[R:PH] 26 - ANCAMAN?

2.9K 207 38
                                    

pencet vote, ngga harus pake tutor kan?

----------------------------

Amanda terbangun dari tidur nya, gadis-- ah ralat, perempuan itu mengedipkan matanya beberapa kali, menatap langit-langit kamar sebelum pandangan nya perlahan menatap Raga yang tidur di samping nya dengan amat pulas.

Amanda menatap tubuh nya yang tertutup selimut, ia baru sadar. Selamam. . . "Raga!!!"

Laki-laki yang berada di samping nya itu pun terperanjat kaget, hingga ia bangun dari tidurnya dan langsung mengubah posisi menjadi duduk. "Apa sih?"

"Kenapa gue naked?" tanya Amanda.

Raga menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Semalem.."

"Ck, gimana sih lo. Nanti kalo yang lain tau gimana?" geram Amanda.

"Yaelah, lo semalem juga keenakan gitu."

"Keenakan gimana maksud lo?!"

Raga mendekatkan kepalanya pada telinga Amanda. "Yang semalem bilang, ah Raga lagih, siapa?" bisik Raga, membuat Amanda membelalakkan matanya.

Plak

Refleks Amanda menampar mulut Raga, membuat cowok itu meringis kesakitan. "Gila, kdrt lo," ujar Raga dengan memegangi mulut nya.

"Cepet mandi lo, bau tau."

"Kan habis bercin--" ucapan Raga terhenti, saat Amanda dengan cepat mencubit pinggang cowok itu.

"Cepet mandi, atau gue penggal pala lo?"

"Iya sayang," ujar Raga.

****

Teman-teman Raga yang berada di meja makan, untuk sarapan pagi pun. Mengalihkan pandangan saat Raga yang menuruni anak tangga dengan baju dan celana berwarna hitam, rambut basah tanda ia baru saja keramas.

"Siang amat bangun nya," ujar Zidan menyambut Raga yang menarik kursi pada meja makan itu kebelakang lalu diduduki nya.

"Kepo kaya dora," ucap Raga mendengus kesal. Entahlah, dia sedang sebal pagi ini.

"Manda mana?" tanya Riska, yang duduk di samping Dimas.

"Bentar lagi juga turun," jawab Raga dengan mengambil nasi dan lauk yang di sediakan bi Jumi, asisten rumah tangga yang ada di rumah Bunda nya, tapi. Karena Raga memberitahu kepada sang ibunda bahwa teman-teman nya akan menginap, membuat Meta dengan segera memerintahkan bi Jumi untuk datang ke rumah Raga.

"Bi, nanti buatin saya salad ya," ucap Raga kepada bi Jumi yang sedang mencuci piring pada wastafel dapur.

"Baik den," ucap bi Jumi dengan sopan.

Suara langkah kaki yang menuruni anak tangga, membuat semua atensi mata teralihkan. Mereka menatap Amanda yang masih mengenakan handuk yang membungkus rambutnya.

Perempuan itu duduk, di dekat Raga, sebelum akhirnya.. Zidan tertawa begitu nyaring membuat ia memberhentikan gerakannya yang mengambil piring.

"Stres lo?" tanya Riska menaikkan satu alisnya.

RAGA : PERFECT HUSBANDWhere stories live. Discover now