.

Amanda hanya bisa menghela napas. Sebelum akhirnya suster masuk dengan membawakan sarapan pagi ini, Raga segera merubah posisi tidur nya menjadi duduk.

"Selamat pagi," sapa suster itu dengan ramah.

"Pagi," jawab Amanda dan Raga secara bersamaan.

Suster itupun menaruh semangkuk bubur beserta air putih untuk Raga dan menaruh nya pada bed table yang disediakan. "Silahkan sarapan dahulu, permisi."

Setelah suster tersebut keluar, Raga menatap Amanda dengan tangan yang mengulurkan semangkuk bubur tersebut.

"Apa? Mau disuapin?" Amanda mengangkat satu alisnya, Raga menanggapi dengan anggukan kepala dan senyum yang lebar hingga matanya menyipit.

"Dih, nggak mau, itu kan ada bed table nya kenapa nggak lo pake?"

"Nggak mau, mau nya disuapin sama istri," ucap Raga.

Amanda memutar bola matanya malas, terpaksa gadis itu menerima mangkuk yang ada di tangan Raga. "Istri istri, bau jigong kali."

"Ya berarti lo yang bau jigong, istri," ujar Raga membuat Amanda melotot kan matanya.

• • •

S

uasana kantin sangat ramai, banyak siswa-siswi yang keluar kelas untuk mengisi perut.

Pada meja yang di duduki Leon dan Moza, keduanya menikmati bakso dan mie ayam yang di pesan. Sebelum akhirnya, teriakan nyaring terdengar pada indra pendengaran mereka.

"WEHHHH MAKAN BERDUA!" seru Zidan membuat Moza tersedak.

"Lo kalo ngomong bisa nggak, nggak usah teriak-teriak?" tanya Leon beralih menatap Zidan dengan tatapan datar setelah ia mengulurkan tisu kepada Moza.

Gadis yang memakai kaca mata oval dan rambut kepang dua, berusaha biasa saja. Dia membenarkan posisi kaca mata nya.

"Ekhem, udah nggak papa kok, kak.." ucap Moza pada Leon.

"Tuh, nggak papa kak, sensian amat sih kak," ujar Zidan meledek. Laki-laki itu duduk di samping Leon dengan memegang pundak  sahabat nya itu.

"Nggak usah pegang-pegang," sinis Leon menepis tangan Zidan pada pundak nya.

"Sesian amat sih manis. Lo haid ya?"

"Hm."

"Udah kek Zi, gangguin mulu lo." Lerai Gilang.

"Eh Raga masih di rumah sakit kan?" tanya Dimas. Gilang dan Dion pun mengangguk, tandanya memberikan jawaban 'iya'.

"Gimana kalo kita jenguk lagi? Enak di rumah sakit sih gue, Raga kalo jajan kan nggak ngotak," ucap Zidan menaik-turunkan alisnya.

Gilang dan yang lain nya lagi-lagi dibuat menghela napas karena tingkah laku Zidan. "Oke nanti kita jenguk, tapi gue mau bikin brownis dulu, ya kali kita nggak bawa buah tangan samsek," ujar Dimas memberi saran.

RAGA : PERFECT HUSBANDWhere stories live. Discover now