[58] Tidak Mengerti

2K 230 7
                                    

Sudah satu jam lebih pantat Ava tertempel di kursi. Tiga mangkuk es krim miliknya telah tandas. Sisa es krim vanilla milik Varrel yang sudah mencair dari tadi. Varrel tak kunjung datang dari izinnya ke toilet.

Ava mulai bosan.

Tidak. Sudah dari tadi sebenarnya dia bosan. Berkali-kali kepalanya memutar jengah. Varrel tidak bisa dihubungi karena ponselnya tertinggal di meja.

"Kok Varrel gak dateng-dateng ya?" tanya Ava pada Curut.

Tidak usah ditanya lagi, tentu boneka itu hanya membisu dengan mulut tersenyum.

"Apa dia ghosting gue?" Ava bertopang dagu seraya memiringkan kepalanya.

"Gak mungkin kan? Dia kan gak sejahat itu," Ava mencibir.

"Tapi udah se-jam loh! Apa dia pingsan di toilet?"

"Heh naudzubillah!"

"Apa gue nyari aja?"

"Dari pada kenapa-napa kan?"

Ava mengangguk-anggukkan bonekanya.

"Oke deh, gue cari dulu."

Saat Ava ingin beranjak, tepat saat itu Varrel datang dengan wajah pucat.

Ava tertegun. "Kamu kenap-"

"Ayo pulang." Hanya itu yang Varrel katakan sambil cekatan membereskan barang-barang di mejanya.

"Ketemu hantu di toilet?" Ava mencoba mengira-ngira.

Varrel tak menghiraukan. Dia mengulangi pernyataannya lagi setelah selesai berberes. "Ayo pulang!"

Ava sedikit bergidik menerima bentakan dari Varrel. Tapi dia berusaha mengendalikan diri. "Kok cepet banget sih pulangnya, ini juga baru jam empat. Es krim kamu giman-"

Varrel berdecak malas terpaksa menggenggam tangan Ava dan menariknya keluar toko.

Ava menunduk takut saat langkahnya dikuasai total oleh Varrel. Jantungnya berdebar cemas. Ada apa dengan Varrel? Padahal tadi baik-baik saja, kenapa datang-datang jadi beringas begini?

Tidak ada percakapan diantara langkah kaki mereka yang dipercepat hingga parkiran. Sebelum Varrel sempat menyemburnya dengan suruhan, Ava langsung naik ke jok penumpang, dan motor pun berjalan.

Sepanjang perjalanan pikiran Ava berkecamuk. Apa dirinya tadi ada salah berucap sampai membuat Varrel begini?

Tiba-tiba motor yang mereka kendarai oleng membuat lamunan Ava terpecah.

"VARREL! AWAAAS!"

Ciiiit...

Mendadak Varrel mengerem motornya ke pinggir. Jantungnya tersentak. Kalau Ava tidak teriak, peluangnya tertabrak truk sangat besar.

Napas Ava menderu dalam pelukan Varrel. Perlahan dia melonggarkan putaran tangannya di perut Varrel dan bernapas lega-Ternyata dirinya masih utuh.

"KAMU KENAPA SIH! UNTUNG AJA KITA GAK MATI KETABRAK TRUK! KALAU MATI?" Ava langsung menyemprot Varrel menggunakan bentakannya.

Firasatnya sudah tidak enak sejak Varrel mengendarai motornya dengan aneh. Kadang arahnya miring, kadang tak seirama dengan garis jalan.

Yang dibentak hanya menunduk, memijat pelipis. Mesin motor sudah dia matikan.

Ava menutup mulutnya merasa bersalah. Kata-kata tadi hanya refleks keluar dari mulutnya sebab panik.

"Maaf, aku gak bermaksud bentak kamu." Tunduk Ava lesu.

PelukWhere stories live. Discover now